💜 6 : Dia Lagi - Dia Lagi

559 99 3
                                    

Benar kata banyak orang, bumi itu sempit. Bahkan timur dan barat dapat ia satukan.
___Seruni Syarif___
~~Daniel Al Husen~~
.
.
Bumi itu sempit.
Akan ada maksud dari setiap pertemuan, dan saat kita dipertemukan, semoga itu bukan hanya sebuah kebetulan.
#detektif99

.
.

Gerbang sekolah masih terbuka. Sekarang pukul 06.55
Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Seruni bersyukur diantar Bang Reno, karena kalau tidak dia pasti terlambat. Ini semua karena efek semalam–di kamar kakaknya ia salurkan segala rasa penasaran dengan mencari siapa tahu ada sesuatu yang dapat ia jadikan sebagai petunjuk. Tapi... Sudahlah lupakan !

Seruni melesat masuk beriringan dengan beberapa orang teman. Melewati sepanjang koridor dan menghilang duduk nyaman di dalam kelas IPA 2 untuk menunaikan tugas dan kewajiban sebagai persiapan untuk menyambut masa depan. Singkatnya, dua matapelajaran sudah terlewatkan. Tiba saatnya untuk istirahat.

Seruni bergegas keluar bersama Marisa–sahabat terbaiknya. Mereka berlomba-lomba menemui kantin Mak Lani. Ditengah padatnya murid lain yang kesana kemari berebut untuk memesan, Seruni justru berkesempatan untuk diam, duduk menunggu Marisa datang karena gadis itu berbaik hati untuk memesan.

Tapi kehadiran Ranti justru membuatnya berdecak. Gadis itu menyampaikan pesan dari guru seni, ia mengatakan kalau Seruni disuruh mengambil buku di perpustakaan untuk matapelajaran mereka selanjutnya. Lantas apa boleh buat ?! Ia menurut dengan terpaksa. Meski harus mengesampingkan rasa lapar.
Namun sebelum itu, tak lupa mendekati Marisa dan bilang tidak jadi memesan.

Sesampainya di Perpus Seruni langsung mencari buku yang dimaksudkan. Matanya meneliti untuk memastikan kalau itu tempat buku yang seharusnya tersimpan. Ia mendongak membaca tulisan 'buku kesenian', matanya beralih ke rak kosong. Buku itu tidak ada disana. Kemudian ia bergeser dari rak satu ke rak lainnya. Masih juga tidak ditemukan.

Seruni terus mencari. Sesekali ia berdecak kesal karena tidak kunjung menemukan buku itu. Sebentar lagi jam istirahat akan berbunyi. Dirinya tidak rela jika harus berakhir tanpa jajan. Itu semua karena sebuah alasan, pagi tadi ia tidak sempat sarapan dan sekarang coba dengar seberapa kuat perutnya berteriak meminta diisikan. Ia mengomel tidak karuan, sampai-sampai ditegur murid lain yang juga ada di dalam.

Hampir menyerah. Namun Seruni terus mencoba untuk mencari sampai dapat. Ia berjinjit  mensejajarkan tinggi agar bisa membaca judul-judul, siapa tahu buku yang ia cari terselip disana.


"Hufft–" akhirnya ia benar-benar menyerah. Tubuhnya mundur lalu duduk menatap nelangsa. Sudah hampir seluruh rak ia periksa tapi tak ada juga.

Seruni terlonjak saat mendengar satu kalimat yang entah berasal dari mana,  "Nyari apa?" Ia mengedarkan pandangan. Beberapa orang dijarak depan, mereka semua diam dan sibuk dengan buku yang mereka baca. Lalu itu suara siapa ?!

Sedikit merasa aneh, Seruni menyapu tengkuknya.

Nggak ada hantu disiang bolong. Ia membatin meyakinkan dirinya.

Disini banyak orang. Lanjutnya bermonolog dalam hati.

"WOI NYARI APA ?" suara itu menyapa lagi, lebih keras.

Seruni mengarahkan telinga, dan mencari asal suara. Di kolong meja tepat disampingnya, ada satu sosok yang tengah asik berbaring disana.

Alfa & Seruni ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang