Bab II - The Struggle

1.9K 184 2
                                    

Flashback to Once Upon A Time

It was never been easy.

Hermione selesai membersihkan penthouse barunya dengan bantuan Harry, Blaise, dan Theo. Kini ia mengusap perutnya sambil bersantai di sofa ruang keluarga tepat di depan tv. Di kanan dan kirinya ada Pansy dan Ginny yang sama - sama hamil.

"Bagaimana keadaanmu, Hermione?" Pansy memulai percakapan.

Hermione mengelus perutnya yang terlihat buncit dengan kasih sayang, "We're fine, Pans."

"You sure? Sejauh ini bagaimana Amerika?" ujar Ginny ikut menambahi.

"Aku sudah mendapat pekerjaan yang cukup strategis di kementrian Amerika. Sejauh ini sangat lancar, alasanku memilih Amerika untuk melanjutkan hidup karena orang - orang disini lebih 'mind their business' and not being so nosy so, yeah, its nice. I got private life as I wanted here." Jawab Hermione dengan senyuman, matanya menatap sekeliling penthouse barunya yang megah di lantai paling tinggi sebuah gedung pencakar langit di Manhattan, New York.

Penthouse ini salah satu dari banyak gedung magical di New York yang yang dibeli Hermione langsung memiliki view Central Park diluar jendelanya, dilengkapi dengan foyer, 2 master bedroom, 3 guest room, 4 total kamar mandi, balkon, wine cellar, swimming pool indoor, Jacuzzi, massive living room, play room, dining room, and kitchen, dan perpustakaan yang nyaman untuk bersantai.

Hermione menyulap satu kamar tamu untuk dijadikan ruangan kerjanya yang dinding di kanannya full kaca yang mana Hermione dapat menyaksikan view sambil menerilekskan diri. Hermione menghabiskan hampir 100 juta dollar untuk membeli penthousenya. Hermione selalu memiliki selera yang tinggi dengan preferensi tempat tinggal, dan Hermione akan memulai hidupnya yang baru oleh sebab itu ia akan membuat segalanya sempurna.

Banyak yang mengira jika Hermione dan Draco adalah pasangan yang jomplang, walaupun statement itu paling banyak menjadi pandangan orang - orang di sekitarnya, baik Hermione maupun Draco sama - sama tahu bahwa mereka salah. Hermione memang tidak terlalu menyukai perhiasan dan sesuatu yang menyala - nyala berlebihan.

Tapi, Hermione suka sesuatu yang classic, kecil, penuh arti dan mahal. Terkadang sesuatu yang kecil justru lebih mahal daripada sesuatu yang terlihat besar dan berlebihan.

Love language seorang Draco Malfoy adalah showering gifts, tentu saja. Draco suka memberikan Hermionenya sesuatu yang menurutnya pantas didapatkan wanitanya.

Hermione worth more than just Malfoy vaults, oleh sebab itu Draco punya kebiasaan menghabiskan uangnya untuk Hermione. Draco akan bekerja sangat keras, mendapatkan uang, kemudian menghabiskannya pada Hermione, membawa barang bagus dari berbagai macam belahan dunia, Karena itu merupakan bahasa cintanya untuk satu - satunya gadis yang tidak menginginkannya, satu - satunya gadis yang tidak melihatnya dari nama belakangnya, satu - satunya gadis yang berani menamparnya di tahun ketiga mereka, satu - satunya gadis yang disiksa di rumahnya, satu - satunya gadis terindah yang pernah matanya tangkap.

Draco Malfoy used to be smitten man if it comes to Hermione Granger.

Oleh sebab itu, Hermione semakin terbiasa dari tahun ke tahun.

"Hermione!" sentak Ginny di samping kirinya menyadarkannya dari lamunannya.

"Yes?" jawab Hermione gagap.

"Apa ada yang mengganggumu?" tanya Pansy sambil menyipitkan matanya.

"No. let's have dinner, shall we?" ujar Hermione mengalihkan kedua temannya.

Wanita hamil itu berjalan ke arah Theo, Harry, dan Blaise yang sedang mengangkat kursi - kursi dan meja makan besar kayu mahogany dengan tongkat mereka. "Apa ada yang bisa aku bantu?" sela Hermione.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang