Ketika Chen Yuzhi bangun pada pagi hari, dia masih belum bisa menunjukkan rasa penasaran aneh yang melonjak dalam dirinya akibat menguping semalam. Saat itu baru pukul tujuh dan matahari musim gugur belum lagi terasa hangat. Dia duduk di meja makan menghadapi secangkir kopi yang ia siapkan sendiri.
Jiang Yue Lou muncul dari kamar dalam setelan resmi untuk pergi ke kantor. Wajah tampannya dihiasi senyum cerah ketika bertatapan dengan Chen Yuzhi, senyuman yang membuat pikiran kalut Chen Yuzhi tercerahkan.
"Kuharap kau tidur dengan baik semalam," menarik satu kursi meja makan, Jiang Yue Lou duduk berseberangan dengan Chen Yuzhi. "Matamu nampak berbinar pagi ini, itu jejak mimpi indah," ia tertawa kecil meraih cangkir kopi dan menyesapnya.
"Kau membuat kopi ini untukku?"
Chen Yuzhi mengangguk dan tersenyum.
"Aku ingin minum kopi di pagi hari, kupikir aku harus membuatnya sendiri. Ada setoples kopi Brazil terbaik di lemari persediaanmu."
"Mengesankan," Jiang Yue Lou balas tersenyum.
"Untuk menu sarapan, aku akan membawamu pagi ini ke D'rhiez. Di sana ada roti-roti terbaik yang diimpor dari Inggris."
Jiang Yue Lou memiliki selera yang tinggi,
batin Chen Yuzhi, meneguk kopinya sedikit dan melamun.
Beberapa kali Jiang Yue Lou meliriknya, tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum dari tepi cangkir. Senyuman manis di pagi hari mengisi hal-hal lain ke dalam otaknya.
Tapi hal lain apa.
Ketukan di pintu mengusik acara minum kopi yang hening. Bagi Chen Yuzhi yang tengah memikirkan banyak hal, bunyi itu terdengar melengking, membuatnya terperanjat.
"Biar aku saja," Jiang Yue Lou tersenyum geli. Dia bangun dari kursi, berjalan menuju pintu.
"Ah kau rupanya," terdengar suara Yue Lou menyapa seseorang.
Chen Yuzhi menoleh ke pintu tepat di saat seorang pria tinggi berwajah serius masuk. Penampilannya meski tidak serapih Jiang Yue Lou, tapi tidak urakan. Pria itu menatap pada Chen Yuzhi melalui ambang pintu ruangan tengah tempat meja makan berada.
"Kau tidak mengatakan sedang ada tamu," pria itu berkomentar, Chen Yuzhi mengangguk samar tetapi hanya dibalas tatapan heran dari pria itu.
"Aku akan bicarakan lain kali," ujar Yue Lou, kembali ke meja makan. Sementara pria itu duduk di sofa dan mengambil koran pagi.
"Dia Song Rong, asistenku," Yue Lou bicara tanpa ditanya.
"Hmmm.. Asisten? Maksudmu seperti seorang pelayan begitu?"
"Lebih dari pelayan. Ah, dia sudah seperti temanku."
Awalnya Chen Yuzhi menimbang-nimbang akan tinggal lebih lama di apartemen Jiang Yue Lou sementara pria itu bekerja. Memikirkan pulang ke rumahnya yang sepi, dia hanya akan disergap rasa bosan, terbangun setiap pagi dalam rumah kosong.
Tetapi kehadiran pria lain dalam apartemen Yue Lou membuatnya tidak nyaman. Dengan cepat ia menjadi gelisah dan Jiang Yue Lou menangkap perubahan ekspresinya.
"Kau ingin pulang?" ia bertanya.
Chen Yuzhi mengangguk cepat.
"Ya, " dia menatap langsung ke mata pria tampan di hadapannya.
Sebenarnya, meskipun Chen Yuzhi tidak terlalu luwes dalam bersosialisasi dan mudah sekali cemas, dia bisa dikatakan memiliki sifat unik. Keras dibalik lembut, terlihat bimbang tetapi bisa menjadi sangat tegas. Satu lagi, dia bukan seorang penakut. Dia tidak takut pada Song Rong, hanya merasa tidak nyaman. Mungkin pria itu tidak menyukai dirinya sejak pandangan pertama dan bagi Chen Yuzhi, itu sama sekali bukan masalah.
![](https://img.wattpad.com/cover/271837678-288-k968216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫)
FanfictionRomansa di bawah hujan tercipta tanpa diduga, perjumpaan singkat seorang pemuda manis dengan seorang eksekutif misterius di sebuah kafe, membawa kisah mereka bergulir sampai jauh. Kesan pertama selalu banyak kisah tak terungkap. Pria tampan berkhar...