TAKDIR KAH.?

8.7K 490 1
                                    


Lama mengolah data - data di komputer nya Shalom di kejutkan oleh suara pria yang begitu familiar di telingahnya.

"Ehem.. excuse me, bisa saya bertemu Pak Direktur?" Ucap seseorang itu membuat Shalom yang sedari tadi fokus kepada komputernya menongak melihat sang empuh suara.

Tubuh gadis itu langsung membeku, saat pertama kali nya mata itu melihat kearah depan, mata coklat itu tak pernah dilupakan olehnya, laki - laki yang penuh kasih sayang mencintai nya dengan tulus kini berdiri di hadapannya.

"Regan..."

"Ehem.." Dehem orang tersebut menyadarkan lamunan Shalom, merasa sesak di hati nya karena sang pria terlihat biasa saja saat bertemu pandang kembali dengannya setelah lima tahun terakhir.

Shalom mencoba menelan kegugupannya dengan kembali berekspresi biasa dan merilekskan respon tubuhnya terhadap lelaki dihadapannya ini. "Ehemm ... eehm tapi maaf Pak, Pak Bryan nya belum datang, mungkin sebentar lagi beliau sampai. apa anda mau menunggu?"

"Ah ya, bisa saya menunggu di ruangannya, saya sengaja datang pagi untuk memberi dia kejutan." ucap laki - laki itu dengan santai nya kemudian meraih ponselnya yang berbunyi.

"Ah baiklah, mari saya antar." Shalom mencoba menetralkan nada suara nya yang bergetar, hati nya sakit saat lelaki yang sampai detik ini di tunggunya seolah tak mengenal nya sama sekali.

"Kalau begitu, bisa tunggu sebentar. calon istri saya sedang menuju kemari." Intruksi lelaki itu yang tak lain adalah Regantara sang mantan kekasih yang sudah lama meninggalkan negara nya, ucapan Regan membuat Shalom memandang lelaki itu dari belakang karena memang Regan sedang berdiri membelakanginya.

Menunggu seseorang yang baru saja di sebut sebagai calon istri. Hancur sudah kepingan hati yang tertinggal itu, remuk sudah jantungnya, sesak semakin menyakitinya saat seorang wanita cantik berbodi bagus datang dari arah lift menuju sang lelaki dengan wajah manisnya.

Hemm sungguh sangat tidak bisa di bandingkan dengan dirinya saat ini, Shalom hanya berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak - anaknya, jadi hal yang mengenai gaya fashionnya sangat jauh berbeda dari yang dulu.

Miris hati nya di sini menunggu tapi lelaki itu sudah mencintai gadis lain, mungkin Tuhan memang memberinya sebuah tamparan yang telak melukai seluruh syaraf nya hingga saat ini ia tak mampu memasang wajah baik - baik saja dan bahkan ia tidak sanggup berdiri dengan benar.

"Sayang? temen kamu udah ada? terlalu pagi gak ini, aku masih ngantuk padahal." Ucap sang gadis merajuk, Shalom yang melihat interaksi keduannya hanya bisa menunduk malu. sial, hatinya terasa diremas -remas, sakit sekali.

"Silahkan Pak, Bu.." Shalom mempersilahkan kedua orang tersebut untuk memasuki ruangan Bryan, dimana terdapat sofa di dalam ruangan tersebut jadinya bisa menunggu di sana.

"Bu? Gak ngaca? Situ yang malah mirip ibu - ibu! Saya cantik begini kamu panggil Bu! Sejak kapan saya punya anak kayak kamu. "

"Ehm maaf.. saya hanya menyamakan panggilan anda dengan Tuan.."

"Regantara." Ucap Regan tegas dan masa bodo melewati mereka yang masih di ambang pintu kemudian segera duduk dengan kaki bersilah , lelaki itu tampak langsung mengecek ponselnya.

"Ya Pak Regantar-a...."

"Eww, mulai sekarang panggil saya Nyonya!" Gadis berambut blonde itu melenggang masuk , duduk di samping Regan dengan sangat menempel dan meninggalkan Shalom yang terdiam di ambang pintu.

"Silahkan keluar, terima kasih sebelumnya." Ucap Regan tegas tanpa memandang wajah Shalom sama sekali.

"Baik." Balas Shalom sembari menunduk kemudian menutup pintu ruangan Bryan.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang