HUKUMAN II

3.1K 204 14
                                    

"Ayah?" wajah lelaki itu pias saat sang Ayah mertuanya mengetahui semua kebusukkannya.

"Ayah tau semuanya Regan!"

"Ayah meminta kamu untuk intropeksi diri, merenungi segala kesalahan yang kamu perbuat!"

"Tapi itu masa lalu, Regan udah berubah! semua bisa dibicarakan baik - baik kan Yah?"

"Anggap saja hukuman ini mendewasakan kamu Regan, bagaimana kamu harus lebih tegas dari sebelumnya. Ayah tidak meminta kamu untuk berpisah dengan Shalom, pikirkan baik - baik mau apa kalian ke depannya, jika terus seperti ini tidak akan ada perubahan baik dari diri kamu maupun Shalom."

"Baik Regan akan menuruti semua permintaan Ayah. Tapi, bisa kan kami bertemu untuk sekarang?"

Aryo menggelengkan kepalanya menolak permintaan Regan. "Ayah tidak mengizinkan kalian untuk bertemu selama pemulihan atau sampai kapanpun itu, Ayah akan membawa istri kamu menjauh dari kamu dan juga anak - anak."

"Yah?" Regan tertegun mendengar jika dirinya harus berjauhan dengan sang istri dan anak - anak.

"Sampai Shalom sendiri yang meminta untuk bertemu denganmu!" Aryo sama sekali tidak mengubris Regan yang sudah memelas meminta pertemuan dirinya dan sang istri hingga lelaki itu pergi dari ruangan putih tersebut.

Prang!!..........

"ARghhhhh.." teriak Regan dengan suara parau

Regan melempar vas bunga yang terbuat dari kaca di atas nakas samping ranjang nya. lelaki itu meremat kepalanya keras mengakibatkan luka sobeknya kembali terbuka dan membasahi perban putih itu yang kini sudah menjadi merah karena darah yang merembes. Dirinya hancur mendengar keputusan sang Ayah mertua. Bagaimana bisa ia harus berpisah dari sang istri dan juga anak - anaknya hingga Shalom sendiri yang memutuskan untuk menemuinya. Bagaimana jika wanitanya membenci dirinya dan tak ingin bertemu kembali?

Regan menggelengkan kepalanya menghalau pikiran buruk yang bersarang di kepalanya sejak Aryo meninggalkan dirinya sendiri diruangan putih ini.

"Shal? Sayang apa kamu baik - baik saja?" Lirih lelaki itu, kini tubuhnya seakan hancur tak berdaya dengan rasa sakit di sekujur tubuh. Bagaimana bisa ia baik - baik saja jika obatnya jauh darinya, ia butuh obatnya, Istrinya penawar sakit kini jauh darinya. Entah akan dimana Aryo menyembunyikan keberadaan Shalom yang pasti akan sangat sulit di lacak oleh Regan sendiri, Regan tau bagaimana besar kekuasaan keluarga Admaja.

"Boss?" Regan hanya diam bak patung saat Putra memasuki kamar rawat tersebut, keadaan kamar pasien yang porak -poranda ini tidak lagi terlihat seperti kamar pasien melainkan rumah korban gempa. Kaca dimana - mana, barang berserakan dan tentu saja darah lelaki itu sendiri.

"Boss? ada apa? kenapa anda melukai diri sendiri?"

"Boss?" Putra terdiam menatap Regan yang seakan hidup segan mati tak mau ini, lelaki ini kembali hancur seperti dulu dimana ia harus meninggalkan cintanya ke luar negeri. Ya.. lebih hancur dari enam tahun lalu dimana ia meninggalkan Shalom dengan hati terluka. Putra menaikkan pandangannya menahan laju airmatanya, bisa - bisa nya ia menangis melihat Boss sekaligus Saudara baginya ini hancur kembali seperti dulu.

"Regan! " Panggilan itu keluar ketika Putra sudah tak lagi bermain - main, lelaki itu agak geram mendapati Regan selemah ini.

"Buktiin sama mereka kalo Loh bisa berubah Gan, bukan malah kayak gini? kalo Lo mau mati, jangan setengah - setengah!" ucap Lelaki hitam manis itu tajam sukses membuat Regan menyunggingkan senyum smirknya.

"Gue Hancur Put! Lo gak tau seberapa besar rasa sakit Gue ketika tau dia pergi? Dia pergi Put, Dia pergi ninggalin Gue!!"

"Bangsat! Itupun juga karena kesalahan Lo Brengsek!"

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang