Bab IX - Go Home

1.2K 145 2
                                    

"Aku tidak akan pernah memaafkan si brengsek yang satu itu, Nott." Harry Potter meludah, mengambil firewhisky-nya dengan kasar.

"Aku juga tidak ingin memaafkannya, Harry. Tapi kau tahu sendiri mereka hanya menyiksa diri satu sama lain seperti ini, mau sampai kapan?" sambar Blaise dengan intonasinya yang lebih rendah.

"Jadi kalian menarik intel kalian, dan dengan begitu informasi akan mudah Draco dapatkan dan kemudian ferret akan kembali mengejar Hermione sampai ke ujung dunia, apa itu rencana kalian?" jengkel Harry menatap kedua temannya dengan mata lasernya.

Blaise dan Theo mengangguk polos.

Harry mengerang dan mengusap wajahnya lelah, "Pansy said it's about time too. Quick note, aku tidak akan membuat kesempatan kali ini mudah, Nott, Zabini. No one can hurt my sister more than this, kalau ferret tidak bisa membuktikan dirinya pantas, aku tidak akan segan membunuhnya kali ini, Azkaban would be damned." Ancam Harry dengan nada rendahnya.

"Hermione is my sister too, you idiot. I want her happiness as much as you." Ujar Blaise.

"Hanya, kau tau, setelah memiliki Sebastian, dan melihat Draco menggendongnya pertama kali, itu menyakitiku menyadari dia tak pernah menggendong Leo bahkan hanya sekedar tahu tentang putranya yang luar biasa, damn. Jika itu di posisiku, bayangan jika aku tidak mengenal putraku dan melewati banyak moment - moment pertama bersamanya menyakitiku dan menyadari bahwa kita terlalu lama ikut campur. If he want to redeem it, we must not intervere anymore, mate. Bagaimana hasil akhirnya, itu adalah Hermione yang menentukan." Ujar Theo.

Harry terdiam, diam - diam tercubit saat memikirkan bagaimana rasanya apabila dijauhkan dari James dan Lily bahkan dibiarkan tidak mengenalnya. Bagaimanapun, ia memiliki hak setidaknya untuk sekedar tahu.

Dan bahkan Harry tidak bisa membayangkannya apabila ia ada di posisi Draco, perasaan yang Draco alami. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, yang terpupuk oleh rasa kecewa, marah, dan jijik terhadap sosok Draco yang telah menyakiti Hermione, Harry mengerti.

......

Hermione memasukkan baju - baju Leo sambil termenung. Bagaimana caranya menutupi identitas Leo di Inggris, Merlin?

Trik untuk menyembunyikan warna rambut putranya tidak akan berhasil untuk komunitas sihir Inggris, tidak akan ada yang akan mempertanyakan jika Leo milik Draco karena pria kecil itu adalah spitting image dari seorang Draco Malfoy.

Semua orang akan tahu jika dirinya dan Draco memiliki putra, lalu selanjutnya bagaimana?

Ini adalah Inggris, rumahnya, tempat masa lalunya, dan Hermione akan menarik segala macam pers dengan kedatangannya dan putranya. Hermione menatap kosong, untuk sementara terdiam sebelum realisasi membasuh kesadarannya.

This was the worst idea.

She could never passed.

Napanya memburu, dan Hermione menenangkan dirinya dengan menepuk - nepuk dadanya.

Need to escape.

Need to run.

I need-

"Mistress?" suara sutra di kanannya membuatnya menengok, memperhatikan Flossie dengan pandangan khawatir, di tangannya segelas air putih.

Hermione langsung menyambar gelas yang peri rumahnya pegang, "Thank you, Flossie."

Flossie memiringkan kepalanya, "Young master sudah siap berpakaian, Mistress. Flossie akan bawa semua koper - koper," ujar Flossie.

Detak jantung Hermione memacu, bisakah rencana mereka dibatalkan? Hermione tidak bisa meresikokan identitas putranya, "A-aku-"

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang