-PROLOG-

10.3K 596 52
                                    

Don't be silent readers, please!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be silent readers, please!

• • •

Mobil ber-merk Buggati Divo itu melaju membelah gelapnya malam dengan kecepatan sedang. Seorang pemuda tampan mengemudi kan kendaraan beroda empat itu dengan tangan yang mengepal erat, tatapan tajam mengarah ke arah depan, dia mengeratkan rahangnya hingga terdengar suara gigi bergelamatuk keras membuat siapa saja akan mati ketakutan melihat nya. Seperti nya pemuda itu sedang berada di puncak kemarahan nya.

Sampailah dia pada sebuah gedung kosong dan menyeramkan di tengah tengah sebuah hutan. Tak ada pencahayaan dan penyinaran disana.

Apa yang akan dilakukan pemuda itu malam malam disini?

Dia keluar dengan cepat dari mobilnya, melangkah masuk kedalam gedung itu. Mata nya menyorot tajam ke arah depan seperti ingin menghabisi siapa saja yang ada di depan nya.

Brak

Pintu dibuka nya kasar hingga membuat orang yang berada di dalam kaget. Terlihat seorang pria yang berkisaran  umur tiga puluh enam tahun tengah terduduk lemas di kursi usang dan buluk dengan keadaan terikat.

"M-maafkan aku." Ujar pria itu terbata bata sangking takutnya.

Pemuda itu mendekat dengan bibir menyeringai tipis,"maaf? Tell me, alasan aku harus memaafkan mu pak tua?"

Pria itu tak menjawab. Bibir nya tercekat seolah tak tau ingin menjawab apa. Jari panjang pemuda itu mengangkat dagunya pelan, dengan gerakan cepat dia mencengkram pipi pria itu hingga menimbulkan suara patah tulang dari dalam sana.

"Arkhhh.."rintih pria itu.

Mendengar rintihan pria itu, pemuda tersebut tersenyum kemenangan. "Ini baru awal, tapi kau sudah merintih. Bagus aku suka itu." Ujar nya sambil berbalik arah membelakangi pria itu dan berjalan.

Pria yang sudah merasakan sakit di sekitar rahang wajahnya menghembuskan nafas lega, dia fikir pemuda itu akan meninggalkan nya. Dan dia punya kesempatan kabur, tapi sebelum itu...

Dor

Dor

Dengan gerakan cepat pemuda itu mengeluarkan pistol beracun dari balik baju nya dan menembakkan nya pada ginjal dan pari paru pria itu. Tepat dan tidak pernah meleset.

"Arkhhhhh..."

Seketika darah muncrat dari sana mengenai lantai ruangan itu. Pemuda tersebut tersenyum ringan dan mulai maju mendekat.

Buk

Sebuah Bogeman dilayangkan tepat pada jantung pria itu.

"Arkhh..Hukk..Hukk.." cairan kental keluar begitu saja dengan derasnya.

"M-maaf--"

Belum sempat mengucapkan perkataan nya, lagi dan lagi dia harus merasakan kesakitan yang luar biasa. Kala pemuda itu menusuk lehernya dengan samurai hingga melukai jakun nya.

Hi, Baby Girl !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang