• • •
"Pengen punya pacar bosen stay single melulu kayak mereka."
"APA?!"
Teriakan terkejut keluar dari bibir sang kakak kembar.
Crystal hanya bisa tertawa ringan menanggapi sang kakak,"gak papa kan ya?"
"Gak!" Ujar Zevian tegas dengan mata yang menyorot peringatan pada Crystal.
"Lah?"
"Gak sayang! Gak boleh! Kakak gak ngijinin." Tegas Xavier.
Crystal hanya mendelik kesal ke arah Xavier, kemudian menatap balik ke arah sang papa yang sedari tadi hanya diam.
Mendekat ke arah papanya, sambil mengedipkan kedua mata nya yang lentik dan tersenyum manis,"boleh kan pa?"
David--langsung tersenyum menyambut nya, tangan nya teralih untuk mengelus rambut bergelombang milik putri nya.
"Ask to your brothers."
Bahu Crystal melemas. Menatap ke arah kedua kakak nya yang menatap dia datar dan tajam,"Males."
Gadis itu pun beranjak mengambil botol minum milik nya,"Yaudah Crystal mau berangkat dulu. Takut telat." Ujar nya.
"Baiklah ayo, kakak antar." Ujar Zevian.
"yaudah yuk. Nanti Istal telat lagi." Gadis itu langsung mengambil tas nya dan mencium pipi kedua orang tua nya sebagai tanda pamitan.
"Dah pa ma.."
"Dah sayang." Jawab Shena.
"Pa..Papa gak ke kantor?" Tanya Xavier.
"Gak. Kamu aja gantikan papa. Bisa kan?" Ujar David karena sejujurnya dia akan menyelidiki lebih lanjut tentang istrinya itu.
"Yaudah pa. Xav berangkat dulu."
"Ma Xavier berangkat dulu ya.." ujar pemuda itu sambil mencium sekilas pipi Shena.
"Iya hati hati ya." Titah Shena dengan tangan yang mengelus pipi putra nya.
Xavier mengganguk dan langsung pergi begitu saja karena ada rapat yang harus dihadiri nya.
Kini tersisa lah David dan Shena dengan Shena yang masih memegangi perutnya. David mendekat dan langsung menggendong tubuh wanita nya itu ala bridal style.
Sedangkan Shena hanya diam saja, bibir nya terasa keluh dan tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
"Daddy.."lirih Shena sambil membenamkan wajahnya didada bidang milik David.
"Mana yang sakit sayang?" Tanya David dengan raut wajah yang menyorot ke khawatiran. Tangan nya digunakan nya untuk merengkuh lebih erat tubuh mungil itu.
"Perut--" perkataan Shena terpotong kala mendengar sebuah ketukan dari luar.
"Masuk!" Titah David.
Dan masuk lah seorang wanita berjas putih yang tak lain adalah seorang dokter pribadi milik keluarga Dexter.
"Daddy?" Tanya Shena Dengan mata yang mengarah ke arah David. Dia takut dengan dokter! Takut dengan suntikan. Cukup sewaktu dia hamil dan melahirkan saja wanita itu mendapat kan suntikan, dia tak mau lagi.
"Sttt.. tenang sayang. Dia hanya ingin memeriksa kamu." Ujar David sambil mengelus rambut Shena.
Jari jemari mungil Shena digenggam oleh David. Sesekali pria itu mengelus nya,"jangan takut,hm?"
"Iya baiklah." Ujar Shena yang membuat David sedikit terkejut. Pasalnya istri nya itu sangat payah untuk diperiksa. Tapi sekarang?
Sejujurnya jauh didalam hati wanita itu, dia sangat merasa ketakutan sekarang. Tapi, dia juga tak kau mengecewakan Crystal. Ini adalah hari ulang tahun gadis itu, Shena ingin memberikan yang terbaik.
Tapi, bagaimana dia akan memberikan yang terbaik jika dirinya saja sedang sakit? Maka dari itu dia menyakinkan dirinya untuk tidak terlalu takut agar tak mengecewakan putri nya itu.
Dokter pun langsung mengecek keadaan Shena dengan teliti karena kalau tidak nyawa nya akan terancam. Sedari tadi David tak mengalihkan perhatian nya dari Shena, titik fokus nya sekarang hanya pada perempuan tersebut.
"Bagaimana?" Tanya David saat dokter tersebut sudah selesai memeriksa Shena.
"Maag yang dimiliki nyonya Shena kambuh tuan. Itulah alasan perut nya terasa sakit. Saya akan menuliskan beberapa resep obat yang harus diminum, setelah makan. Tak perlu dirawat dirumah sakit tuan, cukup di rumah saja."
"Baik. Berikan resep nya pada Mark." Ujar David.
"Baik tuan. Saya pamit." Ujar dokter tersebut.
Setelah dokter itu keluar David langsung menatap istrinya tajam. Seolah mengerti bahwa David tengah marah, Shena langsung memasang wajah sedih nya agar pria tersebut luluh.
"Daddy jangan marah." Ujar Shena sambil mendekap tubuh David.
Sudah! Sudah runtuh pertahanan David. Dia akhirnya luluh pada Shena. Dia kalah.
• • •
Sementara itu disisi lain Crystal sedang memahami apa yang diajarkan oleh Mr Even tentang sistem pernapasan pada manusia.
Semua perkataan oleh Mr Even betul betul diserap baik baik oleh gadis tersebut. Karena sebetulnya cita cita nya ingin menjadi ahli dokter bedah spesialis paru paru.
Menurut nya pekerjaan seperti itu sangat elegan, dan dihormati oleh semua orang dan satu lagi Crystal selalu berfikir bahwa perkejaan dokter merupakan suatu pekerjaan yang amat sangat mulia.
"Baiklah kita akhiri pelajaran kita hari ini. dan sampai bertemu di pertemuan selanjutnya." Ujar Mr Even sambil berjalan keluar kelas.
"Thank You Mr." Ujar seisi kelas dengan serentak.
Crystal pun mulai menyusun bukunya yang akan ditaruh nya di loker dalam kelas.
"Hai Crystal. Jangan lupa sediakan makanan yang banyak di acara ulangtahun mu ya." Ujar Emilia sambil tertawa.
"Pasti. Karena aku tau kamu pasti tidak akan cukup untuk sedikit makanan." Jawab Crystal sambil tersenyum.
"So sweet. Kamu sangat pengertian padaku, sayang." Goda Emilia.
Crystal merotasikan bola mata nya malas,"Ya..ya. terserah kamu saja Emilia."
"Oh ya apa kamu mengundang satu kelas kita?"
"Tentu."
Crystal mengalihkan pandangannya menuju seisi kelas dan belum ada yang beranjak sedikit pun. Ada yang masih bermain ponsel miliknya dan berbincang.
Dia membalikkan tubuhnya menghadap belakang. Melihat ke arah Matthew.
"Hai Matthew. Kamu akan datang kan ke acara ulang tahun ku?" Tanya Crystal.
Matthew langsung menatap ke arah Crystal,"Pasti."
• • •
100 Vote dan 80 comment. Kalau udah tembus kabarin yak biar langsung update.
Tandain ada kalau ada typo.
✿Maaf kalau ada kekurangan dalam cerita ini.
✿Menerima saran yang membantu.
✿Cerita ini murni dari hasil pemikiran saya sendiri.
✿Vote, Comment, and Follow please.
✿Selasa,25-01-2022.
✿19.45 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Baby Girl !
RomanceCerita ini hanya berisikan tentang seorang gadis imut yang berasal dari keluarga ternama. Crystal namanya, anak perempuan satu satunya dan anak yang paling kecil di keluarga Dexter, membuat dirinya di sayangi, sangat dimanja dan sangat dijaga ketat...