ANTARA BENCI DAN CINTA

7.5K 468 2
                                    

Regan termenung di meja kerjanya masih memikirkan kejadian beberapa menit tadi, ia merasa sangat menyesali pertengkaran mereka tadi.

tak ada lagi yang harus ia kerjakan ya karena hari ini adalah hari pertamanya maka jadwal yang ia terima tak terlalu banyak terlebih sang asisten masih tak sadarkan diri di ruangan pribadi yang berada di depan mata nya saat ini.

Regan meremas rambutnya menyesali semua perkataan laknat yang keluar dari mulutnya, bagaimana bisa mulutnya melontarkan kata - kata yang begitu menyakitkan untuk wanita itu.

drtttttt...drrttttt

suara getaran yang berasal dari saku jas nya membuat atensi eksekutif muda itu beralih ke arah benda pipih tersebut.

"Tuan ada sesuatu hal yang harus anda ketahui."

"apa.?"

"Shalom hamil semenjak masih duduk dibangku Sma." tubuh Regan menegang mendengar penjelasan sang bawahan yang memang diperintahnya untuk mencari informasi mengenai Shalom.

"................"

"selidiki kembali.!"

"........"

"iya, saya tunggu kabar selanjutnya." ucap Regan mengakhiri sambungan telponnya dan menaruh kembali ponsel itu di saku jas nya.

apa yang ia lakukan saat ini, bukankah sudah terpatri kata benci untuk wanita itu, kenapa ia begitu masih ingin tahu mengenai mantannya itu? apa rasa cintanya terlalu besar sehingga perasaan benci yang ia tanam percuma ketika dirinya di tempatkan kembali bertemu wanita itu? kenapa? benaknya bertanya - tanya sejak kemarin.

sesaat kemudian laki - laki itu melirik arloji dari brand terkenal di pergelangan tangan kirinya, jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat. bukankah sudah waktunya anak - anak pulang sekolah? Regan tersentak saat mengingat Shalom yang pingsan dan anak - anak wanita itu.

dengan cepat pria tampan berkharisma itu bergegas meninggalkan ruangan dan memasuki mobilnya menuju taman kanak - kanak. sesampainya di sekolah paud tersebut Regan dibuat bingung saat anak - anak sudah pada berhamburan menemui orangtua mereka dan bergegas meninggalkan sekolah.

malas berdesakkan apalagi harus celingak - celinguk, Regan akhirnya memilih duduk di bangku salah satu yang berada di depan sebuah kelas. ia juga tidak mengetahui bagaimana struktur bangunan sekolah ini, ia hanya duduk sembarangan sembari menunggu batang hidung anak mantannya terlihat.

selang beberapa detik Regan menduduki dirinya dibangku tersebut, ia dikejutkan oleh seorang bocah perempuan yang sangat eh... menggemaskan.

"ehem!" tegur bocah itu karena ingin meminta Regan untuk sedikit menyingkir agar bocah itu bisa duduk.

Regan hanya menaikan satu alisnya bingung. sedikit lupa wajah anak - anak Shalom namun saat tatapannya mengarah ke arah gadis di depannya ini, seperti pernah lihat. pikirnya merasa tak asing sama sekali.

"om, minggil dong! kan Thabyl mau duduk juga." ketus gadis kecil itu dengan tampang menggemaskannya.

Regan yang tak mengerti dengan perkataan sang bocah hanya cuek bebek tanpa memperdulikan omelan bocah tersebut.

"ihh om budeg ya." Regan melotot mendapat ucapan nyaring bocah itu dengan wajah garang seakan ingin menelan Regan sekarang juga, namun di penglihatan lelaki itu malah sangat menggemaskan.

Regan akhirnya sedikit mengerti maksud sang bocah, lama saling berdiam Regan melirik bocah disebalahnya ini. " ehemm." deham Regan memancing perhatian bocah tersebut.

"kamu.. sendirian aja?" bocah perempuan yang tak lain adalah Shabyl itu menganggukkan kepalanya.

'kok gak pulang?" tanya Regan basa - basi.

Mommy, Where's Daddy? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang