Chapter 14 : Sunset

1.2K 168 17
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

"Jangan takut, ini aku."

"B-bright?" Win terbata menatap sepasang bola mata emas yang bercahaya dari mata sang naga.

Naga itu melayang di udara. Membelah air sungai dengan tubuhnya yang meliuk-liuk seperti ular. Kemudian ekornya mengibaskan air ke tepian. Lalu naga putih itu terbang ke udara, kemudian meluncur ke daratan menghampiri Win.

"Iya, ini aku. Maaf membuatmu terkejut."

Win membelalak tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Win membelalak tak percaya. Ia menggelengkan kepala ketakutan. Tangannya yang bergetar, berusaha terus bergerak, ia terus merangkak mundur menjauhi naga raksasa itu.

"Ti-tidak! Ini tidak mungkin dirimu! Kembalikan Bright!" Pekiknya.

Naga itu mendengus, hingga hempasan angin dari hidungnya mengenai sekujur tubuh Win.

"Berhenti Win. Ini aku, Bright. Orang yang kau ajak bercumbu tadi pagi." Naga itu terus mengikuti tubuh Win. Hingga akhirnya, Win tertahan batang pohon yang tumbuh menjulang tinggi. Ia pun tak dapat berkutik.

Naga itu tersenyum, lalu mendekat ke arah Win. Perlahan, bibir naga itu membuka lalu menjulurkan lidahnya yang panjang dan berlendir ke arah Win.

Sekujur tubuh Win bergetar hebat, tatkala lidah sang naga, meliuk-liuk di tubuhnya. Seperti ular yang sedang menjilati mangsanya.

"T-olong am-puni aku. M-menjauh dariku!" Jerit Win ketakutan. Setengah bajunya telah basah akan saliva sang naga.

Naga itu kembali mendengus, lalu menarik kepalanya menjauh.

"Win..." gumam sang naga. Dengan ketakutan, Win mendongak menatap mata sang naga yang kini telah berubah hitam.

"Lihat mataku." Gumam sang naga memerintah.

Win meneguk ludahnya kasar. Ia menuruti sang naga untuk menatapnya. Mencari suatu kebenaran, dari pengakuan sang naga.

"Kini kau percaya?" Gumam sang naga.

"B-bright? Jadi kau benar Bright?" Win menggeleng setengah percaya.

Naga itu mengangguk. Lalu kembali menurunkan kepalanya, mendekat ke tubuh Win dan mengelus pria bergigi kelinci itu dengan kepalanya.

"Ya, ini wujudku yang lain. Maaf mengagetkanmu, bunny."

"Tapi? Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana bisa kau berubah menjadi seekor naga raksasa? Ini mustahil!"

Naga itu kembali mengeluskan kepalanya ke bagian dada Win yang setengah basah.

"Nanti akan kujelaskan. Sekarang naiklah."

Sontak Win membelalak. "Huh? Naik? Naik kemana maksudmu?"

"Tentu saja naik ke atasku. Ayo cepatlah, sebelum petang menjemput."

Gudang Keramat [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang