Chapter 9 : Rumahku

1.8K 209 27
                                    

Sedikit Rate ya 18+
.
.
.
Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy💕
.
.
.
❤❤❤

Win POV :

"Sialan!" Gerutuku kesal.

Mau ditaruh mana wajahku? Dosen killer tadi mengusirku dengan kasar. Dan aku tidak tuli untuk mendengar cibiran dan tawa sinis teman-teman di kelasku.

Ah apa? Teman? Bahkan mereka tak pernah menganggapku ada. Siapa juga yang mau berteman dengan laki-laki culun dan berkaca mata tebal sepertiku. Tentu saja Khaotung adalah pengecualian.

Setidaknya aku bersyukur, Khaotung masuk di Universitas yang sama denganku meskipun dia mengambil jurusan yang berbeda.

"Ah sudahlah. Untuk apa kupikirkan? Lagipula hal ini sudah biasa bukan? Kau hanya perlu menutup telinga dan menegakkan pundakku. Lalu berjalan seolah tak pernah terjadi apapun." Gumamku seraya menatap pohon mahoni di depanku.

Author's POV:

"Jadi ini temanmu?"

Sontak Win menoleh, mendapati pria bertubuh jangkung telah berdiri di sampingnya.

Sontak Win menoleh, mendapati pria bertubuh jangkung telah berdiri di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Win mengerlingkan matanya malas. Lalu mendengus kesal.

"Apa kini, kau juga tuli?" Pria itu menoleh pada pemuda berkacamata di sampingnya. Kedua tangannya masih setia bersembunyi di sakunya.

"Pergi jika kau ingin mengolokku." Tukas Win.

"Hei? Kau marah padaku?" Bright mencekal pergelangan tangan Win. Membuat pemuda berkacamata itu berbalik dengan sinis.

"Lepasin!"

Namun seolah enggan peduli. Bright menarik tangan Win, hingga tubuh mereka beradu dan tak ada jarak yang memisah.

Bright melingkarkan lengannya pada pinggul Win. Pemuda itu meronta, berusaha melepaskan diri namun Bright semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepasin Bright! Kau apa-apaan? Bagaimana jika ada yang melihat?"

Bright tersenyum simpul. "Kau tak suka keramaian, Bunny?"

"Ck! Apa maksudmu? Lepasin aku Bright."

"Tidak, sebelum kau berhenti marah padaku."

Win mendengus kesal, membuang muka sembarang.

"Bunny?" Rayunya dengan nada begitu lembut.

"Hentikan Bright. Jangan menggodaku."

"Berhenti marah padaku? Okay?"

Win menukikkan alisnya. Menatap sengit pada pria yang melempar senyum sumringah padanya.

"Ck! Lepaskan aku dulu."

"Baiklah, akan kulepas. Tapi berhenti marah padaku."

Win mengangguk pasrah. Bright dengan pelan melepas pelukannya.

Gudang Keramat [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang