Suara gemerincing bel yang dipasang di pintu masuk sebuah kafe di daerah Cheongdam-dong berbunyi nyaring ketika seorang pria jangkung mendorong pintu itu dari luar. Pria jangkung dengan jaket denim yang menutupi kaos polos yang dipakainya bersama dengan sebuah topi baseball dan masker hitam yang menutupi wajahnya terlihat berjalan memasuki kafe yang sepi pengunjung. Hanya ada beberapa orang disana. Dua orang pengunjung dan tiga orang pegawainya. Mungkin karena sudah nyaris tengah malam, sehingga tak banyak pengunjung di kafe tersebut.
Tanpa mencoba mengamati desain interior kafe yang terlihat vintage dengan gaya Eropa lama, pria jangkung itu mendapati seseorang yang ia cari diantara kursi-kursi kafe yang kosong.
Orang itu duduk di sudut kafe seorang diri. Memakai kaos lengan panjang, rambut yang dicepol, celana jins pendek selutut dan masker yang menutupi wajahnya. Duduk menikmati segelas lemonade dingin.
Pria itu kemudian berjalan mendekati gadis yang telah menunggunya selama lima belas menit itu.
"Yooj," panggilnya nyaris berbisik begitu ia berada dekat dengan gadis yang segera menoleh saat menyadari seseorang mendekatinya.
Gadis itu, Yoojung membuka maskernya dan tersenyum menyambut pria yang tak lain adalah Hyoseop.
Saat menerima pesan dari Yoojung dua jam yang lalu, Hyoseop tak menyangka akan menemukan gadis itu menunggunya di kafe seperti saat ini.
Bisa ketemu?
Begitu pesan yang dikirim Yoojung tadi. Saat ia telah menyelesaikan beberapa jadwalnya hari itu, ia kira ia akan pulang ke apartemennya dan berisitirahat. Tetapi notifikasi di ponselnya membuat Hyoseop segera meminta manajernya mengantarkan ke daerah Cheongdam-dong alih-alih ke apartemen pribadinya.
"Bukannya kamu bilang ada acara sama teman-teman?" Tanya Hyoseop setelah membuka masker dan duduk di hadapan Yoojung, merasa sedikit heran karena jelas-jelas tadi sore gadis itu menolak bertemu karena ada janji.
"Udah kok. Aku barusan ketemu sama mereka," Yoojung tersenyum. "Eh ya, maaf ya aku malah ngajak ketemu jam segini,"
"Gak kok, gak apa-apa."
"Sudah pesan minum?" Tanya Yoojung memperhatikan wajah Hyoseop yang tampak kepayahan. Seolah pemuda itu baru saja berlari menuju kesini.
"Eh iya, lupa" Hyoseop gelagapan. Ia tadi langsung menghampiri Yoojung tanpa sempat kepikiran untuk berhenti di counter dan memesan minuman. "Bentar, aku pesan dulu kalo gitu,"
Hyoseop berdiri lalu berjalan menuju counter untuk memesan minuman. Tujuh menit kemudian ia sudah duduk kembali di hadapan Yoojung sambil membawa segelas Americano dingin.
"Jadi..." Hyoseop mencoba memulai percakapan. Karena sejujurnya ia sendiri penasaran dengan alasan Yoojung yang mendadak mengajak bertemu berdua.
Yoojung tak langsung bicara. Ia tersenyum pada Hyoseop dan memasang wajah serius.
"Aku cuma khawatir," katanya setelah jeda beberapa detik.
Hyoseop diam menanti Yoojung mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Soal pembahasan di DC dan komentar publik tentang drama kita,"
Yoojung menatap mata Hyoseop lurus, seolah tengah menebak reaksi pemuda itu.
"Ah, tentang itu," Hyoseop mengerti arah pembicaraan mereka.
"Kamu udah baca?"
Hyoseop mengangguk lalu tersenyum getir.
Hyoseop melihat ada kekhawatiran di sorot mata Yoojung saat menatapnya. Gadis itu langsung memajukan tubuhnya hingga menempel di pinggir meja. Tanpa diduga oleh Hyoseop, Yoojung kemudian meraih tangannya dan menggenggam tangan Hyoseop sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Lovers of The Red Sky" - behind story
FanfictionKim Yoojung dan Ahn Hyoseop dipertemukan untuk kedua kalinya dalam drama Lovers of the Red sky. Kim Yoojung yang ceria dan ramah bertemu dengan Ahn Hyoseop yg pendiam dan pemalu. Situasi yang awalnya canggung dan kikuk perlahan menjadi bersahabat da...