Suasana Three Broom Stick sekarang sedang ramai seperti biasanya. Ini adalah usulan Harry yang mendadak ingin meminum Butterbeer, jadi mereka mampir kesana. Lalu Ron sedikit memanas ketika melihat Ginny dan Dean berduaan, berakhir berdebat dengan Hermione.
Tiba tiba Prof. Slughorn mendekati meja ber empat. "Dulu aku sesekali mengadakan pesta makan malam, Kau dan Granger diundang." Ucapnya. Blair dan Ron agak tersinggung karena dirinya tidak diajak ke pesta itu. Haha, salah siapa bodoh.
Setelah Slughorn pergi. Harry membuka suaranya. "Dumbledore menyuruhku untuk mendekatinya."
Ron mengernyitkan alisnya bingung. "Mendekatinya?"
"Itu pasti penting, kalau tidak ia tidak akan menyuruhku." Lanjut Harry sambil menyesap Butterbeernya.
Harry menatap seseorang yang baru masuk Three Broom Stick dengan tatapan tajam. Itu adalah Malfoy, sepertinya Harry masih mencurigainya.
"Mengapa dia mengendap endap?" Tanyanya.
"Siapa?" Blair dan yang lain mengikuti arah Harry menatap, dan mereka tahu bahwa yang dimaksud Harry adalah Draco. Pria pirang itu kini sedang mengendap endap menuju suatu ruangan.
"Tenanglah Harry, mungkin dia hanya ingin minum Butterbeer." Jawab Ron dengan santai.
.
.
.
Dam disinilah mereka, kantor Professor McGonagall bersama Leanne. Ketika mereka ingin kembali ke kastil, mereka melihat Katie Bell yang kerasukan. Mereka disini sebagai saksi atas kejadian tersebut.
Leanne yang merupakan teman Katie berkata bahwa gadis itu keluar dari toilet Three Broom Stick, lalu membawa bungkusan itu. Ternyata Katie ingin memberikannya pada Dumbledore. Setelah itu Leanne pergi, kembali ke asrama.
McGonagall menatap Harry dan yang lain dengan jengah. "Kenapa saat ada kejadian, selalu saja kalian berempat?" Tanya Prof. McGonagall sarkas.
"Aku juga menanyakan hal itu selama enam tahun." Gumam Ron, sedangkan Blair menahan tawanya.
Tak lama kemudian Snape datang, dan berkata bahwa bungkusan yang berisi kalung indah itu telah dikutuk.
Harry membuka suaranya, merasa yakin dengan pelaku. "Itu adalah ulah Malfoy." Yang lain menoleh ke arah Harry dengan serius. Blair tahu Harry mencurigai Draco, namun jika menuduhnya seperti ini, apa ini tidak keterlaluan?
"Itu adalah tuduhan yang serius Mr. Potter." Jawab Prof. McGonagall
Masih dengan wajah datarnya Snape bertanya. "Buktinya?"
"Aku hanya tahu."
"Hanya tahu? Kau tidak bisa menuduh orang hanya karena kau tahu, tuan Potter." Balas Snape dengan suara dinginnya.
"Sebaliknya kalian juga kembali ke asrama sekarang."
.
.
.
Malamnya Blair pergi ke menara Astronomi untuk menenangkan dirinya. Baru saja dua hari, namun sudah banyak kejadian yang janggal. Mulai dari Draco yang katanya Death Eater, Dumbledore yang meminta tolong padanya, dan Katie yang dikutuk. Blair terheran, bagian mananya Hogwarts adalah tempat teraman dibumi?
"Blair." Blair menoleh ke belakang, melihat sosok Draco yang nampaknya kurang tidur. Dia nampak kacau.
"Apa kau baik baik saja?" Draco mendekati gadis itu dan hanya mengangguk.
Blair merasakan kejanggalan dengan pria ini, jujur saja ia sudah merasakannya sejak awal ia melihat Draco di Great Hall. "Apa tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku Draco?" Pria berambut pirang itu terdiam sesaat, terlihat sedang ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘
FanfictionKalopsia; The delusion of things being more beautiful than reality Blair Hargreeves merupakan anak bungsu dari keluarga Hargreeves. Ketika dirinya melewati sebuah pintu yang usang, tiba tiba ia bisa sampai ke Hogwarts. Dia mengira bahwa ini adalah...