Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤Win melirik tajam seseorang yang belakangan ini selalu mengganggu pikirannya. Seseorang yang selalu ia cari,dan tak pernah bisa bertemu dengannya. Namun kali ini akhirnya dia bisa duduk satu ruangan dengannya. Dia mencarinya bukan karena dia mencitainya. Tentu saja itu tidak mungkin. Tapi hal ini karena Win begitu kesal dengan pemuda itu.
Bright Vachirawit. Pria berwajah tampan dengan paras campuran bibir tipis nan seksi. Pemuda itu menatap ke arah Win. Dia menyeringai dengan satu alis terangkat. Seolah ingin berkata "Kenapa kau menatapku?" namun tentu itu hanya terlontar dalam hatinya.
Seolah memiliki telepati. Win mengerti maksud dari tatapan Bright. Dia pun memalingkan wajahnya. Membuang muka dari tatapan pemuda tampan itu. Win masih kesal dengannya. Sekelebat bayangan tiga hari yang lalu kembali muncul di benaknya. Kejadian yang memalukan yang terjadi antara dirinya dengan pemuda bernama Bright Vachirawit, si ketua Bem Fakultas Teknik yang terkenal dengan aura dinginnya mengalahkan es di kutub utara.
Win yakin, tak seorang pun yang tau bahwa ketua Bem yang sedingin es itu memiliki sisi lain yang begitu liar dan panas. Win menggigit bibirnya saat dia mengingat kembali bagaimana desahan nikmatnya ketika pria itu membantunya mencapai klimaks hingga tubuhnya lemas.
Win menampar pipinya dengan kuat seraya menggelengkan kepala agar segera sadar dari pikiran kotornya. Win meneguk ludahnya kasar. Tenggorokannya terasa kering. Teringat bagaimana dia mengerang, mendesah saat jemari itu meremas miliknya yang menegang di bawah sana."Tidak!!"
"Heh! Jangan berisik!"
Sontak Win menoleh. Seketika keping matanya membulat lebar dengan sekujur tubuh yang kaku. Pria yang sedari tadi memenuhi pikirannya kini tengah duduk di sampingnya. Sekali lagi, DI SAMPINGNYA. Tentu saja Win merasa tidak nyaman.
"KENAPA KAU DISINI!" Teriak Win yang sontak membuat semua atensi tertuju padanya. Win menegang, pandangannya mengedar pada semua orang yang tengah berada di dalam ruangan itu.
"Win Metawin? Ada yang ingin disampaikan?" ujar Tay. Ketua pelaksana kegiatan Bakti Sosial yang sedang sibuk menyampaikan susunan acara yang akan mereka laksanakan di sebuah desa terpelosok.
"A... I.. Itu.. Tidak... Saya tidak ada argumen apapun. Saya setuju dengan pendapat semuanya." jawab Win gugup.
Tay hanya menggeleng. "Baik, tolong perhatikan ya. Karena ini demi kelancaran acara kita." ujar Tay lalu kembali melanjutkan rapat.
Bright hanya terkekeh di sampingnya, sedangkan Win terus menggerutu seraya berdecak kesal. Win menghunuskan lirikan tajam pada pria di sampingnya yang masih saja terkekeh dengan tangan yang menutup mulutnya agar suaranya tak terdengar.
Saat ini Win sedang berada di salah satu ruangan di Fakultas Teknik. Entah angin apa yang membawanya untuk mengikuti kegiatan Bakti Sosial yang diadakan oleh Fakultas Teknik. Win mendaftar sebagai panitia divisi perlengkapan. Tay sebagai ketua pelaksana sedangkan Bright sebagai pengawas. Karena dia adalah ketua BEM fakultas teknik. Dimana kegiatan Bakti Sosial ini adalah salah satu program kerja dari kepemimpinannya yang belum ada satu tahun.
"Sial. Kenapa aku harus jadi panitia di sini? Bisakah aku mengundurkan diri saja." gerutunya.
"Apa? Mengundurkan diri?"
Win kembali menoleh. Bright benar-benar merusak moodnya.
.
.
.
.-Flashback
"Jadi mau kubantu?" Bright memulai aksi nakalnya yang sukses membuat Win merinding disko setiap jemari kokoh lelaki di atasnya yang menyentuh kulit halusnya dan menghantarkan aliran listrik yang membuatnya semakin bergairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Keramat [ON GOING]
Fiksi PenggemarSiang itu seseorang terdengar mendesah di dalam gudang kosong di belakang gedung Fakultas Olahraga. Tepat di belakang Lapangan tua di bawah pohon beringin. Win tak bisa menahan hasratnya. Dia dengan tanpa rasa takut, masuk ke dalam gudang kosong it...