Chapter 8 : Burung Elang

1.5K 188 17
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

Tok....tok...tok...

"Siapa?" Win mengernyitkan dahinya. Jendela kamarnya kembali diketuk. Saat ia melihat jam di dinding. Pukul 1 dini hari. Tidak biasanya.

Win sudah hafal jadwal si ketua bem berkunjung ke kamarnya di tengah malam. Dia tidak akan mengetuk, melainkan langsung memanggil namanya.

Win berjalan, mengendap-endap ke arah jendela. Rasanya seperti dejavu.

Tok...tok...tok...

"Bright? Apa itu kau?" Tanya pelan.

Tok....tok...tok....

"Bright jawab aku. Jangan bercanda. Ini tidak lucu!" Win mulai kesal.

Tok....tok....tok....tok....tok...tok...tok....

Suaranya kian cepat, bahkan semakin menuntut.

"Bright! Sumpah ini tidak lucu!" Win menghentikan langkahnya sebelum sampai di depan jendela.

Tok...tok...tok...tok...tok...tok..tok...

Krrriiieeettt.....kriiieeettt....kriiietttt

"Apa lagi ini!" Win menoleh,mendapati pintu lemarinya bergerak sendiri.

"Bright! Sungguh ini tidak lucu."

Tok...tok..tok.tokk..tok..

"Baik jika ini yang kau inginkan."

Win mengambil tongkat bisbolnya lagi, bersiap dengan kuda-kudanya.

"Kuharap kau tak menyesal mengerjaiku!"

BRAKKKKKK!!

Win menarik pintu lemari dengan kasar. Namun tak ada apapun selain pakaian yang tertata rapi.

"Hihihi....hihihi.....hihihi...."

Sekujur tubuh Win membeku. Ia tak berani membalik tubuhnya.

Tok...tok...tok..tok...tok..tok...

"Hihihi......hihihi....hihihi....."

"Tap...tap...tap...tap..."

Jendelanya diketuk semakin cepat. Suara tawa menyeramkan kian terdengar. Dan apa lagi itu? Langkah kaki yang semakin dekat.

Win meneguk ludahnya kasar. Memejamkan kedua matanya. Tangannya mencengkeram erat tongkat bisbolnya yang kini licin akan keringatnya.

"Baiklah. Ayo kita akhiri." Desisnya.

Win melirik dengan waspada. Kepalannya semakin kuat. Dengan cepat ia berbalik lalu melangkah ke jendela. Ditariknya jendela itu dengan kasar lalu ia hendak melayangkan pukulan dengan tongkatnya.

Namun....

Tak ada siapapun.

Win mendongak ke luar. Menoleh kesana kemari. Namun tak ada siapapun kecuali angin yang berhembus  di sela pepohonan.

"Haaaaaahh..." ia menghela nafas panjang. Lalu berbalik dan....

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!"

Sosok besar hitam dengan rambut panjang ikal dan tebal menerjang tubuh Win hingga tubuhnya setengah melayang di antara jendela.

"T-o-long..." jeritnya.

"Aaarrrrghhhhhwwww!!"

Mahluk besar itu mengeram. Memperlihatkan gigi besarnya yang tajam. Wajahnya hancur, begitu menyeramkan. Matanya merah besar. Dan rambutnya kasar seperti sapu ijuk.

Gudang Keramat [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang