XIX-Serein

1.4K 174 13
                                    

Lagi-lagi paginya masih saja seribut gerimis, kapan lagi paginya akan setenang tsunami sih? Xerena menghela nafas berat seraya duduk dengan kasar di kursinya. Kepalanya terasa ingin pecah. Dirinya tidak memiliki tempat untuk bercerita tentang masalah ini. Percuma, dirinya tidak akan selamat dari cekikan Gevano.

"Apa kau baik-baik saja?" Xerena mengalihkan wajahnya kearah lain, tidak berani menatap wajah Winona yang terlihat serius sekarang.

"Kau terlihat pucat." Noelene juga ikut angkat bicara.

"Tunggu sebentar mari kita mengesampingkan hal itu, ada hal lain yang lebih penting ingin kutanyakan padamu." Kini Gardenia yang awalnya bersantai, dirinya mulai menegakkan posisi tubuhnya.

Melirik kearah Gevano yang sibuk berdiskusi strategi perang bola basket di ujung kelas bersama squadnya. Menunjuk kearah Gevano dengan dagunya seraya menatap Xerena.

"Apa benar selama ini kalian benar-benar memiliki perasaan satu sama lain?" Kini Xerena menundukkan wajahnya, tidak tahu ingin menjawab apa.

"Maaf bukan bermaksud apa-apa, hanya saja kau terlihat berbeda semenjak bersama dengannya." Gardenia menatap Xerena dengan serius.

"Aku tidak apa-apa sungguh." Xerena mencicit. Gardenia menghela nafasnya pelan, dirinya menutup kedua matanya dengan tangan kananya seraya menunjuk Winona dengan tangan kirinya, menyuruh Winona untuk angkat bicara.

"Xerena begini, kita tidak melarang kamu memiliki hubungan dengan Gevano." Winona menghela nafas berat sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Kita tidak bego, kita tahu Tyrant King sialan itu seperti apa."

"Apakah dia benar-benar peduli padamu?" Sial, Gevano tidak pernah peduli pada dirinya ini.

"Maksud kami, jika kamu memang tidak kuat sebaiknya kamu akhiri saja hubungan tidak sehat ini." Xerena terdiam sejenak.

"Tidak." Mata ketiga temannya itu membulat sempurna ketika mendengar jawaban Xerena. Tidak, dirinya tidak bisa.

"Maafkan aku, tapi aku dan Gevano benar-benar memiliki perasaan satu sama lain."

"Ini memang terdengar konyol, tenang saja, aku hanya kelelahan karena terlalu banyak menonton marathon film sepanjang malam." Xerena tersenyum lembut menatap ketiga temannya, berusaha meyakinkan mereka.

'Kalaupun meminta putus itu sudah dari lama, akan tetapi entah mengapa aku sudah tidak bisa lepas dari dirinya itu.'

Baik Noelene, Winona maupun Gardenia pun saling melirikkan matanya, berbicara antar mata. Pada akhirnya, Winona menghela nafasnya dengan berat hati. Ini keinginan Xerena, baik dirinya maupun Noelene dan Gardenia tidak berhak melarang haknya untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka hanya bisa memperingati saja, tidak lebih.

"Kalau kamu disakiti atau diperlakukan buruk oleh Gevano, kita akan selalu ada dan selalu siap mendukungmu." Xerena mencerahkan raut wajahnya.

"Terimakasih."

•○•

"Kau tidak pulang?" Xerena hanya menggeleng pulang sebagai jawaban atas pertanyaan Winona.

"Aku pulang bersama Gevano." Winona mengangguk sebagai jawaban mengerti.

"Menemaninya latihan basket?"

[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang