Bab XIV - Father and Son

1.8K 180 18
                                    

Begitu punggung ibunya hilang di lorong, Leo ditinggalkan dengan Flossie di sampingnya dan beberapa murid yang sedang sibuk sendiri. Leo meluruskan jubahnya, melangkah masuk kedalam kastil lagi untuk kembali mencari perpustakaan.

Flossie di sampingnya sudah kepayahan dan loncat – loncat panik, "Young Master must stay!" pekik suaranya yang terdengar serak

Leo pura – pura tidak mendengar, meneruskan langkahnya semakin mendekati kastil. Hingga jalannya ditutupi oleh Flossie, Leo langsung mengubah ekspresinya kesal.

"Jangan halangi aku, Flossie. Dan aku hanya akan mencari perpustakaan dan akan baik – baik saja. Aku akan kembali ke danau hitam setelah aku menemukan perpustakaannya." Jengkel Leo kepada teman sepermainannya sejak masih dalam popok itu.

Leo dan rasa penasaran adalah sesuatu yang tidak bisa di tahan. Flossie tahu betul bahwa Leo akan melakukan apapun untuk memuaskan rasa penasarannya. "Flossie gagal, Flossie gagal dalam menjaga Young Master." Flossie berteriak dengan gila, membenturkan kepalanya pada dinding kastil.

Flossie tahu betul ketidakmungkinan untuk menghentikan Leo dari rasa penasarannya, oleh karena itu Flossie akan bermain dengan rasa empatinya. Dan benar saja, Leo menatap Flossie dengan ngeri, "Stop! Stop! Kau akan terluka, Flossie." Pekik Leo nyaring, menarik lengan kurus Flossie untuk mencegahnya menyakiti diri sendiri.

"Bukankah seharusnya kau mendengarkan ibumu?" sebuah seuara nakal penuh ketertarikan menyela, Flossie kontan membatu di tempatnya, mata hijaunya melotot dan gelombang panik menyapunya.

"Master," Flossie tanpa sadar membungkukkan badannya, hidungnya hampir menyentuh tanah dalam keabdiannya yang masih terikat dengan tuan dimana darahnya terjalin karena sihir keluarga.

Leo menatap Flossie binggung, apa katanya?

Master? Siapa?

Kemudian Leo menengok dan mendongak pada objek penghormatan Flossie, seorang pria tinggi dengan pakaian dan jubah yang serba hitam, terlihat gagah dan tampan, pirang platina lurus, mengkilat dibawah sinar matahari. Leo mendongakkan kepalanya, mencoba melihat dengan baik sosok laki – laki yang mencoba memberinya saran untuk mendengarkan ibunya.

 Leo mendongakkan kepalanya, mencoba melihat dengan baik sosok laki – laki yang mencoba memberinya saran untuk mendengarkan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan kedua pasang mata abu – abu identik bertubrukan.

Dan Leo tahu, siapa pria di hadapannya ini.

Seperti sihir yang melingkupi mereka meletus letus bahagia karena bertemunya dua jiwa yang kehilangan satu sama lain, baik Leo dan Draco sama – sama terdiam, menikmati sensasi yang mengelilingi mereka.

Draco tidak mampu menahan emosinya, pelupuk matanya dipenuhi air mata kerinduan.

"Bolehkah aku memelukmu?" bisik Draco, matanya lurus menatap bocah brunette ikal yang membatu balas menatapnya.

Leo terdiam, batinnya berdebat di dalam hatinya.

No.

Yes, Please.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang