Piring di atas meja datang silih berganti, makanan disajikan dengan hati-hati di piring porselen putih, aroma daging dan sayuran memenuhi ruangan. Ada keheningan di sekitar, para pelayan berdiri dengan tangan ke bawah. Jiang Yuelou sudah terbiasa dengan lingkungan seperti ini, mulutnya mengunyah bersemangat, Song Rong makan hanya sedikit dan dia tidak banyak bergerak.
Hidangan utamanya adalah steak lada hitam yang langka, Jiang Yuelou memotongnya menjadi potongan-potongan kecil dengan pisau, memakannya perlahan-lahan.
Song Rong menelan seteguk anggur, menunduk melihat steak di piringnya. Hidangan itu terlihat sangat lezat. Ia melihat Jiang Yuelou nampak kurang bersemangat.
"Dagingnya dipilih dengan baik, rasanya sangat luar biasa di mulut. Apa kau tidak menyukainya?"
Jiang Yuelou dengan perlahan menggigit kecil, mengunyahnya, lidahnya bisa merasakan sesuatu yang enak dan berkata, "Orang kaya makan makanan lezat ini setiap kali makan, tidak heran mereka berkelahi demi uang."
Song Rong tertawa dan berkata, "Kau mengatakan itu seolah-olah mereka merampok dari hartamu."
"Aku tidak dirampok. Aku merampok," Jiang Yuelou tersenyum tipis.
"Kau juga merampok hati wanita?" Song Rong bertanya dalam nada ambigu.
"Lupakan! Tidak ada yang menarik bagiku," ketika mengatakan itu, Jiang Yuelou tanpa sengaja beradu pandang dengan Chu Ran yang berjalan melewati mejanya.
Gadis itu yang ia temui di Shanghai Velvet. Kenapa sekarang harus bertemu lagi di restoran ini?
Jiang Yuelou mengernyit tidak senang, memikirkan apakah gadis bersama pria itu membuntutinya atau hanya kebetulan.Chu Ran menoleh lagi dan lagi. Rambut lurus sebahunya menyentuh anggun kerah blazer berwarna hijau lumut dengan gaya sangat feminim. Chu Ran pun menatapnya lebih lama dari biasanya ia menatap orang asing.
Jiang Yuelou menyipitkan mata sekilas, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain, pada satu sosok pria berjas abu yang berdiri dekat counter pembayaran, dia sepertinya datang bersama gadis dengan blazer hijau karena tak lama kemudian mereka berbincang-bincang.
"Dia di sini," tiba-tiba Song Rong berbisik rendah.
"Hm?" Jiang Yuelou awalnya mengira itu ditujukan pada Chu Ran, gadis di Shanghai Velvet yang tidak lelah memandanginya. Tetapi dugaannya keliru. Song Rong bicara tentang seseorang yang berjalan perlahan, pria paruh baya mengenakan setelan serba hitam dan berkacamata.
"Ah, Tuan Qiu Ming sudah datang," Song Rong terkekeh gugup.
Pria itu menarik kursi, duduk berhadapan dengan Jiang Yuelou dan mengangguk samar pada Song Rong. Sebenarnya, dia tidak menakutkan. Auranya persis sama dengan orang biasa pada umumnya, bahkan lebih terlihat seperti seorang ayah yang baik alih-alih seseorang yang patut disegani. Itulah yang dipikirkan oleh Jiang Yuelou saat melihat sikap Song Rong. Dia tidak memiliki kemampuan berbasa-basi, dan meskipun posisinya tidak lebih dari bawahan biasa, dia tidak bersikap berlebihan dan berkata datar.
"Kapan anda tiba dari Jincheng?" sudut bibirnya membentuk senyum sangat tipis.
"Tadi sore, tepat matahari terbenam. Aku tidak sempat memberitahumu, tapi kau sangat tanggap dan cerdas hingga bisa segera menemuiku di sini," pria berkacamata bicara tenang, tetapi suaranya relatif pelan. Suasana restoran mulai sepi karena malam telah larut, dan Chu Ran sudah berlalu keluar beberapa menit yang lalu.
"Kenapa Zhan Junbai tidak bicara langsung padaku sampai harus mengirimmu kemari?"
"Sebenarnya aku dalam perjalanan ke kota lain, dia ingin aku lewat dan memeriksa situasi dan keadaanmu di sini secara langsung."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫)
FanficRomansa di bawah hujan tercipta tanpa diduga, perjumpaan singkat seorang pemuda manis dengan seorang eksekutif misterius di sebuah kafe, membawa kisah mereka bergulir sampai jauh. Kesan pertama selalu banyak kisah tak terungkap. Pria tampan berkhar...