• • •
Pagi ini terasa sangat sunyi tak seperti biasanya. Suasana di meja makan terasa sangat hening. Hanya tiga orang yang terdapat di sana. Crytsal,Matthew,dan Xavier.
David? Ah, dia sedang menemani istri nya yang masih sakit. Awal nya Shena memaksa agar suami nya ikut turun bersama anak-anak mereka. Tapi, David menolak itu semua.
Pria itu bersikeras untuk tetap menemani istri tercinta nya itu di dalam kamar.
"Kak, Istal berangkat dulu." Gadis itu bangkit dan menyandang tas milik nya.
"Ingat, kamu gak boleh pulang telat lagi!"
"Iya kak."
Setelah mengatakan hal itu Crytsal langsung bergegas keluar menuju mobil yang akan di kendarai nya. Jujur, ada sedikit rasa yang berat ketika dia melangkah kan kaki nya keluar dari mansion.
Masalah nya belum selesai terhadap sang papa. Dia bahkan belum menemui David untuk memberikan penjelasan tentang kemarin malam.
Gadis itu terdiam sejenak sambil menutup mata nya, dan menghembuskan nafas nya pelan.
Di sepanjang perjalanan Gadis itu hanya diam mendengar kan lagu yang sengaja di pasang nya dengan volume sedang.
Setelah menempuh waktu beberapa menit, akhirnya gadis itu tiba di sekolah nya. Dia keluar dari dalam mobil, dan tepat di waktu yang bersamaan dia tak sengaja berkontak mata dengan Matthew yang juga baru saja tiba di sekolah.
Rasa sedih,bimbang,dan menyesal yang ada di dalam diri Crytsal tiba tiba menghilang kala melihat Matthew sedang tersenyum pada dirinya sambil berjalan ke arah nya.
"Hai."
"Hai." Jawab Crystal sambil tersenyum. Tak tau saja jantung nya sedang berdetak tak karuan.
"Ayo masuk."ajak Matthew yang diangguki oleh Crytsal.
"Apa semalam aku terlalu lama memulangkan mu?"
"Ah tidak."
"Hm..baguslah." hal itu hanya di respon senyuman oleh Crytsal.
Sesampainya di kelas semua mata tertuju pada dua orang yang baru saja datang dengan bersamaan. Crystal dan Matthew, dua orang yang tak disangka-sangka masuk kedalam kelas dengan bersamaan.
Crystal yang melihat tatapan dari teman-teman nya sedikit malu, dia berdehem kecil guna menetralkan ekspresinya. Lalu, gadis itu mengambil langkah diluan berjalan kearah meja disusul oleh Matthew.
"Cieee ada apa nih?" Goda Emilia dengan senyuman jahilnya.
Gadis itu menyikut bahu Emilia,"Ck masih pagi loh." Sedangkan Emilia tertawa menaggapinya. Guru datang saat bel telah berbunyi, pelajaran pun dimulai seperti biasa.
• • •
Beberapa jam telah berlalu, bel istirahat juga baru berbunyi. Sebagian murid berbondong-bondong untuk pergi kekantin atau melakukan kegiatan lainnya. Sedangkan Crystal dia memilih untuk tidak pergi ke kantin, dia masih sangat malas untuk bertemu dengan orang banyak.
"Yakin ga kekantin?"
"Hmm."
Emilia berdecak kesal saat mendengar respon dari sahabatnya itu,"nitip ga?" Gadis itu lantas menggelengkan kepala membuat Emilia mengganguk pelan.
"Yaudah deh, aku pergi ya." Ucapnya yang diangguki oleh Crystal.
Keadaan kelas menjadi sepi hanya tersisa Crystal dan Matthew didalamnya. Gadis itu memilih menyibukkan diri sambil mendengarkan lagu, dan membenamkan wajahnya pada meja.
Matthew, pemuda itu sedari tadi menatap Crystal. Seolah dia tak ingin mengalihkan pandangan nya dari gadis itu. Pandangan nya hanya tertuju pada Crystal, hanya pada gadis itu.
Dia bangkit mengambil beberapa makanan dari tas dan berjalan menghampiri Crystal. Ketika tiba tepat disamping gadis itu, tak ada respon dari si empu. Matthew sama sekali tak melakukan pergerakan sedikitpun, dia hanya menatap kearah Crystal dengan tatapan yang sangat dalam.
Tangannya dibawa menuju kepala Crystal, mengelus kepala gadis itu dengan pelan seolah tak ingin menggangu dirinya. Sekecil apapun sentuhan itu, Crytsal langsung mengadahkan kepalanya ingin melihat siapa yang berani menyentuh kepalanya.
Tatapan mereka bertemu, terkunci selama beberapa detik. Manik mata Crystal mengarah kesetiap inci wajah pemuda tersebut. Alis yang cukup tebal, hidung mancung, bibir yang cukup tebal, dan mata yang sangat menyejukkan untuk dirinya.
"Tampan." Batin Crystal.
Jantung gadis itu berdetak tak karuan, jika dia bisa, ingin sekali memeluk pemuda yang ada didepan nya ini.
"Sudah puas menatapku?"
Crystal tersentak kala Matthew mengucapkan hal itu, dia langsung mengalihkan pandanganya kearah lain,"a-ah? Tidak,tidak." Ujarnya canggung sambil memegang leher belakangnya, hal yang selalu dilakukan gadis itu saat salah tingkah.
Matthew menatap Crystal dengan senyuman manisnya yang mungkin hanya ditunjukkan pada Crystal.
"Ada apa?" Tanya Crystal memecahkan keheningan antara mereka berdua. Lantas Matthew langsung menyodorkan makanan yang dibawanya pada gadis itu, "makan."
"Hah?" Crystal mem-beo, mulutnya berbentuk huruf O. Matanya tak berkedip sama sekali.
"Makan Crystal." Pinta Matthew dengan lembut.
Gadis itu tersenyum kikuk,"a-ah? Iya, thanks." Membuka makanan yang dibawakan oleh Matthew.
Matthew menatap Crystal sambil tersenyum hangat, meneliti gadis itu yang sedang makan. Tanganya terangkat membawa kearah kepala Crystal,"aku ga mau kamu sakit. Makanya harus makan ya?" Ujarnya sambil menepuk pelan kepala Crystal lantas berlalu pergi kembali ketempat duduknya.
Crystal menghembuskan nafasnya panjang, sejak tadi dia mengirit nafasnya, detak jantungnya juga berdetak kencang tak karuan.
"Is there something wrong with me?" Tanyanya sambil mengelus dada.
• • •
Hai, ntar ada hidden part yang bakal aku buat di KaryaKarsa. Big sorry for wait to long🙏
🌻See U🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Baby Girl !
Roman d'amourCerita ini hanya berisikan tentang seorang gadis imut yang berasal dari keluarga ternama. Crystal namanya, anak perempuan satu satunya dan anak yang paling kecil di keluarga Dexter, membuat dirinya di sayangi, sangat dimanja dan sangat dijaga ketat...