Sedikit rate ya 18++
.
.Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤"Kita mau kemana?" Win semakin gelisah, pasalnya mobil yang ia tumpangi melaju semakin jauh dari jalan besar. Win bukan anak kecil yang tak menyadari bahwa jalan yang dilewati saat ini adalah hutan belantara yang dipenuhi dengan pohon rindang menjulang tinggi.
"BRIGHT!" bentaknya dengan amarah yang meledak. Win tak dapat menahan amarahnya. Sedari tadi pria di sampingnya tak sekalipun menjawab pertanyaannya dan fokus menyetir.
"Jawab atau aku lompat!" Ancam Win yang telah siap membuka knop pintu mobil.
Seketika mobil berhenti dengan suara rem yang berdecit lantang. Win hampir terjungkal ke depan, namun kali ini sabuk pengaman berhasil menahannya.
Seketika sekujur tubuh Win bergetar, detak jantungnya berpacu sangat cepat. Peluh mulai berceceran. Saat itu ia menyesali kalimat yang sebelumnya ia lontarkan.
Pria di sampingnya menoleh, ekor matanya yang tajam menusuk sekujur tubuh Win yang kian bergetar. Entah dari mana perasaan takut itu datang. Win merasa seolah ditelanjangi hidup-hidup hanya dari tatapan tajam sang ketua bem.
Seringai tipis terukir di wajah sang pria. Perlahan Bright mendekat... kian dekat... semakin dekat....
Dan....
"KAU MAU AP---BRIGHT!!!"
Dalam sekejap Win telah berada dalam kukungan Bright. Sang ketua bem itu kini menatapnya lekat. Bibirnya yang terukir tipis nan seksi perlahan tersenyum tanpa dapat diartikan.
"K-kau... a-apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Ujar Win terbata. Ia berusaha memberontak. Namun sayang, kedua tangannya telah dicekal kuat oleh Bright.
"Ssstt... Sudah kubilang jangam berisik." Bisil Bright dengan suara serak yang sedikit seksi.
"Lepaskan aku Bright! Kau gila!"
Bright terkekeh, lalu kembali melempar tatapan tajam. Wajahnya bahkan kian dekat, hingga ujunh hidungnya menyentuh permukaan kulit lembut wajah Win Metawin.
Win mengalihkan wajahnya ke samping. Enggan membalas tatapan tajam sang ketua bem. Membiarkan pipi kanannya, disentuh ujung hidung Bright yang mancung. Lalu perlahan Win merasakan gerakan basah.
Sial. Bright menjilatinya. Betapa jijiknya.
"B-right. Hen-tikan! Kau gila!"
"Sssssttt... tenanglah Bunny." Bright perlahan menyapu pipi Win dengan lidahnya. Lalu perlahan menjilati rahang hingga berakhir di daun telinga si bunny.
Win menggeliat, merasa geli saat Bright menggigit daun telinganya yang basah akan saliva yang Bright balurkan.
"B-right..nnhhhh"
"Kau mendesah bunny?"
"H-entikan Bright."
"Ssttttt.." bisik Bright serak.
Tanpa Win sadari. Bright perlahan meniup telinganya begitu lembut.
Layaknya seruling, hembusannya terasa begitu lembut, mendamaikan pikirannya, menenangkan tubuhnya.
Win seolah mendengar alunan seruling yang begitu merdu. Ketakutan yang tadinya menyeruak perlahan lenyap. Tubuhnya yang menegang perlahan melemas.
Perlahan Win menutup matanya. Tubuhnya terasa ringan.
"Bagus... Iya begitu bunny.... Anak pintar." Bright mengusap lembut rahang pemuda di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Keramat [ON GOING]
FanficSiang itu seseorang terdengar mendesah di dalam gudang kosong di belakang gedung Fakultas Olahraga. Tepat di belakang Lapangan tua di bawah pohon beringin. Win tak bisa menahan hasratnya. Dia dengan tanpa rasa takut, masuk ke dalam gudang kosong it...