Chapter Twenty Three

127 29 4
                                    

Sehelai daun kekuningan meluncur jatuh dari sebatang pohon di halaman rumah seseorang. Jalan itu sepi, dan Jiang Yuelou sangat berhati-hati untuk tidak terlihat oleh siapapun. Dia mengawasi sekitar sebelum melangkah mendekat pada Chu Ran.

"Kau masih kenal aku?" ia berbisik, mengangkat topinya sedikit, mengekspos wajah tampannya.

Chu Ran ingin sekali menghardik. Selain karena ia merasa dibohongi karena rute kacau yang diambil si penarik becak gadungan itu, dan juga akan mengakibatkan pekerjaannya terhambat. Dia pun masih merasakan kekesalan yang aneh pada pemuda yang ia ketahui adalah kekasih Chen Yuzhi, yang ia yakini adalah seorang penipu.

"Tentu saja. Apa yang kau inginkan? Kenapa kau membawaku kemari?" Chu Ran memikirkan kemungkinan terburuk, bahwa pemuda ini mungkin akan merampok atau mengancam dirinya atas satu masalah tertentu. Dia melirik cemas pada belokan-belokan sepi di kawasan itu. Ada beberapa suara yang datang menghampiri, dan itu hanyalaha suara anak kecil berlarian.

"Dengar.." Jiang Yuelou sudah kesulitan berpikir sejak tadi pagi, dia akan melakukan apapun demi meminta bantuan gadis ini. Yuelou tahu bahwa sejak awal Chu Ran selalu curiga padanya, dan atas beberapa alasan yang tidak benar-benar ia ketahui, gadis itu selalu menatap kesal padanya meskipun ia tidak melakukan kesalahan. Yuelou mengulurkan tangan, meminta dengan sopan pada Chu Ran. Dia meletakkan tangannya yang dingin dan lembab oleh keringat di atas punggung tangan Chu Ran yang lembut. Di bawah genggamannya, ia merasakan tangan gadis itu gemetar.

"Aku mohon bantuanmu," ujar Jiang Yuelou, berdiri di depan Chu Ran yang masih duduk membeku di atas becak yang setengah miring ke depan karena kurang keseimbangan dari si penarik. Chu Ran telah melihat Yuelou beberapa kali, walau pun tidak pernah terlibat percakapan dengannya. Baru pertama kali ini ia menyaksikan wajah pria itu sangat dekat, dengan ekspresi memohon yang tulus. Chu Ran mengakui bahwa Yuelou sangat tampan dan kharismatik, fakta bahwa ia mencintai pemuda bernama Chen Yuzhi akan membuat setiap gadis menangis. Tetapi Chu Ran tidak peduli karena selama ini ia tidak tertarik pada Jiang Yuelou. Namun pada momen tidak terduga, saat mata mereka bertemu, dan tangan Yuelou yang gugup menyentuh jemarinya, Chu Ran diam-diam merasakan hatinya perlahan luruh dan berubah menjadi abu. Yuelou menggoreskan ujung jarinya pada punggung tangan Chu Ran membuat gadis itu terkesiap dari ekspresi terpana.

"A--apa yang bisa kulakukan?" ia menyahut gugup. Kemudian tergesa-gesa menarik tangannya. Darahnya berdesir saat Yuelou tidak bersedia melepas pegangan pada tangannya.

"Ini tentang Chen Yuzhi," ujar Yuelou, kecemasannya semakin meningkat dan tanpa sadar genggamannya pada Chu Ran semakin erat, bukan karena ia ingin, melainkan hanya berupa reflek dari kekacauan pikiran. Dia tidak sempat memikirkan apa akibat sentuhannya dan tatapannya pada gadis polos seperti Chu Ran.

Mendengar nama Yuzhi disebutkan pemilik bibir tipis dan tegas namun penuh daya tarik itu, sekelebat adegan kebersamaan mereka yang sempat dipergoki Chu Ran kembali terbayang. Gadis itu menelan liur, agak sulit menerimanya saat ini.

"Kenapa dengan Chen Yuzhi?"

"Aku ingin kau menemuinya siang ini pada jam istirahat para pegawai Union Bank. Kemudian --" ia menunduk, melepas tali yang mengikat kotak makan kayu berukuran sedang di bahunya. Gerakannya terhenti sesaat, menatap Chu Ran sekali lagi, lebih dalam dan lama, seolah ia tengah mencari jawaban dari satu pertanyaan.

"Tunggu, apa aku benar-benar bisa mempercayaimu?" ia bertanya pada Chu Ran, tak ada satu pun diantara keduanya yakin akan jawabannya.

"Lalu, kenapa kau datang menemuiku dengan cara seperti ini?" Chu Ran balas bertanya, cemberut.
"Apa yang membuatmu yakin aku akan memenuhi permintaanmu?"

Yuelou bimbang sejenak.
"Aku tidak tahu," ia mendesah bingung. Entah apakah keputusan yang diambilnya hanya sekedar naluri yang membuatnya memohon pada Chu Ran, apa pun itu,  ia harus berjudi dengan nasibnya sekarang.

𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang