Bab XVII - Where Ferret Missed His Otter

1.4K 146 11
                                    

Draco dan Leo akhirnya floo ke Diagon Alley pada 9.15 setelah menghabiskan sarapan buatan Hermione, ayah dan anak itu duduk dalam diam yang canggung selama sarapan setelah Hermione pergi. Draco ingin memulai pembicaraan namun ia tidak ingin membuat anaknya merasa tidak nyaman.

Begitu sampai ke Diagon Alley, Draco bersikeras untuk mereka tetap berpegangan tangan. Leo sempat menolak namun Draco memaksanya dan sekarang mereka bergandengan tangan erat sambil menyusuri Diagon Alley.

"Apa kau mau sebuah peliharaan?" tanya Draco.

Leo berpikir sebentar, "Nope, I think. Mum bilang akan membelikanku ferret jika aku sudah 11 tahun." Jawab Leo ringan.

Draco tersedak ludahnya sendiri, "Ferret?" kagetnya.

"Aku suka ferret," sahut Leo mengangguk – anggukkan kepalanya.

Draco terdiam, mereka tidak pernah bertemu namun kenapa ikatan antara Leo dan dirinya terasa begitu kuat?

"Your mother was an otter," kata Draco tiba – tiba.

Leo mengangguk – anggukkan kepala, "Her patronus, yes,"

"Mine is ferret," ujar Draco lagi.

Kemudian Leo terhenti dalam diam, mata abu – abu besarnya mendongak melihat pria pirang tampan dengan mata yang sama menatap balik dirinya.

"I'll show you," ujar Draco kemudian menarik Leo ke gang kecil diantara toko Ollivanders dan Gambol and Japes, kemudian menarik tongkatnya dari sakunya. Draco butuh 4 tahun lamanya untuk bisa kembali mengeluarkan patronusnya. Draco memfokuskan perasaannya saat pertama kali melihat Hermione bersama Leo, "Expecto patronum," bisiknya kemudian sulur – sulur putih dari ujung tongkat Hawthorn-nya membentuk ferret yang memantul – mantul di udara.

"Woah," bisik Leo dengan mata takjub melihat ferret putih yang memantul di udara, kedua mata hitam pekat kecilnya menatap Draco dan Leo bergantian sambil memantul - mantul di udara.

Draco tersenyum gemas kepada Leo, "Me and your mother used to played with our patronus," ujar Draco lagi. "In our living room, when we chill, in our Manor." Bisik Draco lirih, Leo hampir tidak bisa mendengarnya.

"Manor?" tanya Leo memastikan.

Draco hanya mengangguk, "Ada perpustakaan yang lebih besar daripada Hogwarts di Manor, apakah kau mau berkunjung sekali – sekali?" tanya Draco tidak yakin.

Leo ragu sebentar, "Apakah boleh?"

Draco mengusap kepala Leo dengan sayang, ferretnya segera memudar karena tongkatnya sudah ia masukkan lagi ke dalam jubah, "Jika ibumu mengizinkan, tentu saja, Manor adalah rumahmu juga. Nanti, aku akan membawamu ke vault pribadimu di Gringotts dan akan kutunjukkan semua warisanmu yang ada disana dan di Manor, jika kau mau tentu saja." Ajak Draco.

Leo terdiam, "Warisan?"

Dan Draco tidak bisa menahan tawanya, "You are my heir, my son. Sole heir House of Malfoy." Jawab Draco bangga.

"My last name is Granger," heran Leo sedikit kebingungan.

Draco hanya menyeringai, "You are a Malfoy too, as much as Granger," jawab Draco ringan, kemudian mengajak Leo ke tempat utama yang ingin mereka kunjugi, "Quality Quidditch Supplies sudah dekat, ayo." Ujar Draco menautkan tangan mereka lagi kemudian melanjutkan perjalanan.

Draco dan Leo mengambil perhatian hampir semua pasang mata yang berseliweran di Diagon Alley, karena sekarang Leo tidak menutupi warna rambutnya lagi, mereka terlihat seperti sepasang ayah dan anak yang menikmati waktu santai di Diagon Alley. Draco menggunakan jubah hitam sebagaimana ia selalu berpakaian dan Leo juga memakai jubah hitam karena pilihan Hermione hari itu.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang