"HARRY POTTER!"
______________________________Seisi sekolah kini membenci Harry karena mengira bahwa Harry telah curang. Sejak tepilihnya ia menjadi peserta turnamen Triwizard, Ron menjadi marah padanya, sampai tidak ingin berbicara pada Harry. Bahkan malamnya Blair mendengar suara Ron dan Harry berdebat di Ruang Rekreasi.
Keesokan harinya Blair berjalan ke Danau Hitam bersama Ron dan Ginny. Sesampainya disana ia mendekati Harry yang sedang bersama Neville.
"Harry, Ron ingin memberitahumu bahwa Dean memberitahunya bahwa dean diberi tahu Parvati bahwa hagrid mencarimu." Ucap Blair dengan panjang
"Apa?" Kata Harry yang masih belum jelas.
"Ron ingin memberitahumu bahwa dean memberitahunya bahwa Dean siberi tahu Parvati bahwa hagrid mencarimu." Blair menghela napas berat. Astaga kenapa dia ikut campur dalam pertengkaran kekanak kanakan ini sih?
"Dan bisakah kau beri tahu dia bahwa kau sangat menyebalkan!" Harry berkata dengan nada kesal.
Blair menoleh kebelakang. "Kau dengar itu kan?" Tanya Blair dengan malas. Kemudian Ron dan Ginny pergi dari sana.
Blair hanya menggelengkan kepalanya dan duduk di bawah pohon. "Hey Neville, mau coklat?" Tanya Blair sambil melemparkan coklat ke arah Neville. Laki laki itu menangkapnya dengan siap.
"Dia ini kenapa sih, lebih percaya orang lain daripada sahabatnya sendiri." Ucap Blair.
"Aku tahu, dia hanya iri. Nanti juga baikan." Jawab Harry sambil melemparkan batu ke Danau.
"Tadi malam kenapa wajahmu kusut sekali?" Tanya Harry dengan wajah khawatirnya.
Tiba tiba saja mood Blair jadi down lagi karena teringat Draco bersama orang lain tadi malam. Sebenarnya ia sudah biasa dengan Draco yang dikelilingi oleh gadis lain, namun kali ini terlihat berbeda karena wajahnya menjadi cerah saat bersama Astoria.
"Melihat Draco dan orang lain berduaan, dua kali."
Harry terkejut dengan jawaban Blair. "Hah? Kau menyukainya? Dengan orang sepertinya?"
"Aku pikir kau tidak terlalu bodoh untuk memahami perkataanku barusan kan tuan Potter?" Kata Blair dengan ketus. Ia tidak tahu saja kalau ada orang yang menahan rasa sakit hati di sampingnya.
Saat mengetahuinya, Harry menjadi menyesal karena menyinggung pembicaraan ini. "Aku ingin bertanya, bagaimana kau bisa menghasilkan mantra Patronus dulu? Aku yakin kau bahkan tidak tahu mantra itu."
Blair mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. "Aku tidak tahu apa yang merasuki ku saat itu, mantra itu langsung terucap begitu saja."
Harry menyatukan alisnya saat mendengar jawaban dari Blair. "Sejak kapan kau bisa melakukan hal seperti itu?"
"Tidak tahu, tapi kejadian pertama kali saat kita berada di Chamber of Secrets. Waktu aku terpojok dan berujung memantrai Basilisk dengan mantra Imperius."
"Astaga, please harry jangan beri tahu siapapun tentang hal ini. Bisa bisa aku dibawa ke Azkaban karena menggunakan Kutukan Tak Termaafkan." Lanjut Blair dengan wajah khawatirnya.
"Tentu saja, kau bisa mengandalkan sahabatmu ini." Jawab Harry dengan senyuman tipis.
Neville kembali dari Danau Hitam dan menghampiri Harry dan Blair. "Hey, ayo kembali, sebentar lagi malam tiba."
Saat mereka kembali, Blair tidak menyadari bahwa tongkat sihirnya sedikit bersinar.
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘
FanfictionKalopsia; The delusion of things being more beautiful than reality Blair Hargreeves merupakan anak bungsu dari keluarga Hargreeves. Ketika dirinya melewati sebuah pintu yang usang, tiba tiba ia bisa sampai ke Hogwarts. Dia mengira bahwa ini adalah...