MENAKLUKAN SINGA BETINA

5K 210 1
                                    

Pagi ini Regan dengan setelan ke kantor mengunjungi rumah yang sudah beberapa hari belakangan tidak ia kunjungi, ya lelaki itu ke rumah Shalom dan kedua anak kembarnya. Tentu saja membuat Shalom dan kedua anaknya tampak terkejut dengan kedatangan Regan yang tiba - tiba setelah tidak berkunjung seperti biasa.

Bahkan Reyand dan Shabyl sangat antusias melihat kembali Daddy mereka setelah beberapa hari ini tidak bertemu, Shalom sempat mendapati berbagai macam pertanyaan dari sang anak namun wanita itu mampu mengalihkan pertanyaan si duo kembar mengatakan bahwa Daddy mereka sedang melakukan perjalanan bisnis.

"Assalamu'alaikum." ucap Regan tenang seakan tak ada beban apapun dan masalah apapun yang sedang menerka mereka.

Shalom hanya terdiam mendapati lelaki itu berdiri di depan rumahnya dengan raut tanpa dosa. Lelaki itu seakan melupakan kejadian beberapa hari lalu.

"Wa'alaikumusallam. Kenapa anda kesini? ada keperluan apa?"

"Ehm... "

"Daddyy.............." teriak Shabyl memotong perkataan Regan.

"Hy Love! I miss you so much!" Regan menekuk kakinya mensejajarkan tubuhnya dan menyambut Shabyl yang sudah siap ingin memeluk pria itu.

Shalom hanya bisa memalingkan wajahnya dari pemandangan manis ini, ia tak sanggup jika harus melihat adegan antara Ayah dan Anak ini, sungguh melihat wajah berbinar Shabyl saat meneriaki Ayahnya membuat Shalom tak sanggup.

"Dad?" ucap suara bocah laki - laki, siapa lagi kalau bukan Reyand. Sama halnya Shabyl, Reyand juga berlari dan memeluk sang Ayah dengan erat seakan sangat merindukan pria itu. Heyy... drama macam apa ini. Mereka seakan terpisah puluhan tahun, walaupun Shalom harus mengakui bahwa mereka pernah berpisah begitu lama.

"Hy son? kau menangis?" ledek Regan dengan kekehan haru nya, lelaki itu sangat merindukan anak - anaknya, bahkan ini baru beberapa hari bagaimana bisa ia sudah sangat merasa rindu dengan anaknya.

"Hiks... Daddy jangan pergi lagi!" saut bocah laki - laki itu dengan wajah sebelas duabelas mirip dengan nya itu. Regan mengangguk sembari mengusap air mata sang anak. Begitu pula Shabyl yang sudah nangkring di leher lelaki itu.

Shalom yang tidak kuat melihat pemandangan yang membuat hatinya bergetar itupun beranjak dari sana dan membiarkan ayah dan anak itu melepas rindu.

"Dad?"

"Yes love?"

"Ayo masuk. Kita salapan, Mom sudah membuat pancake madu buat kita." Dengan senyuman yang tak pernah hilang Regan mengikuti tarikan anak gadis nya itu menuju meja makan.

Disana terlihat Shalom dengan wajah datar sedang menata makanan di atas meja makan, wanita itu tampak kurus dan terlihat pucat. tidak ada lagi Shalom yang terlihat bersemangat. Ada apa? apa karena pemecatan yang ia lakukan?

"Ekhemm... " Regan memecah keheningan di antara mereka, sudah sepuluh menit sejak duduk di meja makan tak ada satupun obrolan yang keluar dari mulut Shalom, wanita itu hanya diam namun tak urung juga menyiapkan sarapan untuk Regan.

" Shal? Bisa kita bicara..."  ucapan Regan membuat Shalom menghentikan gerakannya yang hendak menaruh piring kotor di wastafel.

"Gak ada yang perluh di bicarakan Pak, anda sudah memecat saya dan memberikan kopensasinya. Apa yang harus di bicarakan lagi." ucap Shalom tenang, setenang lautan yang bisa menenggelamkan siapa saja yang mendengarnya.

"Rey.. bawa adikmu nonton di ruang keluarga ya, Dad perluh bicara sama Mom." Bukannya membalas perkataan Shalom, Regan malah menyuruh Reyand mengajak Shabyl untuk pergi dari ruang makan.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang