Queen Mary Restaurant 07.00 PM
Chen Yuzhi duduk gelisah di salah satu kursi dalam restoran mewah itu. Di hadapannya sebuah meja bundar berlapis kaca dan taplak berenda. Dua buah goblet yang masih kosong, dan sebatang lilin putih yang menjadi ciri khas restoran itu. Nuansa romantis sangat kental, seolah memang restoran itu diperuntukkan untuk sepasang kekasih yang berkencan.
Chen Yuzhi sesaat merasa sangat tolol. Di rumahnya beberapa jam lalu, dia mengobrak-abrik lemari pakaiannya. Mencari kostum yang cocok untuk berkencan dan menghabiskan satu jam memperbaiki penampilannya. Hasil akhirnya bisa dilihat sekarang.
Mengenakan kemeja putih, celana hitam yang baru dibelinya dua hari yang lalu, dipadu dengan blazer panjang bermotif kotak dengan gradasi hitam dan hijau tua. Sepatu kulit yang disemir tanpa henti sampai sampai kulitnya nyaris terkikis. Penampilan bergaya barat yang terlihat santai.
Tapi, apa dirinya memang akan berkencan?
Duduk sendiri menatap nyala lilin yang bergoyang, benaknya kembali bermonolog.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Aku tidak pernah makan malam romantis dengan seseorang
Apa aku terlalu cepat memulai, bagaimana kalau ternyata berakhir saat ini jugaMengapa aku tiba-tiba menunggu orang asing di tempat ini bahkan tanpa tahu apa tujuannya
Ini terlalu sulit…
Baiklah, aku tidak boleh tegang..
Astaga.. Dia datang…
Chen Yuzhi meremas jemari di bawah meja, rasa canggung mulai merayapinya. Sepasang matanya otomatis terbelalak saat pemuda misterius itu berjalan mendekat , menarik kursi dan duduk di seberangnya.
Dengan setelan serba hitam, dan efek magis cahaya lilin yang romantis. Wajah itu semakin memukau. Chen Yuzhi mendadak kesulitan mengedipkan mata. Seolah ada sebatang korek api yang menahan kelopaknya.
Pemuda itu tersenyum tipis.
“Aku minta maaf atas ajakan makan malam yang mendadak ini,” dia berkata tenang dan datar.
“Dan aku terlambat, maaf membuatmu menunggu. Aku harus menyelesaikan perkerjaanku terlebih dulu.”Chen Yuzhi mencoba tersenyum manis, tapi yang terlahir adalah senyuman penuh kekakuan.
“Tidak apa-apa, aku senang,” ujarnya, setelah mengatakan itu tiba-tiba ia merasa agak tidak nyaman.
Sebenarnya, apa pekerjaannya? Apa dia pegawai Union Bank? Chen Yuzhi membatin dengan pandangan tertunduk.
“Aku tidak suka makan sendirian,” si pemuda berkata lagi.
“Rasanya sangat sepi.”
Chen Yuzhi mengangguk setuju, dan Kembali tersenyum kaku.
Apakah dia bermaksud memberitahuku bahwa dia belum punya pacar?
Chen Yuzhi berpikir liar, seliar tatapannya mengawasi permukaan meja. Tidak berani membalas tatapan pemuda di depannya.
“Yah, aku juga tidak menyukainya, sendirian menjelang usia tiga puluh..” Chen Yuzhi menyahut datar.
![](https://img.wattpad.com/cover/271837678-288-k968216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫)
FanfictionRomansa di bawah hujan tercipta tanpa diduga, perjumpaan singkat seorang pemuda manis dengan seorang eksekutif misterius di sebuah kafe, membawa kisah mereka bergulir sampai jauh. Kesan pertama selalu banyak kisah tak terungkap. Pria tampan berkhar...