Farewell

147 16 3
                                    

Hari hari berlalu dengan cepat, dan kini adalah waktunya untuk misi ke tiga untuk pertandingan Triwizard. Sebelum duduk di bangku penonton, sahabat Harry datang untuk menyemangatinya.

"Semangat Harry." Kata Ron dengan senyuman. 

Lalu Hermione memeluk Harry dengan mendadak. "Semoga kau selamat! Aku tak peduli kalau kau kalah Harry." Harry hanya tertawa dan membalas pelukannya.

Blair memeluk Harry dengan sangat erat, sampai Harry tercekik. "Hey Blair kau tidak berencana untuk membunuhku kan?" Nafas Harry sampai menyempit untuk sesaat.

Kemudian gadis itu melepaskan pelukannya. "Aku punya firasat buruk, mari pulang saja." Kata Blair dengan khawatir.

"I have to do this Blair, i'll make you proud." Jawab Harry untuk menenangkan Blair. Sesaat kemudian Dumbledore mengumpulkan para peserta dan menyampaikan beberapa patah kata. Lalu Hermione menyeret Blair dari Harry dan ke bangku penonton.

Lagi lagi tanpa aba aba meriam sudah ditembakkan. Itu berarti pertandingan dimulai, suara riuh penonton semakin terdengar. Mereka menyemangati para pejuang malam ini. Tak lama kemudian Cedric masuk ke dalam labirin lebih dahulu, disusul Harry, Krum dan Fleur.

.

.

.

"Hermione kenapa Harry belum keluar?" Tanya Blair dengan panik.

"Tenang Blair, pasti sebentar lagi." Jawab Hermione sambil mengelus pundak Blair.

Sudah sekitar dua jam sejak Fleur masuk ke dalam labirin namun satupun belum ada yang keluar. Namun tiba tiba saja Fleur kembali dari labirin, ia dijemput oleh para guru. Selang beberap menit Krum juga sudah kembali. Kini tinggal Harry dan Cedric.

Lima belas menit kemudian Harry datang bersama Cedric yang terkulai ditanah. Para siswa Hogwarts tentu saja bahagia karena kedua pejuang dari Hogwarts telah menang. Mereka menyorakkan nama Harry dan Cedric dengan amat senang.

Tidak seperti yang lain, bukannya bahagia, Harry malah menangis dengan pilu didepan. Kemudian terdengar suara teriakan Fleur. Suara riuh penonton kini menjadi sunyi.

Dumbledore berlari ke arah Harry. "He's back! He's back! Lord Voldemort is back!" kata Harry sambil berteriak.

"Cedric memintaku untuk membawanya kembali." Kata Hary sambil tersenggal.

Blair menutup mulutnya, menahan tangisnya. Ia tahu bahwa malam ini, Cedric Sang Penyelamatnya dulu telah meninggal dunia.

.

.

.

Setelah acara duka untuk Cedric, Blair meminta bantuan Blaise dari asrama Slytherin untuk bilang pada Draco agar menemuinya di Danau Hitam. Perempuan itu menunggu sedikit lebih awal dari janjian.

"Blair." Panggil Draco dari belakang. Blair menoleh ke belakang.

"Hey, sepertinya ini percakapan pertama kita setelah empat bulan?" Ucap Blair sambil tersenyum canggung.

Draco terdiam sebentar, tidak membalas omongan Blair. "Aku minta maaf waktu di Yule Ball, aku tidak bermaksud untuk berkata seperti itu." Draco menatap Blair dengan menyesal.

"Tidak apa, aku memaafkanmu." Balasnya. 

"And you're my friend okay? Apapun yang terjadi, jangan meragukannya." Ucap Draco dengan lembut. Blair kembali tersenyum lalu mengangguk paham.

Blair menghela nafasnya, menyiapkan mentalnya untuk berpisahan dengan sahabatnya ini. Jujur saja sebenarnya ia tidak kuat. Tapi dari semua orang yang berada di dunia ini, Draco adalah yang paling dia sukai, jadi ia ingin bertemu dengannya meskipun untuk yang terakhir kalinya.

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang