TAKUT

3.1K 208 10
                                    

"Kasian dia! Kamu gak kasian sama suami kamu? Bunda tau kesalahannya memang berujung menyakitkan buat kamu? Tapi coba kamu pikir juga, dia juga terluka sayang! Pikirkan ini baik - baik sebelum semuanya terlambat. Tatap matanya dan cari kebohongan disetiap kata yang dia ucapkan jika ketemu lepaskan jika kamu hanya melihat ketulusan maka pertahankan." Shalom terasa terus terngiang - ngiang (teringat-ingat) ucapan sang Bunda malam itu, hingga detik ini lelaki yang ia takuti tetap tidak menampakkan batang hidungnya. Shalom mencoba melakukan aktifitas seperti biasa dengan menghalau rasa takut dan khawatirnya. Bagaimana keadaan lelakinya di luar sana?

Hingga malam ini suasana terasa begitu berbeda, kedua anaknya tak lagi mengusik malamnya untuk menanyakan sosok Daddy mereka yang seminggu ini belum juga mendatangi mereka seperti biasa. Shalom merasa rumah begitu sepi. Wanita bermata coklat itu akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan mencoba turun ke bawah, bahkan sedari tadi ia tak mendengar suara kedua anaknya.

Setiba di dapur Shalom mendapati ART yang bekerja di mansion kedua orangtua angkatnya, Wanita itu tak bisa menutupi rasa penasarannya akan malam sepi ini.

"Bi? Anak - anak kemana ya?" Tanya Shalom ketika sudah mencapai ruang dapur dan wanita cantik itu tampak menuangkan air dari Dispenser ke dalam botol minum yang biasa ia taruh di nakas kamarnya.

"Loh Non Shalom ndak tau ya? "

"Gak tau, kenapa Bik?"

"Anak - anak kan pergi sama Nyonya dan Tuan ke Malaysia"

"Oohhh.. Hah?"

"Hehe Non kok terkejut begitu?" Bik Surti sempat tergelak dengan nada suara tinggi, anak majikannya ini tampak terkejut dengan bola mata membesar.

"Ya gimana gak terkejut, Kok Bunda gak bilang - bilang sih?" Gumam Shalom kepada dirinya sendiri sembari mengecek ponselnya, apakah ada kabar dari sang Bunda.

"Non terlalu banyak melamun akhir - akhir ini, kemarin perasaan Bibik denger Nyonya bahas keberangkatan mereka deh Non."

"Masa sih?" Dahi Shalom mengernyit bingung mencoba mengingat apakah orangtuanya itu pernah membahas tentang ini. Apa karena terlalu banyak pikiran jadi dirinya tidak ingat.

"Mereka berangkat jam berapa Bik?"

"Habis makan malam Non, tadi kan Non mau dimintain Nyonya buat turun tapi pas Bibik kekamar Nona. Non lagi tidur, jadi kata Nyonya titip salam aja!" Menghelah napasnya lelah Shalom menganggukkan kepalanya ke hadapan Bik Surti tanda mengerti.

"Yaudah Bik, Makasih ya!" Selepas Bik Surti keluar dari dapur Shalom menghidupkan ponselnya mencoba menghubungi Thania. ini sudah menunjukkan pukul sepuluh yang menandakan mereka sudah sampai di Malaysia, Karena lama Jam terbang Indonesia dan Malaysia hanya satu jam lima puluh menit.

"Halo Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsallam anak Bunda? Udah bangun?" Shalom merotasi bola matanya sebal mendengar nada candaan sang Bunda.

"Bunda.... Itu anak - anak sama Bunda ke Malaysia?"

"Duh! Bener banget!" jawab Thania kelewat santai dengan nada senang membuat Shalom mengerucutkan bibirnya.

"Kok Bunda gak bilang - bilang?" Protes wanita dua anak itu, Kakinya dibawa terayun menuju ruang keluarga yang tampak redup dengan hanya diterangi Standing Lamp disudut ruangan.

"Kamu ni gimana! kan kemarin udah di bahas, Bunda juga bawak anak - anak ada alasannya."

"Tapi kan Bun kenapa gak bangunin Shalom sih?"

"Ck lagian kamu Kebo banget! Udah dibangunin gak bangun - bangun!"

"Trus gimana dong?"

"Gimana apanya?"

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang