CENGENG

3.3K 190 5
                                    

"Ehh kak mau kemana?" Arsana sedikit terkejut mendapati Shalom yang hendak pergi dari tempat duduk mereka, peragaan busana sudah lewat sepuluh menit lalu dan kini istirahat untuk makan siang selama tiga puluh menit yang kemudian dilanjut dengan peragaan busana kembali.

Event kali ini di ikuti berbagai desainer terkenal di indonesia, mulai dari peragaan busana modern yang dipadau padankan dengan nusantara, ada pula berbagai batik dan blosong yang sudah di desain se-apik mungkin di tangan para desainer. Bisa dibilang event kali ini adalah acara tahunan yang selalu di adakan oleh pihak mall dan berbagai sponsor lainnya, sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada desainer - desainer baru di indonesia.

"Kakak mau cari minuman ni, soalnya gak suka sama minuman di sana, agak enek soalnya." Balas Shalom kemudian hendak beranjak dari event fashion yang diselenggarakan di salah satu mall di jakarta saat ini.

"Oh ok!" Jawab Arsana kemudian duduk kembali.

Setelah mendapati sebuah stand minuman yang laris di kalangan anak mudah apalagi varian dari minuman tersebut cukup menggugah selera membuat Shalom memutuskan untuk mengantri juga. Entah ada angin apa mata lentik itu terus melihat sekitaran mall dengan memperhatikan ramainya pengunjung di mall ini, maybe untuk menonton event kali ini.

Tak berselang lama mata indah itu mendapati sebuah pemandangan yang membuatnya tersenyum, bibir ranum itu melihat kedua anaknya dan sang suami yang sedang berjalan keluar dari sebuah restorant cepat saji. Shalom sempat geleng - geleng mendapati sang suami mengajak anaknya ke restorant cepat saji, namun beberapa detik kemudian senyuman itu luntur saat mata nya tak sengaja bersibobrok dengan mata lentik seseorang yang sangat ia benci saat ini. Sang mantan dari suaminya. Bagaimana bisa.? Shalom terus memperhatikan jalan mereka, Regan bahkan tak memandang sedikitpun ke arahnya, lelaki itu fokus keluar dari mall dengan langkah teratur bersama Shabyl di gendongan dan Reyand yang ia tuntun.

Rasa sesak mulai menguasai hati kecilnya, apa mereka? Tidak - tidak Shalom tidak boleh mengambil keputusan sendiri, ia harus memastikan bahwa pikiran negatifnya tidaklah benar.

"Mbak?" Tersadar akan lamunannya, Shalom menoleh ke belakang di stan minuman yang ia antri sejak tadi, ternyata dirinya sudah berjarak cukup jauh dari antrian di depan.

"Ah ya, maaf saya melamun." Setelah mengatakan itu Shalom berjalan kedepan melanjutkan mengantri demi minuman yang diinginkannya saat ini.

..............

"Daddy? Kenapa dia juga ikut?" Tanya Reyand sewot, apa bocah ini memang tidak tau bagaimana berbicara lembut kah?

"Hemmm son, dia minta untuk ikut sama kita." Mereka kini sudah sampai di parkiran. berbicara pelan Reyand hanya mendengus mendapati jawaban sang Daddy kemudian bocah lelaki itu menoleh ke belakang melihat wajah Natali yang seakan menantang dirinya dan mengejek itu.

"Why?"

"Coba kamu tanya kenapa? Daddy malas berbicara pada nya." Jawab Regan kemudian membukakan pintu depan untuk Shabyl namun lagi - lagi lengannya terasa tertarik kebelakang dan sedikit tersentak ke belakang Regan dikejutkan oleh Natali yang menyerobot untuk duduk di depan disebelahnya.

"Ck.. merepotkan." Respon Reyand mendengus kesal melihat tingkah wanita dewasa ini.

"Dasar Mummy!!!!" Umpat Reyand dengan wajah kesalnya setelah mereka duduk ditepat masing - masing.

"Hah..... Akhirnya kalian ingat panggilan sayang kalian sama Mummy..."

"Mummy yang ada di mesir tau!" Balas nya songong tak ayal membuat Natali menggeram kesal dan berpura - pura tersenyum manis.

"Yang jelek itu bang?"

"Tentu saja.!"

"Hey tidak baik berbicara seperti itu pada orangtua tau..." Natali tetap tersenyum palsu di hadapan kedua anak itu tapi tetap tak bisa menyembunyikan tatapan tajamnya, tentu saja kedua anak itu tau bahwa wanita di hadapan mereka ini bukanlah wanita baik, apalagi ia suka meladeni anak - anak seperti mereka.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang