Beberapa hari setelah kejadian itu berlalu, keadaan kembali seperti biasa. Marisa dan Seruni sudah dapat bersama-sama lagi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya ke sekolah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Walaupun tidak bisa dipungkiri, semua yang telah terjadi harus tetap dijadikan pelajaran untuk selalu waspada dalam segala hal.
Seruni dan Marisa sepakat untuk tidak membuka soal alur cerita yang dialami Marisa selama gadis itu pergi walaupun banyak yang menanyakan seperti apa kronologinya. Mereka hanya tidak ingin melebar-lebarkan apa yang terjadi. Cukup Marisa dan Seruni saja yang tahu soal itu. Dan kerena tidak mendapatkannya, beberapa dari merekapun tampak terlihat kecewa. Tapi, sudahlah...
Beralih dari sana, yang perlu ditangani dengan serius untuk sekarang ini adalah soal Daniel Al Husen. Laki-laki itu malah semakin menjadi-jadi. Semakin Seruni menyuruhnya pergi maka semakin sering pula dia muncul disekitar Seruni.
"Ni, tuh si Daniel udah di depan. Mau ngajak bareng kali ?" Ucap Marisa pada Seruni saat ia melihat Daniel tengah menunggu diluar sana. Marisa melihatnya samar dari balik jendela kelas.
Mendengar itu, Seruni seketika hilang semangat. Ia bahkan berniat akan menunda pulangnya.
"Pulang yuk, yang lain udah pada keluar tuh," ajak Marisa. Guru yang mengajar pelajaran terakhir pun sudah keluar sejak beberapa menit berlalu.
"Cah," panggil Seruni. "Gue bareng lo ya ?"
Kening Marisa terangkat untuk menimbang, "Boleh aja sih, tapi si Daniel gimana ?"
"Ck, gue nggak mau bareng dia. Makin lama makin jadi tuh orang."
Makin lama makin pusing juga si Marisa, sebenarnya ada apa antara dua orang itu, Daniel dan Seruni.
"Terus kemaren kenapa bareng pas ke rumah gue ?"
Seruni memutar bola matanya dengan napas kasar yang terdengar kentara. "Itu kerena terpaksa !"
"Kok bis— "
"Nggak usah nanya lagi. Intinya sekarang gue nggak mau lagi bareng dia."
"Kejam banget sih jadi cewek,Ni."
"Terserah ! Kejam kek, apa kek,"
"Terus gimana dong?"
"Ya gue mau bareng lo."
"Yaudah beres-beres lah. Pak Yanto udah di depan."
Keduanya akhirnya mulai mengambil langkah untuk keluar dari kelasnya. Saat Daniel menyadari, ia segera mendekat. Dengan tampang penuh semangat, justru berbanding terbalik dengan raut Seruni yang sekarang.
"Bareng yuk." Ajak Daniel seketika. Seperti biasa. Datang tanpa membawah apa-apa, pulang pun sudah pasti begitu.
Yang Seruni perhatikan selama ini, Daniel tidak pernah terlihat bersekolah dengan membawah apapun selain membawah dirinya sendiri.
Mungkinkah laki-laki itu tidak membawah serta otaknya juga dalam hal ini ?! Bisa jadi.Melihat Daniel mendekat dan memberinya sebuah ajakan. Seruni segera menolak dengan cara yang sangatlah lembut.
"Yah, sorry ya Nil, gue udah bareng sama Icah, gimana dong ?" Kata Seruni pura-pura merasa bersalah.
"Loh?!" ucap Daniel sedikit lirih.
"Iya nih, permisi ya," Pamit Seruni sopan, ia segera menarik tangan Marisa agar gadis itu segera ikut dengannya.
Ditengah perjalanan, masih disepanjang koridor. Seruni memilih melepas genggamannya pada Marisa dan dengan setengah berlari ia mencoba mempercepat langkah hingga membuat Marisa tertinggal dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Seruni ???
Mystery / ThrillerTerbangun dalam keadaan terikat di bangku berkarat dalam sebuah gedung tua yang menyeramkan ! Membuat Seruni begitu merasa ketakutan. Darah yang menetes dari hidungnya menyisakan rasa perih yang tidak bisa ia tahan. Ditengah ketakutan, sese...