RAYYAN. WHO IS HE.?

2.9K 180 7
                                    

"Eughhh..." lenguh Regan saat mendapati badannya terasa kram dan pegal begitu mata tajam itu terbuka, Regan melirik jam di atas nakas yang menampilkan pukul 04 : 30, sebentar lagi adzan subuh, sedetik kemudian lelaki tampan itu menoleh ke arah kanan yang terdapat sang istri yang masih nyenyak tertidur di lengannya dengan kepala wanita itu menyuruk ke arah leher, geli dan hangat sensasi yang diciptakan sang istri membuat Regan gemas dan ikut memeluk tubuh wanita dua anak itu lalu barulah membangunkannya.

Regan memperhatikan memar di pelipis sang istri. Kejadian itu berhasil membuat dirinya seakan mati rasa tak tau harus berbuat apalagi jika sang istri tak ditemukan, rasa kekhawatiran yang tak pernah ia rasakan, rasa cemas berlebihan ini hanyalah Shalom yang selalu bisa menimbulkannya. Mengusap lengan terluka sang istri yang saat ini masih di perban membuat jantung nya mencelos teringat kembali bagaimana Shalom mendapati luka ini, hanya demi cincin pernikahan, " Makasih sayang." Lirih lelaki itu menahan sesak di dada nya.

"Eughh.."

"Sayang bangun! Udah mau adzan."

"Ehmm..." Shalom hanya menyaut panggilan Regan tanpa membuka matanya tapi malah merenggangkan badannya dan berganti posisi menjadi memunggungi Regan.

"Ueee.. Bangun gak kamu! udah mau .... nah tuh Adzan! cepet bangun, kita mand"

Bugh

"Aww.. sadis amat!" Ucapan Regan terhenti karena Shalom segera bangun dan menimpuk dirinya dengan bantal saat wanita itu mendengar ucapannya tentang mandi, bisa dikatakan bahwa Shalom trauma dengan kata "mandi bersama" wanita itu pasti akan mengomel, bukannya mempersingkat waktu, mandi bersama yang di maksud Regan tak se-ekspektasi Shalom tentu saja.

"Kamu aja sana mandi duluan, mau ke masjid kan!" Seru Shalom dengan mata melotot ke arah sang suami yang menampilkan wajah cemberut.

"Udah gak sempet Yang, ini aja udah selesai Adzan, bisa - bisa aku baru sampe masjid mereka udah bubaran!"

"Makanya udah di bilangin juga kalau subuh itu jangan bangun pas - pasan... telat subuhnya."

"Siapa suruh baru tidur jam satu malem." lanjut Shalom beranjak dari tidurnya lalu membenahi tempat tidur mereka yang tentu saja Regan masih cemberut duduk di pinggir ranjang mendengar omelan istrinya.

"Kamu juga!"

"Kebiasaan, gak bisa sekali!"

"Enak Yang!" celetuk Regan tanpa dosa.

Mengerti maksud perkataan ambigu sang suami, Shalom dengan cepat mencubit suaminya. "Yaudah sana mandi kita jamaah aja dirumah!" Regan meringis dan hanya menjadikan omelan sang istri seakan iringan nada yang mengantarnya ke arah kamar mandi. lelaki itu mengulum senyumnya jika mendapati kembali sifat sang istri. Cerewet!

Setelah memastikan Regan memasuki kamar mandi, Shalom segera menyiapkan pakaian koko lelakinya dan ikut membersihkan diri di kamar mandi bawah dengan pakaian ganti miliknya. tak lupa membangunkan kedua anaknya untuk subuh berjamaah di ruangan khusus ibadah di rumah mereka, yaa rumah mereka memang selalu di buatkan sebuah ruangan tak terlalu besar namun nyaman dibuat sedemikian rupa supaya adem ketika sholat maupun mengaji di rumah mereka.

Shalom sendiri selalu membiasakan kedua anaknya bangun subuh walaupun Sholat mereka juga belum terlalu benar. namun bagi Shalom membiasakan melakukan kewajiban semenjak dini itu baik untuk kebiasaan mereka nantinya, bagaimana pun ibadah kepada sang pencipta adalah nomor satu dari sekian kesibukkan dunia. Shalom memang ingin ilmu agama nomor satu bagi keluarga nya, meskipun dirinya tidak terlalu baik - baik namun percayalah menjadi lebih baik itu selalu ada di tujuan hidupnya, seperti Arsana yang saat ni sudah mengenakan hijabnya dengan baik, menutup semua aurat tubuhnya dengan apik berkat dukungan sang suami sendiri menjadi inspirasi bagi dirinya.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang