"Kamu sudah cukup dewasa untuk Mengetahui mana yang benar dan Yang salah. Kamu bukan lah anak Anak lagi yang harus di beritahukan Tentang segala hal."
-Hi,Baby Girl!-• • •
"Ma." Pintu di buka oleh Crytsal. Menampakkan Shena yang sedang berada di tempat tidur, dengan wajah yang sedikit tampak tidak segar seperti biasanya. Disana juga terdapat David yang setia berada di samping istri nya selalu.
Shena yang tadi nya sedang berada di posisi tertidur, kembali merubah posisi nya menjadi duduk ketika mendengar suara anak nya.
"Istal." Panggil nya dengan suara nada yang parau.
"Mamaa..." dengan sedikit berlari, gadis itu mendekat pada sang mama. Memeluk dengan erat mama nya.
"Ma, maafin Istal."
Shena tersenyum kecil sambil membalas pelukan putri nya itu. Tangan nya mengelus rambut Crytsal.
"Jangan nangis, sayang." Ujar Shena dengan lembut menampilkan aura ke-ibuan nya.
"Maaf ma...Istal salah." Suara sesegukan terdengar dari gadis itu.
David sedari tadi hanya berdiam sambil memperhatikan interaksi antara ibu dan anak ini. Sebenarnya jika di tanya perasaan nya kali ini, David juga sangat sangat mengkhawatirkan putri kesayangan nya ini.
Marah? Jelas. David sangat marah ketika melihat putri nya itu belum pulang meski sudah malam. Dan ini adalah kali pertama nya hal itu terjadi.
Tapi, dia sebisa mungkin untuk mengontrol amarah nya itu."Dari mana kamu?" Tanya Shena sambil mengelus rambut putri nya itu.
Crytsal menundukkan kepala nya, tak tau ingin menjawab apa. Tidak mungkin dia berkata jujur kan?
Melihat Crystal yang bingung untuk menjawab apa, Shena langsung tersenyum."Mama gak marah kalau kamu pulang sedikit terlambat dari biasanya. Mama hanya Khawatir karena kamu sedari tadi gak angkat telfon dari kita, sayang."
Gadis itu hanya menunduk. Dia tau dia salah."maafin Istal ma."
Shena tersenyum,"Iya Mama maafin. Jangan di ulangi lagi ya? Kalau mau pulang agak telat, setidaknya nya telfon ke kakak dulu."
"Iya ma."
Shena tersenyum,"Yasudah kalau begitu kamu mandi terus makan ya."
Gadis itu menggangukan kepala nya,"Iya ma."
Crytsal beralih bangkit dari tempat tidur dan melihat ke arah David.
"Sayang, kamu istirahat lagi ya." Ujar David sembari mengelus pipi Shena.
Shena menatap suami nya itu dengan takut-takut. Alasan nya pasti David akan berbicara berdua dengan Crystal, dan hal itu membuat Shena takut jika suami nya itu akan memarahi putri mereka.
Merasa ini situasi yang privasi, Crystal akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar tidur tersebut.
"J-jangan." Shena berujar sembari memegang tangan David.
Pria itu menghembus kan nafasnya pelan lalu berjongkok,"Sayang...I'm not angry."
Mata Shena memanas, apa kah suami nya itu akan memegang perkataan nya?
"D-daddy...don't punish Crytsal."
"Hey..i'm not angry to her. Just need a little talk, can i baby?"
Shena menundukkan pandangan nya, kemudian mengangkat nya kembali menatap David. "Promise? "
David tersenyum menanggapi nya,"I'm promise."
Setelah itu David membenarkan selimut Shena, mengecup bibir istri nya itu sekilas sebelum pergi keluar dari kamar mereka.
Kemudian David berjalan menuju kamar Crytsal. Sesampai nya di depan pintu kamar anak gadisnya, pria itu mengetuk terlebih dahulu.
"Istal."
Crystal yang sedang mengeringkan rambut nya dengan hairdyrer langsung dengan cepat membuka pintu kamar nya dengan perasaan yang takut.
Cklek
Setelah pintu di buka, David langsung masuk ke dalam kamar Crystal. Dia mengambil duduk di sisi pinggir ranjang milik Crystal.
Gadis itu mendekat dan duduk tepat di depan papa nya. Menundukkan wajah nya seolah olah dia tengah gugup sekarang.
"Kamu tau apa kesalahan kamu?"
Crystal mengigit bibir bawah nya,"Istal tau pa."
"Apa kesalahan kamu?" Tanya David dengan tatapan dan suara yang mengintimidasi.
"Istal tau pa. Istal terlambat pulang."
"Kenapa kamu pulang terlambat?"
Sontak pertanyaan David membuat Crytsal menjadi gelisah. Dia tidak tau akan menjawab apa. Sungguh, dia paling tidak bisa berbohong di hadapan papa nya ini.
David masih terus memperhatikan Crytsal dengan tatapan penuh selidik nya,"Jawab Papa Istal!"
Crytsal menutup mata nya, hati nya semakin menjadi gelisah. Apa dia harus mengatakan yang sebenarnya?
Melihat Crystal yang hanya diam saja membuat David semakin curiga pada putri nya itu. Biasanya Crytsal tidak pernah berbohong begini, dia selalu saja terbuka tentang kehidupan nya. Tapi kenapa sekarang David merasa Crystal menutupi sesuatu dari nya?
Seolah tak mendapat jawaban dari anak nya itu, akhirnya David memutuskan untuk keluar dari kamar Crytsal. Hal itu jelas menjadi tanda tanya bagi Crystal.
Padahal perbincangan mereka belum selesai. Tapi mengapa papa nya itu sudah mengakhiri pembicaraan mereka.
"Kalau kamu tidak mau memberi tau kepada papa apa yang terjadi. Maka papa sendiri yang akan mencari tau nya."
Mendengar perkataan papa nya itu membuat Crystal langsung terkejut. Detak jantung nya berdetak lebih cepat. Gadis itu langsung bangkit dari tempat duduk nya. Berlari kecil menggapai tangan kekar David.
"Gak pa, Please."
Pria itu menghentikan langkah nya. Berbalik menatap sang anak.
"So tell me. What the reason until you come home to late."
Crytsal kembali diam tak ingin berbicara apa.
"I-istal tadi pergi sama teman pa."
"Teman? Siapa? Emilia?" Tanya David dan Crystal pun menggeleng kan kepala nya.
"Lalu?"
"Pa..." nada bicara Crystal terdengar putus asa. Mata nya terlihat mulai berair, dia mengadahkan pandangan nya mengarah David.
David terdiam melihat cara bagaimana Crystal menatap nya. Pria itu menutup mata nya pelan. Melepaskan genggaman tangan anak nya itu pada dirinya.
"Papa akan tunggu kamu jujur dan memberitahukan semua nya. "
• • •
🌻FOLLOW THIS ACCOUNT🌻
Tik tok : @elmhrniprb
Instagram : @zvia.la
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Baby Girl !
RomanceCerita ini hanya berisikan tentang seorang gadis imut yang berasal dari keluarga ternama. Crystal namanya, anak perempuan satu satunya dan anak yang paling kecil di keluarga Dexter, membuat dirinya di sayangi, sangat dimanja dan sangat dijaga ketat...