Chapter Twenty Five

154 32 17
                                    

[ Chapter ini lanjutan dari chapter satu karena thor nim menggunakan alur mundur ]

Chen Yuzhi bisa melihat api menyala di mata pria tinggi ekslusif di hadapannya, dan di mata orang-orang yang berpencaran. Sewaktu kemarahan Zhan Junbai semakin melonjak, dia mendorong bahu Chen Yuzhi kuat-kuat hingga pemuda itu terhuyung. Tidak ingin menodai tangannya dengan perkelahian kasar, ia menggerakan jari, memberi isyarat pada anak buahnya untuk menghajar sekaligus menggeledah Chen Yuzhi.

Saat orang-orang tak dikenal menyerangnya, pergerakannya terlihat beriak dan mengombak seperti ilusi di mata Chen Yuzhi yang penuh tanya. Salah seorang dari mereka merenggut tas miliknya, membuka dan mencakar-cakar isinya mirip sesosok mahluk pengerat yang panik karena kelaparan. Tidak ada apapun yang mereka temukan di sana selain benda-benda pribadi Chen Yuzhi. Kesal karena tidak mendapatkan apa yang dicari, pria itu membanting tas ke tanah hingga isinya berhamburan keluar.

"Berliannya tidak ada di sini, tuan!"

"Bodoh! Dia pasti menyimpan di balik bajunya," Zhan Junbai menggeram.

Mereka menjambak dan menggeledah pakaian Chen Yuzhi tetapi masih tidak bisa menemukan apa-apa. Pemuda itu memberontak, kemampuan berkelahinya tentu saja kalah jauh dari Jiang Yuelou mau pun preman-preman ini. Maka, setelah beberapa kali upaya menyerang, Chen Yuzhi terhuyung-huyung dengan beberapa memar di tubuh dan wajahnya.

Ketakutan dan gelombang rasa panik mencengkeram hatinya, mencakar, mengoyak pertahanan mentalnya. Chen Yuzhi sama sekali tidak tahu apa yang mereka inginkan darinya, dan mengapa. Satu tendangan membuat tubuhnya tersungkur. Chen Yuzhi terpelanting ke tanah basah, menatap genangan air tidak jauh darinya. Di atas genangan itu pantulan bulan separuh yang lemah melayang diantara kabut hitam. Sebuah pemandangan memucat, mengejeknya, menyumbat nafasnya hingga merasa sesak. Dia teringat Jiang Yuelou, semakin teringat padanya saat memandang bayangan langit malam. Kenapa dia tidak datang? Apakah yang terjadi padanya juga seburuk ini?
Tetapi mengapa?

Namun tentu saja Chen Yuzhi belum bisa menemukan jawabannya sekarang. Dia juga tidak tahu apakah bulan dan langit malam akan masih sama baginya setelah hari ini.

"Coba periksa juga kotak itu!" Zhan Junbai menunjuk pada kotak makan yang terlempar tidak jauh dari kaki Chen Yuzhi.

"Tidak," pemuda itu berusaha bangkit, tetapi satu tendangan melayang ke arah dada. Dia melindungi dirinya dengan menyilangkan lengan, tendangan itu keras, dan walau pun dadanya terhindar dari serangan yang bisa saja membuat rusuknya patah, rasa ngilu di lengan akibat benturan membuatnya kembali terhempas ke tanah.

Salah satu dari mereka mengambil kotak kayu yang biasa digunakan untuk membawa bekal makanan. Gerakannya tampak ragu. Kecurigaan bahwa di dalamnya ada berlian yang dicari terdengar agak tidak masuk akal. Tetapi bukan tidak mungkin.

Jiang Yuelou memintanya untuk menjaga kotak itu baik-baik. Itu yang ada di pikiran Chen Yuzhi. Tetapi bagaimana mungkin dalam situasi seperti sekarang ini?

"Tidak ada apapun, tuan. Hanya ada kue bulan dan minuman."

Beberapa potong kue bulan terserak di tanah dalam genangan basah sisa hujan. Sebuah gelas kopi terbuat dari plastik dilengkapi lid-nya juga terlempar dari dalam kotak. Semuanya berantakan. Dan kegelapan morat marit berubah menjadi pemandangan bisu tumpahan makanan bercampur dengan air hujan dan tanah. Warna-warni yang tak serasi, perhatian Jiang Yuelou dalam bentuk kotak itu teraduk dengan kemarahan, ketulusan dibalaskan kekerasan. Chen Yuzhi merasa ingin marah, ingin muntah dan ingin menangis bersamaan.

Chen Yuzhi bergerak menuju sisa-sisa makanan yang berserakan. Tak urung satu denyutan keras memantul di dada dan pelipisnya. Dia sangat terkejut. Benar-benar kue bulan, juga segelas kopi vietnam dingin. Apa maksud Jiang Yuelou?

𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang