- HI, BABY GIRL 26 -

631 36 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

"Hi, my boyfriend."

Senyuman terlihat merekah dari Matthew. Tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya, segera dia memeluk Crystal. Hal itu juga disambut baik oleh gadis yang sudah berstatus sebagai kekasihnya sekarang.

"Thank you, thank you very much for having me."

"I'm happy too for having you." Balas Crystal dengan sangat tulus.

Mereka berpelukan cukup lama. "So you're my girlfriend right now?"

Mendengar pertanyaan sang kekasih membuat Crystal tertawa,"tentu saja. Apa kamu tidak yakin?"

Matthew menggeleng dengan cepat,"aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. Aku sangat takut kamu menolakku. Terima Kasih."

"...boleh aku memelukmu lagi?"

Tanpa menjawab pertanyaan nya, Crystal langsung memeluk Matthew. Rasa kebahagiaan, nyaman tercampur menjadi satu kala memeluk laki-laki itu. Ah, akhirnya setelah beberapa waktu memendam perasaan satu sama lain, mereka menemukan titik terang dalam hubungan mereka.

• • •

Di kediaman Dexter tampak sebuah mobil masuk kedalam pekarangan rumah. Itu adalah mobil David. Tapi tunggu, kenapa dia tiba dirumah cepat sekali? Jam masih menunjukkan pukul satu siang. Seharusnya pria itu masih di kantor.

Ternyata satu insiden terjadi pada Shena, istrinya itu. Tadi pagi dia tidak sengaja terpeleset hingga menimbulkan memar dan luka di beberapa bagian tubuhnya.

Setelah dihubungi oleh salah satu pelayan yang ada disana, dengan buru-buru David langsung pulang meninggalkan segala pekerjaan yang ada. Shena adalah yang terpenting baginya. Tahta tertinggi dari hidupnya adalah Shena.

"Sayang? Kenapa bisa sampai begini?" David bertanya dengan nada khawatir kala melihat Shena terbaring di kasur dengan seorang dokter wanita yang sedang memeriksa nya.

"Shena gak kenapa-napa kok, cuman luka kecil aja." Jawabnya menenangkan suami nya itu.

"Apa perlu dijahit lukanya?"

"Tidak perlu tuan. Luka nya tidak terlalu parah untuk dijahit."

"Apa ka-----"

Shena memotong ucapan David, dia tau bahwa suaminya itu akan marah nantinya, "Udah gak apa-apa, dokter apa ini sudah selesai?"

"Ini sudah selesai."

"Yasudah dokter bisa pergi sekarang, makasih banyak dok." Ujar Shena tersenyum. Sedari tadi dia menggengam tangan David dan mengelus nya dengan pelan, berusaha meredakan emosi suaminya itu.

Dokter itu pun segera keluar kala sudah berpamitan dengan David dan Shena. Setelah Dokter tersebut keluar dari kamar mereka, David segera memeluk Shena.

"I'm worry about you."

"Shena gak kenapa-napa kok, kan kata dokternya luka Shena juga kecil. Jadi gak sakit." Jawabnya Menampilkan senyum yang menjadi candu oleh David.

"Sayang..." Dia berujar dengan halus sambil menyempatkan kecupan di pucuk kepala milik Shena.

Terlihat David masih khawatir pada istrinya itu. Dia kembali memeluk Shena, membawa Shena dalam kenyamanan.

• • •

Di sebuah restoran yang terletak di sebuah tengah kota, terlihat dua orang berbeda jenis kelamin dengan seragam sekola terlihat sedang makan disana.

Terlihat Matthew dan Crystal berbincang sembari tertawa kecil, tampaknya mereka menikmati perbincangan hari ini.

"Aku akan mengantarkan mu pulang." Tawar Matthew.

Crystal tampak bingung menjawab,"enggak usah. Aku bawa mobil tadi."

"Mobilnya tinggal kan di sekolah tadi?"

"Iya sih. Yaudah deh." Crystal menyetujui tawaran Matthew tadi. Mereka melanjutkan kegiatan makan yang sempat tertunda tadi.

• • •

Karena acara makan malam tadi bersama Matthew, alhasil Crystal telat pulang satu jam lebih lama dari biasanya. Tadi David beserta kedua kakak Crystal sudah menghubungi gadis itu dan mengatakan bahwa dia sedang makan malam, namun yang ada dipikiran mereka pasti itu makan malam dengan Emilia.

David, Xavian, dan Zevian secara kebetulan sedang duduk di taman yang berada di halaman depan mansion. Mereka sesekali berbincang. Namun atensi mereka teralihkan kala melihat sebuah mobil sport yang sangat asing di kalangan keluarga mereka. Bukan mobil Crystal maupun mobil Emilia.

Mobil tersebut tidak masuk ke dalam pekarangan mansion, hanya diluar mansion saja. Tentu saja mobil tersebut milik Matthew.

"Yasudah aku masuk dulu ya." Pamit Crystal.

"Itu papa kamu?" Tanya Matthew sembari melihat ke arah David.

"Ah iya, kenapa? Seram ya?"

"No."

"Papa memang kelihatan kayak gitu, cuman papa itu orangnya baik banget kok." Jelas Crystal. Matthew menanggapinya sembari tersenyum paham.

"Aku masuk ya?"

"Iya, selamat malam cantik. Thank you very much for today."

Segera Crystal keluar dari mobil. Dia langsung menghampiri keluarganya.

"Sama siapa pulangnya?" Tanya Zevian langsung.

Crystal langsung bingung ditanya dengan tiba-tiba seperti itu, tidak mungkin kan dia bilang bahwa yang mengantar adalah pacarnya.

"Teman."

"Tumben, kakak belum pernah lihat mobil itu."

"Temen Istal kan bukan cuman satu kak." Crystal beralasan seperti itu.

Zevian menggangukan kepalanya, seolah memahami apa yang dikatakan oleh adik kecilnya tersebut.

Sementara itu David dan Xavier tampak diam memperhatikan pembicaraan Zevian dengan Crystal. Jauh dari dalam lubuk hati David dia sudah merasa marah dengan tindakan putrinya.

Ayolah, David bukanlah orang yang bodoh. Setitik kecil hal yang hilang dalam perusahaan yang sebesar itu saja dia tau, apalagi mengenai putri satu-satunya tersebut.

Apa yang terjadi hari ini sudah diketahui oleh David. Tapi pria itu memilih diam, menunggu Crystal sendiri yang memberitahukan nya.

Jika Crystal juga tidak memberitahu nya, mungkin dia sendiri yang akan bertanya pada gadis itu.

Karena siapapun yang mendekati anaknya harus melewati seleksi darinya sendiri.

• • •

Udah siap baca? Vote yuk!

🌻 See U 🌻

Hi, Baby Girl !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang