NGAMBEK

2.7K 178 9
                                    

Bugh Menurup pintu mobilnya kencang Regan langsung masuk tanpa berbicara lagi kepada Shalom.

"Mas...Mas...!!"

"Dengerin dulu ihh..."

"Mas..." panggil Shalom terus mengikuti langkah Regan yang seolah merajuk sejak kejadian sepuluh menit yang lalu, laki - laki itu berhenti ngomong dan hanya mendiaminya semenjak Rayyan turun dari mobil mereka, lelaki itu bahkan langsung menurunkan Rayyan saat itu juga, saat lelaki itu dengan kurang ajarnya lancang membahas mengenai Ayah kedua anak nya.

Walaupun Regan bukan ayah mereka juga apa itu penting di pertanyakan, apalagi hati nya memanas saat mendengar lelaki itu tanpa dosa mengatakan bahwa ingin bertanggung jawab jika Shalom belum menikah. Tidak taukah Rayyan bahwa Regan sudah bergejolak ingin menjotos wajah sok polos lelaki itu. Pendidikan saja lulusan psikologi tapi kok tidak ada etika sama sekali.

"Mas dengerin aku, kamu kenapa?" Langkah Regan terhenti tepat di depan kamar mereka karena dengan cepat Shalom mencekal lengan itu. Bukannya menjawab Regan malah memalingkan wajahnya dari Shalom.

"Maaf... Maaf jika Rayyan nyinggung kamu."

mendengus tak suka Regan melepaskan cekalan Shalom." Bisa - bisa nya kamu minta maaf untuk lelaki itu."

"Mas-"

"Udahlah... Aku mau mandi."

Brakkk.

Pintu kamar itu sukses mengejutkan Shalom dari lamunannya memandangi Regan yang tak ingin sama sekali melihatnya. Menghelah napasnya lelah, Shalom kembali ke bawah untuk menata semua belanjaan yang sudah ia beli tadi.

"Ibu ada apa? Maaf jika lancang." Tanya Wiwit, pasalnya suara pertengkaran mereka hingga keruang bawah. Wiwit menghampiri Shalom yang terlihat linglung di dapur, entah apa yang dilakukannya apa yang dipikirkan.

"Ibu gakpapa Wit, cuma ada masalah sedikit sama Bapak. Kamu udah makan?"

"Udah Bu. Anak - anak juga udah, sekarang lagi main sama Pak ujang di taman belakang."

"Yaudah, makasih untuk hari ini ya. Kamu mau pamit kan?"

"Hehehe iya Bu, Wiwit pulang yak. Assalamu'alaikum."

"Iyaa wa'alaikumusalam hati - hati di jalan."

"Siap Bu boss cantik!" Ucap Wiwit kemudian berjalan ke belakang dapur untuk menemui si kembar yang lagi main bersama peliharaan mereka dan menghampiri motor kesayangannya.

Sepulangnya Wiwit, Shalom menghampiri kedua anaknya yang sedang bermain kelinci di taman belakang rumahnya bersama supir pribadi mereka.

"Reyand... Shabyl. Masuk sayang udah mau magrib."

"Ehmm " Sahut Reyand kemudian sembari mengandeng adiknya yang enggan beranjak dari kelinci putih ditangannya.

"Makasih Pak udah jagain anak - anak" Ucap Shalom ketika melihat pak Ujang mendekat.

"Wes ndak Popo toh Bu, lagian main sama anak - anak ngilangin stress." Sahut Pak Ujang.

"Iya Pak bener banget. "

"Yowes Bu saya Pamit ke belakang sama yang lain." Shalom mengangguk mengizinkan Pak Ujang ke tempat rumah asisten, memang dirumah milik mereka Regan sengaja membuat rumah khusus untuk para asisten rumah tangga mereka agar yang tidak pulang kerumah bisa beristirahat disana apalagi dengan berbagai fasilitas yang diberikan.

"Shabyl sayang, kelinci nya taruh dulu yuk di kandang, udah mau malem ntar kelincinya dicariin sama keluarganya." Bujuk Shalom sembari mengambil alih tubuh kelinci tersebut, kelinci putih pemberian Regan saat pertama kali mereka pindah kerumah ini.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang