Healing!

1.1K 202 6
                                    

Self-healing dapat diartikan sebagai sebuah proses dalam upaya menyembuhkan luka batin atau mental yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal. Luka batin atau pun mental dapat bermacam-macam seperti kesedihan yang tidak berujung, merasa gagal, cemas terhadap sesuatu tanpa sebab, ketakutan bahkan hingga mengantarkan pada depresi.

Melansir Psychology Today, self-healing menjadi upaya yang sangat penting untuk dilakukan diri sendiri dalam menyembuhkan diri. Oleh karenanya, penting bagi setiap individu untuk mengetahui penyebab luka batin yang dialami agar memudahkan proses penyembuhan luka tersebut.

Semenjak di bangku SMP Alea sudah punya mimpi untuk menjadi seorang penulis terkenal. Ayahnya yang merupakan seorang jurnalis ternama di salah satu perusahan penyiaran benar-benar menginspirasinya untuk belajar menulis dan menunjukkan hasilnya kepada dunia luar.

Entah bagaimana menulis membuatnya bahagia, dan dia juga berhasil menemukan kebahagiaan yang tidak didapatkannya ketika melakukan aktivitas lain. Menulis kemudian menjadi semacam healing yang dia lakukan ketika otaknya merasa ruwet memikirkan berbagai macam hal.

Memvisualisasikan semua keresahannya dalam bentuk tulisan dan merangkainya menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang. That's why dia lalu mulai aktif menulis dan mengikuti berbagai lomba hingga mendapatkan banyak piala penghargaan.

Sayangnya cita-cita yang diimpikannya itu kemudian lenyap dalan sekejap mata. Keluarganya yang hancur berantakan karena sang ayah punya perempuan lain di belakang ibunya, berhasil memupuskan kecintaanya pada dunia menulis hingga tidak tersisa. Tepatnya pada saat kelulusan menengah atas dimana akhirnya melihat ayah ibunya bertengkar soal perempuan simpanan ayahnya yang meminta dinikahi.

Kehidupannya langsung berantakan. Dia yang dibesarkan bersama kisah-kisah bahagia Disney kini harus menghadapi kenyataan sepahit itu saat dirinya belum cukup siap untuk menerima.

Dia terpuruk!

Ayahnya yang dulunya menjadi role model dan motivasinya dalam menulis kini menjadi semacam kenangan buruk yaang tidak ingin diingatnya kembali. Semua yang berkaitan dengan menulis berhasil membuatnya semakin membenci sang ayah. Apalagi saat ibunya akhirnya memilih untuk bunuh diri karena tidak tahan lagi dengan perbuatan ayahnya, Alea langsung merasa bahwa saat itu juga dia adalah seorang yatim piatu. Ya benar! Sosok anak yang tidak lagi punya ayah dan ibu.

Mulai merasa hidup sendirian di dunia dan mulai mengasingkan diri dari lingkungan, enggan bergaul dengan orang lain dan segala bentuk kelompok sosial apapun.

Beruntungnya, Alea masih bisa hidup di masa terpuruknya itu. Ibunya yang seorang wanita karir meninggalkan sejumlah warisan yang masih mampu mencukupi hidupnya bahkan jika dia ingin menjadi seorang doktor.

"Jadi gimana, Ya?" Seno menoleh ke arah Alea yang sedang membuat sandwich di dapur apartemennya.

Tanpa menoleh ke arah Seno sedikit pun, Lea berujar. "Ya kaya yang gue bilang tadi, Mas. Gue mau nganggur sementara dulu." Jawabnya sembari mengangkat dua potong sandwich nya yang sudah jadi dan melangkah menuju satu-satunya tamu yang mungkin akan datang ke apartemennya ini.

"Thanks." Seno menerima uluran piring dari Alea dan meletakkannya di atas meja yang ada di hadapannya.

"Nggak coba lo pertimbangin lagi?" Alea menggeleng karena mulutnya masih aktif bergerak menikmati makanan.

"Nggak, Mas. Gue udah mantep mau libur dulu. Mau chill bentar!" Alea kembali bangkit untuk mengambil minum.

"Mau sekalian minum nggak?" tawarnya pada Seno yang masih memperhatikannya.


Dia hanya mengangguk. "Terus buat kepentingan lo sehari-hari gimana?"

"Gue tau mungkin apartemen lo ini udah lunas. Tapi buat kebutuhan lain, Ya? makan, ngemall, atau yang lainnya mungkin?"

Alea terkekeh mendengar penuturan laki-laki yang sudah dianggapnya kakak sendiri. "Lo, lucu deh Mas! Kaya nggak tau gue aja."

Alea kembali berjalan ke tempat Seno berada. "Gue kan paling males banget kalo keluar gitu. Gue bahkan nggak inget kapan terakhir nge-mall dan gue rasa kebutuhan gue cuma makan aja."

"Dan tenang aja, kalo buat makan duit gue udah lebih dari cukup." Lanjutnya lagi.

"Tapi fee kali ini lumayan loh, Ya. Beda tipis doang sama yang kemaren." Seno masih mencoba membujuk gadis cantik di hadapannya.

"Lo tau kan alasan gue terima tawaran nulis dari lo kemaren-kemaren?" Seno mengangguk.

"Itu karena gue emang butuh duit banget buat nglunasin ni tempat, Mas."

"Kalo nggak urgent, gue mending cari kerja lain deh! Lo tau kan sebenci apa gue soal dunia literasi ini?" Alea meletakkan gelas berisi air yang sedari tadi di tangannya ke atas meja.

Seno yang mendengar itu hanya bisa menghela napas. Mau bagaimana pun Alea tetaplah seorang ALEANDRA yang berprinsip kuat dan tidak mudah berubah hanya karena iming-iming uang semata.

AleandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang