XVIII-Dracontine

1.6K 170 11
                                    

Satu langkah lagi menuju kedalam kelas. Langkah kaki mereka berdua berhenti tatkala mendengar seseorang memanggil nama gadis itu.

"Xerena!" Yang dipanggil sih memang jelas-jelas namanya Xerena, akan tetapi entah mengapa Gevano ikut-ikutan menoleh ke arah asal suara tersebut. Rahangnya mengeras dan matanya berubah menjadi tajam, tidak suka atas kehadiran mahkluk ini sementara mahkluk yang berwujud manusia tersebut tidak mempedulikan Gevano yang sedang menyusun rencana untuk membunuhnya diam-diam.

"Ada apa Yericko?" Xerena menatap Yericko dengan polos. Yericko menyodorkan jas hujan berwarna kuning dan sebuah botol plastik berwarna hitam, tersenyum manis pada Xerena.

"Ini, terimakasih karena meminjamkannya padaku." dengan lembut Yericko menyerahkan kedua benda tersebut ke tangan Xerena.

"Maafkan aku karena baru bisa mengembalikannya, beberapa hari ini aku ada diluar kota." Yericko menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Xerena hanya tersenyum kecil, mengangguk sebagai balasan mengerti pada perkataan Yericko.

SYUTTT!

Xerena menghela nafasnya kesal. Nafasnya saja kesal apalagi raut wajahnya. Dirinya sekarang berada di rengkuhan lengan Gevano, mendekapnya dengan posesif. Xerena berusaha memberontak kecil, merasa tidak enak dengan Yericko yang menatapnya dengan aneh.

"Fuck off." Xerena menolehkan wajahnya pelan kearah atas dimana wajah Gevano berada. Tatapan mata Gevano menajam dan rahangnya mengeras merasa tidak suka dengan kehadiran Yericko disini. Sedikit terkejut melihat balasan Yericko.

Selama ini, Xerena memang mengenal Yericko sebagai anak yang pendiam, murah senyum, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Namun apa yang dilihatnya sekarang mungkin sisi Yericko yang berbeda.

"Ck, kau ingin mencari masalah denganku?" Tatapan Yericko mengisyaratkan ejekan. Memasang gestur menantang pada Gevano. Xerena melototkan matanya. Bagaimana bisa Yericko berani menantang Gevano seperti ini?

"Stay away." Gevano menjawab dengan lebih dingin seperti gunung berapi. Yericko tersenyum miring.

"Kenapa?"

"Oh, kekasihnya ya?" Yericko menunjuk Xerena dengan tatapan meremehkan.

"Aku merasa kasihan padamu Xerena, karena menjalin hubungan dengan bajingan ini."

'Aku juga kasihan pada diriku sendiri bodoh!' Umpat Xerena dalam hati. Dirinya hanya bisa mematung di dekapan Gevano.

Xerena terkaget-kaget ketika Yericko bergerak maju berjalan menuju kearahnya. Mengulurkan tangan kanannya dan menyentuh lembut pucuk kepala Xerena. Tangan Gevano mengepal, siap untuk membuka serangan awal.

"YOU BASTARD!"

DUAK!

"KAU INGIN MENCARI GARA-GARA DENGAN DIRIKU?"

BUAGH!

"DON'T YOU DARE TOUCH HER AGAIN!"

BUGH!

"SON OF A BITCH!"

DUK!

Xerena hanya diam terpaku, tidak tahu harus berbuat apa. Perkelahian Yericko dan Gevano tentu saja menarik semua perhatian para siswa-siswi baik yang lewat maupun yang ada di dalam kelas semuanya berbondong-bondong melihat aksi tawuran pagi ini.

"Ada ap-?" Winona terlihat terkejut melihat aksi kekerasan didepannya ini diikuti dengan Gardenia dan Noelene yang baru saja keluar dari dalam kelas karena mendengar suara keributan.

"Bagus, kelompok tikus jalanan lainnya datang." Gardenia terlihat melingkarkan lengannya dipundak Xerena.

"Tikus jalanan lainnya?" Xerena bertanya dengan berbisik. Gardenia menunjuk Yericko dengan dagunya sebagai jawaban.

[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang