Bab XXII - Tears

1.3K 153 9
                                    

Leo menatap ibu dan ayahnya bergantian dengan alis terangkat. Kepala kecilnya dipenuhi pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam ruangan studi ayahnya beberapa hari yang lalu. Leo sudah memerintahkan kepada semua peri rumah untuk melepas kunci di sekitaran ruangan ber jam – jam yang lalu, namun kedua orangtuanya tidak kunjung keluar dari ruangan tersebut.

Karena khawatir, Leo hendak menyusul namun Snitch dan Flossie menahannya di depan pintu, mengatakan bahwa sang tuan muda tidak boleh menginterupsi apapun yang terjadi di dalam ruangan.

Begitu ayah dan ibunya keluar, itu karena Mipsy mengumumkan makan malam telah siap, dan kedua orangtuanya sekarang duduk dalam diam, namun mata mereka masing – masing bengkak.

"Apa kalian tidur bersama?" Tanya Leo polos, ayahnya langsung tersedak wine yang sedang ia minum, dan ibunya tersedak potongan beef wellington yang sedang ia kunyah. Padahal, Leo bertanya hanya karena matanya akan bengkak jika ia tidur terlalu lama, oleh karena itu ia asumsikan Draco dan Hermione mungkin ketiduran di dalam ruangan dan sejak mereka terkurung bersama, mereka ketiduran bersama, kan?

"Bad attitude, Leonard. You are not allowed to talked after what you've been done to us." Hermione mendesis, coklat madunya menusuk pada kelabu Leo, dan ia hanya bisa menunduk.

"I'm sorry, Mummy, I just—"

Kemudian suara sesegukkan terdengar jelas, Leo mendongakkan kepalanya dan melihat ibunya yang kuat dan tegas menagis seperti bayi. Bahu wanita yang paling ia sayangi itu bergetar hebat, dan tangannya yang selalu membelai Leo sampai tidur itu menutupi wajah rupawannya, tapi Leo bisa tahu kalau air mata Hermione tak bisa berhenti mengalir.

"C'mere, baby." Bisik Hermione.

Leo langsung menuruni kursi dengan melompat dan kemudian memutari ujung meja dan menghampiri ibunya yang duduk di sisi kanan kepala meja yang diisi ayahnya kemudian memeluk ibunya sangat kuat.

Hermione menangis semakin keras, sesegukkannya memilukan sampai beberapa peri rumah mengalihkan tatapan mereka sambil menghapus air mata.

......

Hermione merasa bersalah.

Itu memukulnya telak sejak ia mengetahui fakta bahwa sebenarnya Draco diracuni. Hermione berkali – kali mencoba meyakini dirinya bila tindakan impulsifnya untuk pergi dari Inggris dan menyembunyikan Leo dari Draco adalah karena bentuk defensifnya karena harga dirinya yang telah dicederai parah oleh Draco.

Namun bagaimana pun juga, Hermione mengingat masa ketika ia hampir kehilangan Leo di tengah malam pendarahan dan sendirian, ia yakin ia akan bunuh diri saat itu jika saja Leo tidak berhasil diselamatkan. Hermione mengingat segala perang yang ia dan Leo lalui karena mereka tidak memiliki kepala keluarga.

Hermione seharusnya tidak pernah menarik Draco dari Leo dan membiarkannya tumbuh bertahun – tahun tanpa kasih sayang seorang ayah. Seandainya Hermione tidak langsung meninggalkan Draco, mereka punya banyak tahun bersama – sama.

Hermione egois.

Karena keegoisannya, ia memisahkan Draco dan Leo begitu saja hanya karena ia terluka. Hermione malu dan sekarang ia tidak bisa berhenti menangis sambil memeluk putranya erat – erat di pelukannya.

"I'm sorry, baby." Bisiknya berulang – ulang, tubuh kecil di dalam pelukannya juga bergetar hebat.

Sorry for being selfish.

I almost lost you.

Sorry for making you feel lonely.

Draco tidak tahu berapa lama Hermione dan Leo berpelukan sambil menangis, namun itu terasa sangat lama. Hingga keduanya terdiam dan suara sesegukkan benar – benar hilang, Draco menyadari Hermione dan Leo tertidur sambil berpelukan.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang