XIV-Stellify

1.4K 170 10
                                    

Sial, sial, sial. Pembukaan ini diawali dengan Xerena yang mengumpat dalam hatinya. Jika ada Jerren atau salah satu anggota Daggerist lainnya, pasti ada Gevano. Walaupun sebenarnya dirinya ingin membantu, tidak baik jika tidak membantu. Andai Xerena tahu, bantuan apa yang diminta Jerren.

Dengan perlahan, Xerena menolehkan wajahnya kearah belakang dimana Jerren yang tengah membopong tubuh Gevano berjalan mendekat. Matanya melebar melihat Gevano yang terlihat sempoyongan dan berantakan seperti itu. Seperti orang mabuk.

"He-hei." Gevano secara tiba-tiba menyapa Xerena layaknya orang gila. Xerena menahan tawa melihat raut wajah Gevano sekarang. Tersenyum manis layaknya anak kecil, menampakkan eyesimlenya tanpa dosa.

"Begini, Gevano ing-."

"Aku ingin pulang bersamamu!" Mata Xerena membulat sempurna. Pulang bersama? Gevano ini gila atau sudah gila.

"Anak babi ini akan menggila jika permintaannya tidak dituruti." Jerren mendengus kesal tatkala tubuh Gevano yang kehilangan keseimbangan sehinga menyebabkan pemuda ini hampir jatuh. Untung saja Jerren bergerak cepat menangkap tubuh Gevano sehingga tidak jadi terjatuh.

Xerena hanya bisa mematungkan tubuhnya. Jika sudah seperti ini bagaimana ya caranya kabur? Mungkin memakai kekuatan invisible agar bisa lari dengan cepat seperti Kid Flash.

"Tidak apa-apa jika kau keberatan, aku akan menema-."

"DIAM KAU BUAYA UDARA!"

"BIARKAN AKU PULANG BERSAMANYA!" Tubuh Jerren dan Katharine terlonjak ketika Gevano terlihat kesal. Wajahnya sudah memerah dan raut wajahnya menajam. Baik Jerren maupun Xerena meneguk ludahnya pelan.

Sebenarnya Jerren tidak akan tega meninggalkan Gevano dengan Katharine sendirian. Gila, Gevano ini sedang mabuk dan tidak mungkin dirinya meninggalkan Gevano seorang diri dengan Xerena.

"ANJING DIAM AKU TIDAK AK-."

"Tidak apa-apa." Jerren melototkan matanya kearah Katharine sementara Gevano tertawa layaknya yang orang gila, merasa puas mendengar jawaban Xerena.

"KAMU-."

"DIAM BRENGSEK!" Gevano pun berjalan sempoyongan dan merangkul pundak kiri Xerena. Xerena hampir saja terjatuh karena tertimpuk beban berat badan Gevano.

Jerren hanya bisa mematung, mihat adegan tidak lulus sensor didepannya ini. Bukankah mereka ini bermusuhan? Mengapa jadi menempel seperti roti dan mentega? Ketika Jerren ingin membuka mulutnya, Xerena langsung menyuruhnya diam dengan kode tatapannya.

"Tidak apa-apa, biarkan aku mengurusnya, kau jangan khawatir."

'Agar aku memiliki bahan untuk mengalahkannya.'

"But-."

"Iya, aku tahu."

"Tenang saja, aku bisa menjaga diri." Jerren terlihat ragu sejenak.

"Yo-you've hea-rd that idiot?"

"Aku ikut bersamanya." Gevano semakin mengeratkan rangkulannya pada pundak Xerena sehingga tubuh sampingnya menempel pada tubuh Gevano.

'Benar-benar menggelikan, kalau saja ini bukan karena game bodoh itu.' Xerena membatin dengan kesal. Dirinya dapat mencium aroma alkohol dari nafas Gevano. Ini sangat menggangu.

"Ehehehe." Entah mengapa, Gevano tiba-tiba tertawa seperti anak kecil, membuat Xerena dan Jerren menatapnya dengan heran. Menampakkan kedua eyesmilenya yang menggemaskan. Mungkin dirinya tertawa karena merasa senang. Memangnya sejak kapan tertawa itu untuk orang yang merasa sedih?

[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang