XI-Phosphenes

1.4K 161 4
                                    

Dapat kita raba dengan hidung kita, bahwa Xerena dan Gevano sudah menyiapkan selembar kertas ijiran dan satu pensil di tangan mereka masing-masing. Walaupun tangan kanannya masih sakit, Xerena tidak boleh menyerah. Dirinya pun nekat menggunakan tangan kirinya. Gevano terkekeh melihat hal itu, merasa geli dengan tingkah lucu gadis disebelahnya ini.

'Kenapa jadi memuji anak sialan ini lucu?' Gevano menggeleng kepalanya dengan cepat, berusaha menghilangkan pemikirannya itu. Definisi dari 'don't book cover by it's judge'. Atau bisa juga 'don't cover judge by the book'. Buk gedebuk.

"Kenapa tertawa?" Bisik Xerena dengan tajam. Gevano mengeraskan rahangnya dan menatap Katharine tak kalah tajam juga.

"Karena kau terlihat seperti bab-ANJING!" Gevano berteriak kecil ketika merasakan kaki kirinya terinjak dengan keras oleh Xerena.

"Kau lebih terlihat seperti idiot." Balas Xerena menusuk telinga Gevano.

"Sebuah granat cintaku padamu yang diam-diam meledak-."

"Granat bisa diam-diam meledak ya Mister?"

"Bukannya granat kalau meledak jadi ramai satu kampung?" Dengan pintarnya, Harrison bertanya.

"Kamu ini merusak lawakan Mister saja!"

"Kay lanjut, dan pecah menjadi 2 bagian yang bergerak dalam arah berlawanan."

"Perbandingan massa kedua bagian itu adalah m1 : m2 = 2 : 3, bila energi yang dibebaskan adalah 5 × 105 joule, maka perbandingan energi kinetik pecahan granat cinta kedua dan pecahan pertama adalah?"

"Hah gimana-gimana?" Samuelson berbisik dengan pelan, menatap Jerren yang tak lain adalah teman sebangkunya. Memasang wajah tidak peduli.

"Tidak tahu dan tidak peduli." Jerren dengan santai menjawab tanpa ada rasa dosa sepersen pun.

"Memangnya ada soal fisika seperti itu ya?" Noelene berbisik pada Winona yang sibuk menghitung diatas selembar kertas, berusaha mencari hasil dari soal tersebut.

"Entahlah, mungkin Mister Leonel menemukan bahan lawakan baru." Winona menjawab seadanya.

Sementara di bangku paling belakang disudut kelas terlihat dua manusia yang sedang menghitung dengan sengit. Mereka menghitung dengan cepat layaknya seekor robot. Raut wajah Xerena terlihat cerah menatap kertas ijirannya yang sudah menemukan jawabannya. Ketika hendak mengangkat tangan kanannya yang berbalut perban tersebut, Gevano dengan cepat menahan tangan kanan tersebut sehingga tangan tersebut jatuh tertahan dipermukaan meja. Katharine berusaha memberontak agar dirinya bisa mengangkat tangan dan bisa menjawab.

"Saya Mister!"

"Iya silahkan Gevano." Mr. Leonel menunjukkan tangannya kearah Gevano. Mempersilahkan pemuda itu untuk menjawab.

"Jawabannya adalah 3:2." Gevano tersenyum bangga menatap Xerena yang terlihat kesal. Xerena langsung menarik tangan kanannya dengan kasar setelah dirasa rengkuhan tangan Gevano lengah. Mengelus pelan tangan kanannya. Terasa sedikit sakit karena aksi Gevano tadi. Benar-benar pemuda di sampingnya ini adalah seorang sialan.

"Benar, 1 point untuk Gevano." Xerena menatapnya jijik.

"You heard that?"

"Another point for me." Xerena memukul keras pundak Gevano dengan keras.

Gevano:3

Xerena:2

"Baik soal berikutnya, sebuah benda massanya-."

"Benda apa Mister?" Harrison dengan jahil bertanya kembali. Cengar-cengir melihat mata Mr. Leonel yang melototinya.

[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang