BERTEMU

4.2K 247 2
                                    

maaf yaa lama update...

Happy Reading :)

.

.

Sesuai dengan janji Regan kemarin, lelaki itu besoknya mengajak kedua orantuanya untuk bertemu dengan Shalom dan kedua anaknya.

Regan sudah siap satu jam lalu hanya kini lelaki itu sedang menelpon Shalom yang tak kunjung mengangkat panggilannya. Regan hanya ingin mengabari bahwa ia akan membawa kedua orangtuanya kerumah, tidak etis jika langsung mendatangkan kedua orangtuanya tanpa persetujuan Shalom. Sang tuan rumah, walaupun kedua orangtua gadis itu sudah tidak ada, Regan tetap menghormatinya.

"Ayo sayang angkat telpon aku!" gumam Regan pada dirinya sendiri.

"Argghhh... kenapa gak diangkat sih!" kesal Regan.

Lelaki itu sekarang sudah berada diambang pintu depan rumahnya sangking khawatirnya kenapa Shalom tidak mengangkat - angkat telponnya sedari tadi, sudah beberapa kali lelaki itu menelpon Shalom, tapi jawaban operatorlah yang di dengarnya.

"Kamu kenapa sayang? Kok kesel gitu?" ucap Rosend mendekati Regan saat melihat anaknya yang tampak kusut kembali, padahal satu jam lalu sudah sangat tampan dengan pakaian rapi.

"Shalom gak angkat telpon aku Mom, aku takut dia kenapa - kenapa?" ucap Regan tanpa mengalihkan tatapannya dari benda pipih yang berada di genggamannya.

"Loh, kalau khawatir ya datengi toh nak! Bukan ngedumel! Mau sampai kapan kami nungguin kamu? Kenapa gak langsung aja sih Re!" saran Rosend dengan segera mengenakan tas tanggannya dan menuntun sang anak untuk segera berangkat kerumah Shalom.

"Tapi kan Mom, gak enak sama dia. Kita kan harus minta persetujuannya lebih dulu."

"Gakpapa, kita langsung saja!" sambar Roeland dari dalam rumah.

Lelaki paruh baya itu langsung membuka pintu mobil Regan dengan santai yang sudah sedari tadi di panaskan oleh Putra. " ayo!" ajaknya kepada Regan yang memasang wajah kalut. Mau tak mau Regan mengangguk mengiyakan.

Di dalam perjalanan pun Regan tetap menghubungi Shalom, ia melihat isi chat terakhir dirinya dan Shalom. Wanita itu bahkan tak membuka applikasih chat tersebut semenjak tiga hari lalu. Regan hanya bisa menghelah napas nya agar lebih tenang dari sebelumnya.

Sesampainya mereka di komplek perumahan orangtua Shalom, Regan dengan segera turun tanpa menunggu kedua orangtuanya. di dalam terlihat sunyi karena memang keluarga wanitanya sudah pada kembali setelah 3 hari pengajian kepergian orangtua Shalom. Regan tanpa sungkan menaiki tangga dan membuka pintu kamar wanitanya tanpa mengetuk, kekhawatiran dalam dirinya membuat lelaki itu lupa diri.

Regan bernapas lega saat mendapati Shalom yang tertidur dengan wajah damai, but.. wait Regan melihat jam di atas nakas dekat ranjang Shalom menunjukkan pukul sepuluh pagi, bukankah tidak baik tidur di jam seperti ini.

"Sayang?" Regan menepuk pelan pipi Shalom agar terbangun, wajar saja wanita itu tak mengangkat panggilannya.

"Hey! Bangun."

"Erghhhh" gumam Shalom menggeliatkan badannya, dan berkedip menerima cahaya dari jendela dan melihat sosok yang membangunkannya. Regan tau bahwa Shalom pasti tadi sudah bangun dan mandi namun entah kenapa wanita ini kembali tidaur di jam seperti ini.

"Kamu kenapa? Kok tidur?"

"Hah?" bingung Shalom saat mendapati Regan di ranjangnya mengundang Regan mencubit gemas pipi wanita itu yang tak segempal dulu saat mereka sekolah.

"Ayo bangun ada Daddy dan Mom dibawah!" ujar Regan berusaha membantu Shalom untuk bangun. entah terkena angin apa Shalom sampai menurut dengan Regan dan berusaha duduk di kepala ranjang.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang