Yuk follow ig aku di @coochoci
Terima kasih ❤️
***
Flashback
Keluarga adalah lingkungan pertama yang men support tumbuh kembang seorang anak. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis cenderung akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, terbuka pada orang lain, dan tentunya mudah untuk bersosialisasi. Sedangkan untuk anak yang tinggal dalam lingkungan yang bisa dikatakan 'broken home' maka biasanya akan lebih senang untuk mengisolasi diri dari dunia sosial yang ada di sekitarnya.Hal yang sama juga terjadi pada seorang Aleandra. Tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis benar-benar membuat Alea enggan untuk bersosialisasi. Dia memiliki masalah dengan kepercayaan terhadap orang lain, dan memilih mengisolasi diri dari lingkungan tempatnya berada.
Sayangnya, paras turunan dari ibunya membuatnya sulit menjadi seorang invisible woman. Bagaimanapun berusaha nya dia untuk tidak menarik perhatian, tetap saja orang-orang di sekitarnya menaruh banyak atensi atas keberadaannya.
Salah satu orang yang benar-benar selalu memperhatikannya adalah dia, laki-laki bernama Aldino Wijaya yang merupakan salah satu orang yang sebenarnya sangat ingin dia hindari. Seorang teman satu angkatan yang cukup famous dan seorang anak sultan sejati. Pemegang sedok perak yang termasuk dalam kelas pertama yang wajib untuk di hindari oleh seorang Aleandra si anti sosial.
Tapi siapa yang tahu, si populer justru malah tertarik padanya. Dan sialnya lagi, berani menyatakan cinta di tempat seramai kantin.
"Abis ini kantin bakal jadi tempat terakhir yang bakal gue kunjungi!" Gumamnya dalam hati.
"Gue suka lo, Ya! Mau nggak jadi pacar gue?"
Seketika seluruh isi kantin riuh mendengar pernyataan pemuda tampan itu. "Terima! Terima!" Sorak-sorak dari anak-anak gengnya Dino.
Alea mendengkus. "Alay banget sih!" Batinnya yang tidak dia suarakan.
"Ribet banget sumpah jadi orang..."
"Bikin gue malu aja, njir!"
Dia masih saja menyumpah serapah laki-laki yang kini sedang menunduk di hadapannya. "Dia kira lagi main sinetron apa gimana dah!"
"Sory, No. Gue udah punya pacar!" Jawabnya sebelum meraih tas di atas meja dan meninggalkan kerumunan orang disekitar. Dia bukan tipe perempuan dalam drama yang menyukai cerita picisan semacam itu. Jadi alih-alih merasa bahagia, dia justru merasa sangat malu.
"Sial!" Alea mengumpat pelan saat mengingat kejadian yang baru dialaminya.
Any, saat ini dia sedang berada di salah satu bilik toilet karena tidak mungkin baginya untuk berkeliaran dan membuat semakin banyak orang mengenalnya sebagai salah satu aktor yang baru debut. Apalagi dengan sebuah video rekaman kejadian memalukan tadi yang tersebar di media sosial, dia sangat yakin jika sekarang orang-orang sudah mengenali wajahnya.
Orang-orang pasti akan menaruh perhatian padanya karena baru saja mengabaikan keberuntungan dengan menolak pernyataan cinta dari seorang Don Juan. Padahal untuk dirinya sendiri dia tidak akan pernah peduli soal itu. Aleandra tetaplah Alea yang senang mengasingkan diri dari sosial dan sangat benci menjadi bahan pembicaraan sekaligus pusat perhatian.
"Lo udah denger kabar terbaru belum?" sebelum Alea memutar kenop pintu kamar mandi, suara obrolan di luar berhasil menghentikan gerakannya.
"Pernyataan cinta si Dino yang ditolak?" orang yang menjadi lawan bicaranya itu menimpali.
"Iya... gue denger-denger ceweknya sebenernya belum punya pacar." Dahinya mengernyit heran. Menyadari bahwa bisa-bisanya orang-orang begitu peduli terhadap kehidupan orang lain.
"Eh iya? kata siapa?."
"Gue dapet info sih dari temen gue.... Katanya doi cewek nggak bener. Jadi nggak bisa komitmen cuma sama satu cowok!"
Alea mencoba sabar karena ingin tahu berita apa yang sudah menyebar setelah kejadian tadi. Dia melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore, yang berarti baru sekitar dua jam setelah kejadian terjadi.
"Cepet juga ya langsung pada tau...." Ucapnya pada diri sendiri.
"Bentar bentar! maksud lo gimana, Sin?" Entah siapa yang sebenarnya sedang membicarakannya di luar. Hanya kata 'Sin' yang bisa menunjukkan identitas si pelaku.
"Ya cewek nggak bener, La. Semacam ayam kampus gitu."
"Wait wait.... Kenapa bisa sejauh itu rumor yang beredar?" Alea benar-benar tidak menyangka jika kabar penolakannya malah menciptakan rumor serendah itu.
Siapa yang menyebarkan kabar sekotor itu untuk menjatuhkannya?
"Masa sih? gue liat anaknya baik gitu deh. Walau agak tertutup."
"Nah itu tuh... saking tertutupnya nyampe nggak punya temen, kan?"
"Apa yang salah dari nggak punya temen?" lagi-lagi tanyanya pada diri sendiri.
"Gue masih punya Aleta," gumamnya pada diri sendiri.
"Iya sih.... Gue liat emang kemana-mana selalu sendiri. Padahal good looking banget ya ...."
"Nah itu, La."
"Maksudnya?"
"Karena doi nggak punya temen, orang-orang jadi nggak ada yang tahu sebenernya dia siapa. Cuma kalo di liat dari penampilannya yang selalu keliatan high class dan barang-barangnya branded terus, orang nggak salah kan kalo mikir yang nggak enggak?"
Dibalik pintu, Alea mendengkus. Please, ini abad ke 21 sis!
"Siapa tau dia anak orang kaya?"
"Kayaknya bukan deh!"
Lo tau emang kalau gue bukan anak orang kaya?
Dia mencibir dua perempuan yang sedang membicarakan dirinya."Jadi maksud lo dia jual diri buat dapet itu semua?"
"Gue nggak tau sih, tapi orang-orang pada bilang gitu."
Alea sudah tidak tahan mendengarnya. Semua yang dikatakan dua gadis itu tidak ada yang benar. Daripada mendengarnya, lebih baik dia mencari kegiatan lain yang lebih bermanfaat daripada ini.
Alea memutuskan untuk keluar. Membuka pintu dengan kasar, dan melihat dua orang perempuan yang membicarakannya kaget karena ulahnya.
Tanpa mengatakan apa-apa, dia langsung berjalan keluar dari kamar mandi. Jika dia terus mendengar celotehan mereka, emosinya bisa saja meledak dan menimbulkan masalah bagi dua orang gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleandra
Teen Fiction"Ya, open BO nggak?" Gila! Alea hampir melempari laki-laki yang barusan berbicara itu dengan buku cetak setebal 350 lembar lebih yang ada di tangan kanannya. Bagaimana bisa mulutnya begitu lancar mengatakan hal menjijikan seperti itu pada perempuan...