Keesokan harinya Blair dan yang lain pergi ke Hogs Head, mengenakan baju tebal karena tadi malam turun salju. Membuat jalanan tertutup oleh salju yang dingin. Sesampainya disana, beberapa orang dari berbagai asrama yang telah dikumpulkan oleh Hermione bersama dengan Blair.
"Jadi kalian semua tahu mengapa kami disini. Kita membutuhkan seorang guru dalam mempertahankan dari Ilmu Hitam." Ucap Hermione sambil berdiri didepan.
"Kenapa?" Tanya seseorang.
"Kenapa? Karena you know who sudah kembali bodoh." Jawab Ron dengan sarkas.
"Itu katanya, Dumbledore mengatakannya karena Harry mengatakannya. Intinya mana buktinya?"
Tak hanya orang itu. Beberapa murid yang lain juga sepertinya belum mempercayai Harry. "Ceritakan pada kami bagaimana Cedric Diggory terbunuh."
Harry nampak tidak nyaman dengan pertanyaan itu. "Aku tidak akan menceritakan Cedric, kalau itu niat kalian, pergilah." Jawabnya sambil berdiri.
"Blair, ayo pergi. Mereka menganggapku aneh." Lanjut Harry sambil menggenggam tangan Blair. Namun gadis itu menahannya.
"Apa benar kau bisa menggunakan Patronus?" Seluruh ruangan tiba tiba menatap gadis berambut pirang bermata biru, bernama Luna.
Harry mengangguk pelan. "Ya, aku diajari oleh Prof. Lupin. Blair juga bisa menggunakannya, bahkan ia tidak pernah berlatih sebelumnya." Harry menatap Blair.
"Bahkan Harry dan Blair membunuh Basilisk dengan pedang Gryffindor pada tahun kedua." Neville membuka suaranya.
"Tahun ketiga Blair melawan seratus Dementor sekaligus." Ucap Ron dengan semangat.
"Kalau Blair percaya dengan Harry, mengapa kalian tidak bisa?" Lanjutnya.
Harry mulai meyakinkan semua orang yang berada di ruangan. "Menghadapi ini di dunia nyata tidak seperti di sekolah. Kalian tidak tahu rasanya melihat teman kalian dibunuh didepan matamu."
Sesaat tidak ada yang berbicara, semua termenung. Kemudian semua orang membentuk barisan untuk mendaftar di Laskar Dumbledore, untuk melawan you know who. Sebagian dari orang disana mengikuti laskar itu.
Awalnya mereka bingung ingin berlatih dimana. Dan berterima kasihlah pada Neville, yang menemukan Ruang kebutuhan. Kemudian mereka menggunakan ruangan itu untuk berlatih sihir. Saat pergi ke ruang kebutuhan mereka juga berhati hati, agar tidak ketahuan oleh murid lain.
_____________________________
Beberapa bulan terlewati begitu saja, para anggota laskar kini sudah bisa melakukan pertahanan terhadap ilmu hitam. Setelah liburan natal, keempat sahabat itu mendengar kabar bahwa Hagrid sudah kembali dari cutinya. Kemudian mereka dengan buru buru pergi menuju Gubuk Hagrid. Ternyata orang itu bertemu dengan para raksasa, Dumbledore ingin meminta mereka untuk bergabung melawan Vlodemort, namun ternyata para Death Eater juga mencoba merekrut mereka.
Perasaan Blair semakin tidak enak saat mengetahui bahwa beberapa tahanan Azkaban melarikan diri. Blair sudah benar benar tidak aman di dunia ini, namun ia tidak bisa kembali ke dunianya. Jadi yang bisa dia lakukan hanyalah memperkuat dirinya, agar bisa bertahan diri. Untuk menghibur dirinya, ia kini berada di Danau Hitam, bermain dengan patronusnya sendiri yang berbentuk naga Light Fury betina.
"Jadi patronusmu adalah naga?" Blair menoleh ke sumber suara. Ia menghela nafasnya saat mengetahui itu adalah Draco, bukan Umbrige atau pun Mr. Filch.
"Ya, tapi saat di tahun ke tiga ia lebih besar dari ini." Blair tersenyum saat patronusnya terbang kesana kemari.
"Saat tahun ke tiga, kau berterima kasih padaku karena membantumu membuat patronusmu, maksudmu apa? Aku tidak paham." Tanya Draco sambil duduk disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘
FanficKalopsia; The delusion of things being more beautiful than reality Blair Hargreeves merupakan anak bungsu dari keluarga Hargreeves. Ketika dirinya melewati sebuah pintu yang usang, tiba tiba ia bisa sampai ke Hogwarts. Dia mengira bahwa ini adalah...