Takdir !
Seberapa kuat kita berlari maka sekuat itu dia akan mengejar.
__________________
~>Seruni Syarif<~
.
.
.[ ??? ]
Lagi-lagi Seruni merasakan ketukan kencang dalam dadanya saat membaca tiga tulisan tanda tanya dilembar kertas putih yang terselip disaku rok abu-abunya. Ia mencoba menyingkirkan segala pikiran dan semua kemungkinan buruk, dan lebih memilih melipat rapih kertas tersebut lalu menyelipkannya kedalam agenda kecil diatas meja belajarnya.
Setelah itu ia bergegas lagi untuk fokus melanjutkan tujuannya. Ia memutuskan untuk mencuci seragam itu. Selain sudah tidak layak pakai, Seruni juga melakukan ini agar supaya tidak ada yang menaruh curiga dengan keadaan yang sudah di alaminya.
Hingga pekerjaannya selesai. Seruni pun beranjak untuk mengisi perutnya yang kosong sejak, katakan saja sejak semalam. Terakhir mengisi perut adalah saat ia makan berdua dengan sosok misterius di gedung tua, itu. Dan baru akan makan lagi sekarang. Seruni begitu menikmati sup Laksa yang dibuat Kumala hingga ia benar-benar kenyang dan tidak lupa menyisakan sedikit ruang untuknya bernapas.
Ia kembali ke kamar setelah mencuci piring yang sudah dipakainya. Dan kini ia tengah duduk sambil meraih tulisan yang tadi ia temukan. Seruni menarik napas panjang dan menghembuskannya di beberapa detik setelah tertahan. Setelah puas meneliti setiap garis tulisan itu, ia menyimpannya lagi ke agenda kecil dan menaruhnya rapih disudut meja. Lalu ia berjalan dan menghempaskan tubuh mungilnya ke tempat tidur, bersiap untuk rehat dari segelumat rasa yang mampir menghantuinya.
Rasa ngilu mulai terasa lagi menyelimuti sekujur tulang-tulang, membuatnya meringis pelan dan tertahan. Mungkin pengaruh semalam tidur sambil duduk dan akhirnya berdampak sampai sekarang. Ia menggeliat, dan perlahan mulai tenang. Napasnya mulai teratur namun sayang ia kembali terbangun saat dering ponsel mendominasi seisi ruangan.
Dengan langkah gontai ia turun dari pembaringan dan mencari sumber suara dalam ransel sekolah yang belum ia keluarkan.
Seruni menatap ponselnya.
📞+628....... Nomor tidak dikenal
Tidak ada yang bersuara dan Seruni lah yang memulainya.
"Hallo, Siapa ?"
"..."
"Hallo ?" Sapa Seruni sambil bergerak menuju ranjang dan kembali berbaring.
"..."
"Assallammualaikum ? Siapa ya ?!" Seruni mulai risih dengan siapa saja yang ada diseberang sana.
"MAAF." Suara dingin dan begitu singkat. Seruni mengerutkan dahinya sebagai tanda bahwa ia tak mengerti dengan apa yang diucapkan.
"KU BENCI KAU ! Tapi kasihan, he." Nadanya seolah-olah meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Seruni ???
Mystery / ThrillerTerbangun dalam keadaan terikat di bangku berkarat dalam sebuah gedung tua yang menyeramkan ! Membuat Seruni begitu merasa ketakutan. Darah yang menetes dari hidungnya menyisakan rasa perih yang tidak bisa ia tahan. Ditengah ketakutan, sese...