Bab XIX - Ally

1.3K 151 19
                                    

Leo menghabiskan banyak waktu di perpustakaan Manor untuk membaca dan menyerap semua ilmu pengetahuan yang bisa ia dapatkan. Draco menemani putranya tanpa banyak protes, hanya duduk disampingnya sambil memegang buku, namun matanya menyerap keberadaan putranya disampingnya.

Draco sibuk memerhatikan alis putranya yang berkerut, pipi tembamnya yang kemerahan, jari - jari kecilnya yang gemuk menelurusi bait, caranya menggigit pipi dalamnya saat menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya, bibir kecilnya yang mengerucut dan bagaimana itu terlihat benar - benar seperti milik Hermione.

Draco hanya diam disamping Leo, menikmati waktu kebersamaan mereka dalam sunyi.

Hingga akhirnya waktu jam makan malam, Draco tetap berusaha bonding dengan terus menemukan topik pembucaraan dan Leo akan menyahutinya sekali - sekali, ini pertama kalinya dalam sekian banyak tahun Draco habiskan kesepian hanya dengan sendirian diatas meja makan.

Hingga sebuah pertanyaan Draco sedikit menarik minat Leo, "Mum is single, but.." sebelah alis Leo terangkat, mencoba mengingat sesuatu.

Garpu Draco berhenti di udara.

"Banyak sekali yang mengejar Mum, itu tidak pernah berhenti, Mum punya mantan yang sangat banyak. Namun sebenarnya begitu putus, tidak terlalu banyak yang gigih, kecuali satu.." ucap Leo sambil membalurkan saus jamur diatas daging yang matang sempurna, dipotong dadu dadu kecil sesuai kesukaannya.

Draco mengangkat sebelah alisnya menunggu.

"Mr. Foster adalah yang paling gigih sekaligus menjengkelkan." Bibir Leo mengerut dalam cibiran.

"Apa kau tahu nama depannya?"

Leo mengangguk ringan, "Aldrich Foster, Mum selalu memanggilnya 'Al'. Mum dan Mr. Foster telah putus saat malam tahun baru kemarin, tapi ia laki - laki yang gila." Cibir Leo kesal.

Draco terdiam dan tangannya mengepal, kemudian dagunya terangkat angkuh, sebagian karena jengkel, sebagian lagi menutupi perasaan sakit hatinya begitu memikirkan tahun - tahun yang ia lewati penuh penyesalan sedangkan Hermione berusaha move on dan menata hidupnya, "Gila bagaimana?"

"Ia mengejar Mum kemana pun, Merlin." Leo mengusap saus di ujung bibirnya, tiba - tiba tidak bernafsu melanjutkan makannya karena mengingat pria yang menurutnya sangat menjengkelkan, "Bahkan MACUSA tidak bisa melakukan apapun tentang itu, mereka lebih takut oleh pengaruh keluarga Foster dibanding kesejahteraan karyawannya."

"Apa dia menganggumu?"

"Yeah, belakangan ini tidak karena katanya ia sedang di Serbia untuk meluaskan bisnisnya. Kalau tidak salah, ia juga seorang pebisnis ramuan, apakah kau mengenalnya?" tanya Leo.

Draco memberikan seringainya, "Oh, aku sangat mengenalnya, son." Jawab Draco.

"Bussiness partner, then?"

"Not partner, Leonard. We're not civil." Sahut Draco berbahaya.

Leo hanya mengangguk - anggukkan kepalanya, "Yeah, dia pasti musuh yang tidak mudah untuk kau hadapi." Ujarnya mengangkat bahu.

Draco menaikkan alisnya tersinggung, "Kenapa begitu?"

Leo menelan kunyahan terakhirnya, menaruh garpu dan pisau diatas meja makan dengan pelan, "Karena, Mr. Draco, kurasa penilaian tentangmu dimata ibuku ada dibawah Mr. Foster." Leo menatap ayahnya tajam, "Karena Mum tidak pernah menghindari Mr. Foster dalam keadaan apa pun, karena Mum memutuskan hubungan mereka hanya karena aku tidak menyukai hubungan mereka. Bukan seperti kau yang menghancurkan hubungan kalian duluan, Mum dan Mr. Foster ada pada keadaan baik, tapi kau?" Leo menaikkan alisnya, puas melihat pigmen hilang dari wajah tampan ayahnya.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang