💜 1 : Dibekap

2.8K 266 25
                                    

Wajib Vote !! Sebelum Baca :-(
Terima kasih kepada beberapa orang yang sudah membaca cerita ini. Aku memutuskan untuk menulisnya lagi dari part 1 karena merasa masih banyak yang kurang. Sekian dan...

Selamat Membaca : salam dari gadis ungu 💜

Seruni membuka mata yang serasa begitu perih bahkan sulit baginya untuk menyesuaikan cahaya remang yang ada dalam ruangan tersebut. Debu yang bertebaran semakin menambah rasa sesak dalam dadanya.

Sekarang, ia terduduk pada sebuah kursi besi yang nampak tua dan berkarat. Bau amis khas darah tercium tajam dari hidungnya. Ia hendak melap sesuatu yang terasa mulai bercucuran keluar dari sana namun gerakannya terhenti saat baru menyadari bahwa ia sama sekali tak  bisa menggerakkan tangannya. Sebuah ikatan membawa dua belah tangannya ke sisi belakang. Tubuhnya terikat penuh dengan tali yang melingkari seluruh bagian tubuhnya.

 Tubuhnya terikat penuh dengan tali yang melingkari seluruh bagian tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seruni mulai dilanda kepanikan. Terdengar suara kepakan jendela yang serasa memecah kaca dari bingkainya. Menakutkan ! Menambah aura gelap dan mendominasi.

Harus bagaimana ia melepas talinya ? Kenapa ia berada disini? dan siapa yang membawahnya kesini, jadi pertanyaan berkalut bagi seorang Seruni–Gadis yang sampai saat ini masih dengan seragam putih abu-abunya. Ia mulai meronta-ronta, tidak tahu lagi harus melakukan apa.

Dibalik kepakan jendela yang sesekali terbuka, terlihat hujan dan malam yang kian kentara. Seruni berteriak meminta untuk lepas. Tenggorokannya tercekik memohon pertolongan kepada siapa saja yang mungkin saja mendengar.

Sekali lagi ia ketakutan.

Darah menetes dari hidung, jatuh tepat pada rok abu-abu yang membuatnya tambah cemas. Karena sebelumnya ia tidak pernah mengalaminya. Ia melakukan satu-satunya cara yang dia bisa dengan  mendongakkan kepala menghadap langit-langit kusam, memejam mata, meringis menahan perih.

Tiba-tiba, bunyi sakelar menginterupsi.
Seruni membuka matanya dan merasakan ruangan jadi sedikit lebih terang. Ia mengedarkan pandangan ke sumber suara. Dari arah sana, sosok lelaki mulai mendekat, menggenggam tulisan dikarton dengan coretan tinta berwarna merah.

[SELAMAT BERTEMU !]

Seruni terpaku, merasakan napasnya mulai tercekat. Ia mengalihkan pandangan menatap sosok berbaju hitam dipadu jeans yang ia pakai. Percuma ! Sama sekali tidak ia kenal. Kain penutup wajah yang ia pakai ampuh menutupi indentitasnya.

Sosok bertubuh tinggi itu kian dekat mengikis jarak. Ia membungkuk meraih pipi Seruni dan menekannya kuat tanpa rasa kasihan. Seruni menepis dengan gelengan. Pipinya serasa kaku. Matanya menyorot lesu, membalas sorotan kejam dibalik penutup wajah yang dipakai sosok laki-laki didepan yang tak berperikemanusiaan.

"Argh–" ringis Seruni kala tangan itu masih saja setia bertengger dipipinya. Ia terus bergerak, mencoba lepas walau ia tahu itu tidak berdampak.

Seruni menendang-nendang kakinya yang juga terikat kuat saat sosok itu menempelkan wajahnya, ke wajahnya.

Alfa & Seruni ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang