Update yeay!
Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan comment ya 😊***
Why the stigma is very serious?
Because is more than something that you can think!Dilansir dari merdeka.com, stigma adalah sebuah pikiran, pandangan, dan juga kepercayaan negatif yang didapatkan seseorang dari masyarakat ataupun juga lingkungannya. Stigma biasanya berupa labelling, stereotip, separation, serta diskriminasi sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi diri seorang individu secara keseluruhan.
Stigma diciptakan oleh masyarakat saat melihat sesuatu yang dianggap telah menyimpang ataupun aneh karena tidak umum. Stigma biasanya diciptakan oleh masyarakat untuk menilai sesuatu hal yang memalukan, ataupun tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah dianut oleh masyarakat. Umumnya stigma dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri, motivasi, penarikan diri dari lingkungan sosial, menghindari pekerjaan, serta kehilangan arah masa depan.
Unfortunnaly, sebagian besar orang menstigma orang lain hanya karena orang di sekitarnya juga demikian. Artinya mereka melabeli buruk seseorang tanpa tau awal mula atau duduk permasalahan dasarnya, melainkan hanya karena orang di sekitarnya sudah terlanjur menganggap orang tersebut buruk dan pantas untuk di cemooh.
Hanya dengan melihat penampilan luar orang seolah-olah sudah tau keseluruhan tentang sifat, sikap dan perilaku orang lain melebihi orang itu sendiri.
Hanya karena terlihat cuek di kira belagu dan sombong, hanya karena sering berganti-ganti barang mahal di anggap menjual diri, atau hanya karena bertato dianggap rebel dan tidak pantas untuk di terima di lingkungan sosial.
Hal-hal semacam itu menunjukkan dengan jelas bahwa istilah don't judge a book by it's cover lagi-lagi hanya menjadi sebuah ungkapan yang tidak ada makna. A lot of people selalu merasa bahwa dirinya tidak termasuk orang yang menilai orang hanya dari luarnya, berusaha menilai dari sisi objektif namun tidak menyadari atau tidak mau menerima fakta bahwa sebenarnya, dalam realitanya dia memang seperti itu. Men-judge tanpa fakta dan hanya mengandalkan asumsinya saja!
"Lo nggak cape, Tang?" laki-laki yang kini sedang memperbaiki sebuah motor di salah satu bengkel yang banyak pengunjung ini melontarkan satu pertanyaan kepada bosnya.
Meski hubungan mereka terikat bos dan bawahan, Rino tak segan untuk memperlakukan Bintang layaknya teman sendiri.
Tanpa mengatakan apa-apa, Bintang yang ada di sebelahnya hanya menoleh sekilas, lalu melanjutkan pekerjaan memperbaiki sebuah motor ninja yang ada di depannya.
"Lo mending masuk aja deh, Bos. Gue nggak bisa konsentrasi gara-gara keberadaan lo!" Kini Rino malah menyuruh Bintang untuk masuk ke dalam ruangannya dan melanjutkan pekerjaan lain asalkan tidak di sebelahnya.
Beberapa pelanggan wanita yang sedang menunggu motornya di service sedari tadi terus saja melihat ke arah Bintang dan berbisik-bisik sehingga membuat konsentrasi Rino menghilang. Lama-lama karena semakin terganggu dia tidak tahan dan menyuruh bos sekaligus sahabatnya itu untuk masuk ke dalam ruangan.
"Gue masuk, Ren." Akhirnya Bintang mengatakan bahwa dia akan masuk setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Bentar lagi mau ngampus juga ada kuliah umum." Lanjutnya memberitahu Rino bahwa dia akan naik ke atas dan bersiap untuk pergi ke kampus.
Bintang sendiri memang adalah seorang mahasiswa di salah satu kampus ternama di daerah ibukota. Salah satu mahasiswa yang sebenarnya cukup pintar namun sayangnya tidak menggunakan otaknya dengan benar.
"Masih ada kelas?" tanya Rino yang dihadiahi anggukan oleh Bintang.
"Loh mahasiswa akhir kok masih ikut kelas aja." Lanjutnya meledek Bintang yang sudah semester akhir tapi masih saja harus mengikuti kuliah bersama adik-adik tingkatnya.
Meski dia memiliki otak yang cerdas, Bintang memang terkesan main-main dalam kuliahnya sehingga harus mengulang beberapa mata kuliah bersama angkatan di bawahnya.
Dia sendiri sebenarnya tidak niat untuk kuliah, hanya saja pesan terakhir dari ibunya yang meminta dia untuk setidaknya lulus S1 akhirnya mau tidak mau membuatnya tetap berusaha untuk mewujudkan permintaan itu meski dengan ogah-ogahan.
"Diem atau gaji lo bulan ini gue tahan ya!" Tanpa berbalik, Bintang menjawab dan menunjukkan jari tengahnya kepada Rino.
"Sialan!" Maki Rino saat Bintang mengancamnya dengan menggunakan gajinya bulan ini.
***
Jika di bengkel atau lingkungan luar Bintang dianggap sebagai laki-laki yang terlihat keren, itu sangat berbeda ketika dia ada di lingkungan akademis seperti kampusnya.
Dia terkenal sebagai kakak tingkat yang menyeramkan karena jarang terlihat berbicara, menakutkan karena memiliki beberapa tato di lengannya, serta seperti anggota dari sebuah kelompok ilegal karena tipe pakaian yang sering di gunakannya.
Intinya dia tidak di kenal baik oleh orang lain. Bahkan saking terlihat nakalnya, beberapa waktu lalu dia pernah mendengar rumor jika dirinya adalah salah satu anak buah mafia di kota ini. Benar-benar rumor yang menurutnya tidak bermutu sama sekali.
"Bisa diem nggak sih!" Dia mendongakkan kepala dari yang sebelumnya ditungkupkan di atas meja, lalu menoleh ke beberapa adik tingkatnya yang duduk tepat di baris depannya.
Dia melirik seorang perempuan yang sepertinya sedang tidur, yang sedaritadi menjadi objek main-main beberapa orang yang kini tertunduk setelah di tegurnya.
Jika tebakannya benar dia sepertinya adalah perempuan yang baru-baru ini menjadi trending topik di kampus. Perempuan yang menurut rumor adalah seorang ayam kampus, yang rela menjual diri hanya untuk beberapa barang mahal yang melekat di tubuhnya.
Bintang tidak ambil peduli karena setelah dirasa orang-orang ini tidak akan berisik lagi, dia kembali ke posisinya di awal dan melanjutkan tidurnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleandra
Teen Fiction"Ya, open BO nggak?" Gila! Alea hampir melempari laki-laki yang barusan berbicara itu dengan buku cetak setebal 350 lembar lebih yang ada di tangan kanannya. Bagaimana bisa mulutnya begitu lancar mengatakan hal menjijikan seperti itu pada perempuan...