Chapter Ten

331 58 6
                                    

Hujan turun dengan derasnya sepanjang sisa siang disertai dengan hembusan angin kencang. Beberapa tetes hujan besar mendarat di kepala dan tubuh Chen Yuzhi yang tengah berdiri di tepi jalan. Setelah menghabiskan waktu bekerja di bank sebagai akuntan serta masih harus mempelajari banyak hal baru, ia merasa kelelahan saat jam pulang akhirnya tiba.

Butuh beberapa saat untuk ia menyadari bahwa saat itu sedang hujan. Langit suram, dan tetesan hujan es jatuh ke matanya saat dia perlahan mengangkat kepalanya. Chen Yu Zhi berkedip dan menepisnya dengan telapak tangannya. Wajahnya diselimuti butiran air dingin.

Dia tidak membawa payung mau pun pelindung lainnya. Satu-satunya yang bisa ia gunakan untuk melindungi kepala adalah tasnya. Dia berlari kecil menuju satu kedai penjual makanan dan berteduh di bayang lengkung atap.

Di toko buku Jin Ma, Song Rong telah mengatakan semuanya pada Jiang Yue Lou disertai satu dugaan samar bahwa pemuda lembut itu mungkin sudah mengetahui bualannya yang brilian. Song Rong sempat memikirkan apakah Jiang Yuelou akan benar-benar mengkhawatirkan pemuda itu.

"Tampan, kau sungguh luar biasa. Kau memberikan nomor telepon toko buku milikku dan mengatakan bahwa kau seorang manager di Union Bank," Song Rong meringis, tidak bisa dikatakan mengomel, hanya terheran-heran akan imajinasi Jiang Yuelou yang menggelikan.

"Aku mengatakannya begitu saja," desah Jiang Yuelou.

Song Rong benar. Jiang Yuelou memang khawatir. Dia ingin segera menemui Chen Yu Zhi setelah menyadari bahwa dia diam-diam menyelidiki identitasnya dan kemungkinan menutup pintu komunikasi dengan paksa. Tidak ada telepon lagi sejak tadi siang. Jiang Yuelou menunggu pemuda itu kembali menelepon ke toko buku tapi ruangan tetap hening hingga sore yang diguyur hujan tiba.

Mungkin dia lelah. Dia pasti lelah. Dia bekerja sebagai pegawai baru dan harus banyak belajar serta istirahat yang baik. Tidak ada gunanya pergi menemuinya sekarang, dan dia pasti juga tidak ingin melihat dirinya karena sudah ketahuan berbohong.

Memikirkan hal ini, Jiang Yue Lou berjalan ke pintu keluar toko buku. Hujan semakin pelan, berubah menjadi kabut halus, dan rasa dingin meresap ke dalam pakaiannya. Pemuda tampan itu membuka pintu mobil, masuk ke dalamnya dan mengemudi di jalanan French Concession yang tergenang air hujan.

***

Waktu berjalan lambat sementara Chen Yuzhi menunggu hujan benar-benar berhenti. Lampu jalan mulai menyala sebagian dan bayang-bayang pun memanjang.

Chen Yuzhi tidak suka berlama-lama di sana. Ia melihat tempat yang pernah ia kunjungi bersama Jiang Yuelou untuk makan. Queen Mary restaurant yang gemerlap oleh lampu-lampu dan lampion yang saling bertabrakan saat tertiup angin.

Hari akan gelap pada waktu makan malam, mungkin Chen Yuzhi akan secara tidak sengaja memilih makan malam di luar dan juga memilih restoran yang sama. Dia menoleh pada satu box telepon umum, berpikir untuk menghubungi lagi Jiang Yuelou dan mengundangnya keluar untuk makan. Pemuda tampan itu mungkin tidak akan menyukainya, tapi dia juga ingin berbicara dengan Jiang Yuelou.

Chen Yuzhi tidak yakin apakah ia siap untuk membuat perasaannya lebih terlibat dengan kebohongan yang dia katakan.

Bagaimana dengan pernyataan cinta dan juga sikap romantis di awal perjumpaan, apakah itu juga kebohongan.

Satu riksaw lewat dengan tergesa-gesa dan Chen Yuzhi menghentikannya tanpa mempedulikan hujan. Tapi baru saja dia hendak menjejakkan kaki ke dalamnya, satu mobil muncul dari arah belakang dan membunyikan klakson. Sontak Chen Yuzhi menoleh, di balik tirai rapat hujan dia melihat wajah Jiang Yuelou mengintip dari balik kaca depan mobil, segera si pemuda tampan misterius itu menyembulkan kepala dari kaca samping dan berseru, "Yuzhi, masuklah!"

𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐧' 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang