Bab XXVI - Daily Us

1.5K 145 13
                                    

"Bagaimana dengan yang ini?" tunjuk Draco pada cincin Ruby yang berkilaiuan.

Leo memiringkan kepalanya, "Itu juga bagus." Angguknya.

Draco menghela napasnya karas, "Semua cincin yang kutunjukkan, kau bilang bagus, son! Spesifiknya kira - kira apa yang akan membuat ibumu langsung menerima lamaranku?" ujarnya frustrasi.

Leo balas menghembuskan napas berat, iris abunya memutar memperhatikan gringgotts keluarganya yang penuh dengan permata yang berkilauan dan emas galleons yang berpantul membutakan matanya. Ini adalah pertama kali Leo benar - benar menyadari bahwa ia memiliki sendok emas di lidahnya sejak lahir.

"Mum memang akan cantik memakai semua heirloom yang kau tunjukkan, Dad." Jawab Leo dengan sabar, "Lagipula, yang akan membuatnya menerima lamaranmu bukanlah seberapa cantik dan berkilaunya cincin yang kau berikan, tapi siapa yang melamarnya. You know it well," lanjutnya mulai tidak sabar, ayahnya bertindak seperti anak remaja yang baru jatuh cinta dan akan melamar cinta pertamanya, Merlin, haruskah ia ingatkan bahwa ini adalah pernikahan kedua mereka dan bahkan mereka sudah memiliki Leo sebagai buntut?

Oh, ayolah.

"Apakah menurutmu ia akan menerima lamaranku?" Tanya Draco lagi.

Leo mengangguk, "Mum said you make her happier, Dad. She'll have you, trust me." Jawabnya mulai berjalan menjauh untuk melihat beberapa Gucci antic, lukisan, dan pajangan - pajangan antic dengan bentuk yang aneh.

"She did?"

"Yeah."

Draco terdiam sebentar, kemudian seulas senyum terpatri di wajahnya.

......

Hermione menempeli Draco seperti lem beberapa hari belakangan ini, membuat Leo memutar bola matanya 27/7 karena kesal melihat kedua orangtuanya seperti di mabuk cinta. Hermione melihat Draco dengan mata memuja dan penuh cinta, dan Draco tentu saja membalas afeksi yang diberikan Hermione dengan senang hati.

"Bisakah kalian berhenti?" kesal Leo, mata abu - abunya menusuk pada ibu dan ayahnya yang sudah cuddle saling menumpuk diatas sofa cashmere padahal ini baru jam 9 pagi, mereka baru saja selesai sarapan, dan Leo sangat muak.

Hermione menaikkan alisnya, "What's wrong baby? Wanna join?" ajaknya merentangkan tangannya gestur menyambut putranya.

Leo dengan tegas menggeleng, "No, Mummy. Aku hanya khawatir, are you okay? Kau terlihat sangat clingy kepada Daddy akhir - akhir ini."

Draco konstan membeku, matanya bergulir menatap Hermione dari atas sampai bawah, "Ada apa? Apa kau merasa tidak nyaman?"

Hermione terdiam karena baru tersadar, merasa aneh akhir - akhir ini karena ia tidak bisa menahan tangannya untuk dirinya sendiri, "Aku baik - baik saja?" jawabnya tidak yakin.

Leo hanya mengangkat bahunya begitu tahu ibunya baik - baik saja, "Baiklah, aku akan bermain bersama Flossie sambil menunggu Diego dan James." Ujarnya sambil bangkit.

"Apa James dan Diego akan datang?" Tanya Hermione.

Leo mengangguk, "Kami janjian akan terbang di halaman belakang Manor jam 10 nanti, Flossie, Lila, dan Vinyl akan mengawasi kami."

"Baiklah, pastikan untuk memakai pengaman. Omong - omong, iapa Lila dan Vinyl?" Tanya Hermione lagi tidak familiar.

"Vinyl adalah house elf milik Zabini dan Lila adalah house elf milik Parkinson." Jawab Draco.

Hermione baru ingin memprotes dengan membuka mulutnya, namun Leo lebih dulu menyelanya, "Mereka free elf, Mum. Uncle Harry dan Uncle Blaise membayar mereka."

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang