• • •
Apa benar yang dikatakan Crystal?
Melihat bahwa Matthew seakan tak percaya dengan perkataan nya, membuat gadis itu sedikit kesal.
"Disini tidak panas, bukan kah ini pantai?"
"...aku hanya bercanda tadi."
"Apakah benar?" Tanya nya sekali lagi penuh selidik.
"Benar.." Jawab nya sedikit kesal dengan laki laki itu.
"Hm,baiklah."
Crystal menjadi sedikit lega karena Matthew mempercayai nya, jika tidak dia akan menjadi sangat malu. Karena merasa kepanasan dan gerah ketika Matthew mengatakan diri nya cantik.
"Tapi jika kamu merasa kepanasan bilang saja, kita akan masuk."
Aish
Sungguh laki laki ini membuat Crystal menjadi sangat kesal. Ingin rasanya dia menangis dan berteriak.
Suanasa kembali menjadi hening, tak ada pembicaraan yang terdengar dari kedua nya.
"Kenapa kamu mengajak ku kesini, apa ada yang perlu?"
Beberapa detik setelah Crystal mengajukan pertanyaan tersebut. Tak ada jawaban dari Matthew.
"Tidak. Aku hanya ingin mengajak seseorang untuk sedikit bersantai. Apa kamu keberatan?"
Mendengar pertanyaan Matthew membuat Crystal menggeleng kuat.
"Tidak. Tidak. Aku tidak masalah dengan hal itu." Jawab nya dengan seulas senyuman yang terbit di bibir manis nya.
Matthew tertawa sekilas. Tak lama datang lah seorang pelayan laki laki, dengan beberapa menu makanan yang sudah tersaji.
"Terima kasih." Ujar Crystal dengan tersenyum sekilas pada pelayan tersebut. Melihat senyuman Crystal yang ia berikan pada lelaki lain, membuat hati nya panas.
Tangan nya terkepal, sorot matanya tajam mengarah Crystal yang sudah mengalihkan tatapan nya pada makanan yang sudah tersaji.
"Apa kau selalu tersenyum pada lelaki lain seperti itu?"
Crystal yang mendengar pertanyaan Matthew langsung menghentikan pergerakan nya,"Hm? Maksudnya?"
Sungguh Crystal sangat tidak mengerti dengan pertanyaan Matthew. Apa dia tidak boleh bersikap ramah? Bukan kah tersenyum pada pelayan adalah hal yang biasa?
"Memang nya Kenapa?" Tanya nya sambil menaikkan sebelah alis nya.
Matthew menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit di jelaskan,"terlalu berlebihan." Ujar nya kecil dan memasukkan sepotong daging ke dalam mulut nya.
Crystal tidak terlalu mendengar jelas apa yang di katakan Matthew, dia pun langsung melanjutkan acara makan nya.
"Ayo pulang." Matthew mengatakan hal itu dan langsung bangkit dari tempat duduk nya. Membuat Crystal terdiam seketika.
"Kenapa terburu-buru?" Tanya nya.
"Aku ada kerjaan mendadak." Ia langsung melanjutkan langkah nya turun dari tangga.
"Kenapa sih?!" Dia merenggut kesal.
Akhirnya mau tak mau, Crystal mengikuti langkah Matthew untuk turun dari rumah pohon tersebut. Lelaki itu terus saja melangkah maju tanpa memperdulikan Crytsal yang tengah kesal di belakang nya.
Biarlah, dia sangat tidak suka jika Crystal menunjukkan senyum manisnya pada laki laki lain. Hati nya panas, dia cemburu sekarang. Beruntung saja pelayan tadi tidak dihabiskan oleh Matthew.
Sampai lah mereka berdua di dalam mobil. Matthew langsung masuk ke bangku nya, tanpa membuka pintu mobil untuk Crystal. Sebenarnya ini adalah hal yang biasa, tapi ini akan menjadi tidak biasa untuk mereka berdua terutama Crystal. Dia selalu di bukakan pintu mobil oleh lelaki itu. Tapi? Lihat lah sekarang, sangat menyebalkan.
Mereka berdua telah masuk ke dalam mobil. Matthew dengan segala melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tangan nya mencengkram erat stir mobil. Seolah menyalurkan rasa cemburu nya.
Crystal menutup matanya rapat saat deru mesin terdengar sangat jelas dan kencang. Dia mengenggam seat belt dan meremas nya pelan.
"Turunkan laju kecepatan nya. Apa kamu ingin mati,huh?!"
Dengan tiba tiba Matthew menekan pedal rem dengan mendadak. Membuat tubuh mereka berdua terhuyung ke depan. Ah lebih tepat nya hanya tubuh Crystal.
Dug
"Sshhh, awwww..." Kepala gadis itu mengenai dashbord. Walaupun sudah memakai seat belt tapi gerakan rem mendadak itu tak dapat mengendalikan tubuh Crystal.
"Awww..." Crystal menjauhkan kepala nya dari dashbord, terdapat warna merah di sana. Yang berarti kepala nya cukup terbentur. Matthew hanya melirik dari ekor matanya saja apa yang terjadi.
"Apa kau gila?!" Ujar Crytsal dengan nada yang sedikit meninggi. Dan sama sekali tidak ada di jawab oleh Lelaki itu.
Gadis itu masih saja mengusap dahi nya, berusaha hal itu dapat meredakan rasa nyeri yang ada.
"Sakit?"
"Sakit lah!"
"Same as me."
"Apa? Sama seperti mu? Apa kamu terbentur? Tidak kan!" Ujar nya tak terima.
Matthew mendekat ke arah Crystal perlahan. Memajukan wajah nya, melihat wajah indah Crystal dengan seksama.
Jari telunjuk nya terangkat ke arah bibir gadis itu, mengusap nya dengan eksotis.
"Sakit sayang." Matthew berujar dengan suara berat dan serak nya. Siapapun akan menjadi bergairah dan terangsang jika mendengar nya.
Gerakan lelaki itu pada bibir Crytsal terhenti. Dia menurunkan pandangan nya pada bibir yang baru saja di usap nya itu.
Perlahan dan tanpa di sadari, lelaki itu mulai menempelkan bibir nya pada bibir manis Crystal.
Crytsal terkejut, tapi dia tetap diam. Membiarkan apa yang akan di lakukan Matthew setelah nya. Lelaki itu menggerakkan bibir nya. Mengangkat tangan nya dan meletakkan nya pada pipi gadis itu.
Matthew menjauhkan bibir nya pada bibir Crytsal."Buka mulut mu sayang."
Seolah terhipnotis begitu saja, Crytsal menuruti perintah Matthew. Dia membuka mulutnya, hal itu sukses membuat Matthew tersenyum.
Kembali dia mempersatukan bibir mereka berdua, kali ini akan lebih bergairah.
Bibir mereka menempel, suara ciuman mereka menghiasi dalam mobil. Satu tangan Matthew terangkat dan mengelus pelan jenjang leher milik Crystal.
"You should feel what I feel, baby."
• • •
Follow my Tik Tok account @elmhrniprb.
Instagram : @elmhrniprb
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Baby Girl !
RomanceCerita ini hanya berisikan tentang seorang gadis imut yang berasal dari keluarga ternama. Crystal namanya, anak perempuan satu satunya dan anak yang paling kecil di keluarga Dexter, membuat dirinya di sayangi, sangat dimanja dan sangat dijaga ketat...