XV-Stupidfy

1.5K 172 5
                                    

Xerena meneguk ludahnya dengan susah payah. Dirinya sekarang sedang terapit dengan tubuh Gevano didepannya dan pintu dibelakang punggungnya. Memikirkan, lebih baik lelaki di depannya ini ditonjok atau ditendang enaknya?

Tubuh Xerena membeku seketika tatkala Gevano mendekatkan wajahnya kewajah Xerena. Xerena dapat merasakan nafas beraroma alkohol dari Gevano. Kakinya sedikit mengangkat, siap-siap menendang orang gila di depannya ini. Jantungnya berdegup kencang entah mengapa ketika merasa jarak antara dirinya dan Gevano semakin dekat.

"Ambilkan aku baju gantiku." PUK! Xerena memasang wajah jengkelnya tatkala kepala Gevano oleng kearah samping kanannya dan mendarat keras di pundaknya.

'Anak sialan, sudah membuat anak orang jantungan ujung-ujungnya membagongkan.' Batinnya menjerit jengkel.

"ENAK SAJA!" Xerena mendorong kasar tubuh Gevano. Merasa tidak terima karena diperintah terus- menerus.

"AMBILKANNNN!" Gevano membentak Xerena kembali. Wajahnya bertanbah memerah, menahan amarah jika gadis didepannya ini tidak menuruti dirinya.

"KAU KAN PUNYA KAKI DAN TANGAN SENDIRI!" Xerena membalas bentakan Gevano tak kalah kasar.

"MALAS!" Gevano dengan sompoyongan berjalan kearah sofa hitamnya dan berakhir duduk disana dengan gaya terjatuh. Tubuhnya terduduk sedikit merosot dari sofa tersebut. Menutup kedua matanya dengan lengannya, merasa sangat frustrasi.

"Ambilkan!" Lengannya satunya yang bebas itu menunjuk kearah sampingnya.

Mata Xerena memanas melihat apa yang ditunjuk jari telunjuk Gevano tersebut. Semalas itu kah lelaki ini sampai-sampai dirinya tidak bisa mengambil baju yang berupa kaus yang tergulung tidak teratur tepat berada disampingnya itu.

Bahkan jarak dirinya dan kaus itu tidak sampai 20 cm. Memang gila Gevano mabuk Leeverton ini. Mendecak kesal, Xerena berjalan seraya menghentak-hentakkan kakinya kesal dan mengambil kaus hitam polos tersebut. Menaruh paperbagnya dilantai dan berjalan kearah depan tubuh Gevano.

PUK!

Xerena dengan kasar meninju wajah Gevano dengan gulungan kaus tersebut dan mengusap-usapnya kasar di wajah tampan pemuda itu. Dirinya sudah tidak tahan dan merasa kesal dengan lelaki yang gila karena mabuk berat ini.

"MPPPHHHHHH HPPPMMMMHHH!" Xerena semakin menekan dan mengusap-usap kaus tersebut diwajah Gevano, tidak membiarkan Gevano bernafas maupun berbicara.

"Rasakan itu." Setelah puas, dirinya melempar kaus tersebut tepat di depan wajah kesal Gevano.

Tubuh Xerena menegang seketika. Bagaimana tidak? Gevano secara tiba-tiba membuka-bukan tapi merobek bajunya sehingga tubuh bagian atasnya terbuka luas didepan mata Xerena.

Kedua matanya hampir keluar dari tempatnya melihat otot tubuh Gevano yang terbentuk dengan sempurna tanpa ada titik burik sama sekali. Gevano terlihat seperti seorang dewa kematian yang menjemput nyawa Xerena sekarang.

"APA KAU BODOH?" Xerena dengan cepat menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.

"AK-APA APAAN SIH?"

"PAN-NAS UGH!" Gevano dengan polosnya bukannya cepat-cepat memakai kausnya. Dirinya malah duduk bersantai kembali tanpa memakai apapun pada bagian tubuh atasnya itu. Xerena dengan kasar merebut kaus yang hanya Gevano genggam tersebut dan memakaikannya secara kasar pada lelaki tersebut, tidak tahan dengan pamandangan penuh dosa di depannya ini.

"CEFFFFAT PAKAI!" Xerena dengan kasar menarik-narik kaus tersebut sehingga berhasil masuk dan menutupi tubuh bagian atas Gevano. Akhirnya dirinya dapat bernafas lega, pemandangan bersoda tersebut sudah hilang dari kedua matanya.

[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang